Khutbah Jumat : Menjadi Umat Terbaik

Khutbah Jumat : Menjadi Umat Terbaik

Khutbah Jumat : Menjadi Umat Terbaik

 الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (الأحزاب: ٧۰(

Jama’ah Jum’at rahimakumullah

Takwa adalah bekal meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Takwa dalam makna konsekuen menjalankan perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya. Luzum Tho’atillah selain konsekuen juga berarti ber-ikhtiar mengagungkan Allah SWT.

Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan segenap pengikutnya. Semoga kita termasuk dalam umatnya yang memperoleh syafa’at beliau.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah

Allah SWT berfirman:

 وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا (البقرة: ١٤٣(

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) sebagai “umat pertengahan” (QS al Baqarah: 143).

Imam an Nasafi dalam Madarik at-Tanzil wa Haqa’iq at-Ta’wil atau Tafsir an-Nasafi menjelaskan tentang makna wasath dalam ayat di atas sebagai berikut :

 جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا بَيْنَ الْغُلُوِّ وَالتَّقْصِيْرِ فَإِنَّكُمْ لَمْ تَغْلُوْا غُلُوَّ النَّصَارَى حَيْثُ وَصَفُوا الْمَسِيْحَ بِالْأُلُوْهِيَّةِ وَلَمْ تُقَصِّرُوْا تَقْصِيْرَ الْيَهُوْدِ حَيْثُ وَصَفُوْا مَرْيَمَ بِالزِّنَا وَعِيْسَى بِأَنَّهُ وَلَدُ الزِّنَا

“Kami (Allah) telah menjadikan kalian umat pertengahan antara sikap melampaui batas, dan sikap teledor dan meremehkan. Sesungguhnya kalian wahai umat Muhammad tidaklah melampaui batas seperti sikap kaum Nasrani yang menyifati ‘Isa dengan sifat ketuhanan, dan tidak pula bersikap merendahkan seperti sikap kaum Yahudi yang menuduh Maryam sebagai pelaku zina dan ‘Isa sebagai anak zina”

Begitu pula Rasulullah SAW bersabda:

 خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا (رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ فِي شُعَبِ الْإِيْمَان (

“Sebaik-baik perkara adalah perkara yang tengah” (HR al Baihaqi dalam Syu’ab al Iman)

Baca Juga : Khutbah Jumat : Berkah Ramadhan Untuk Indonesia

Jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Tidak ekstrem kanan dan tidak ekstrem kiri, tidak melampaui batas yang digariskan oleh syariat, memuliakan sesama ciptaan Allah SWT merupakan salah satu kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW.

Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak berlaku ekstrem. Penyebab ekstremisme dan terorisme adalah bersikap berlebih-lebihan dalam masalah agama. Penyebab sikap berlebih-lebihan dalam agama adalah karena kebodohan.

Rasulullah SAW bersabda :

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَه(

“Wahai manusia, hindarkanlah diri kalian dari sikap berlebih-lebihan dalam agama, karena sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan dalam agama” (HR Ahmad, an-Nasa’i dan Ibn Majah).

Jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Sebaik-baik perkara adalah sikap pertengahan, tidak melampaui batas yang digariskan syariat dan tidak berada di bawah batas yang digariskan oleh syariat. Berlebih-lebihan atau melampaui batas, termasuk dalam hal keyakinan, perbuatan atau perkataan akan memunculkan pada diri seseorang benih-benih kezaliman dan permusuhan.

Benih kezaliman dan permusuhan inilah yang kemudian menghancurkan umat-umat terdahulu.

Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW bersabda dan diulang sampai tiga kali:

 هَلَكَ المُتَنَطِّعُوْنَ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ (

“Binasalah orang-orang yang yang melampaui batas” (HR Muslim)

Baca Juga : Khutbah Jumat Singkat Menyambut Ramadhan dengan Gembira

Sikap ekstrem jelas tidak hanya membinasakan pelakunya tapi juga meluluhlantakkan sendi-sendi berbangsa dan bernegara.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Allah SWT berfirman :

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ (النساء: ١٧١ (

“Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar” (QS an Nisa’: 171)

Ahlussunnah wal Jama’ah meyakini keyakinan yang moderat tentang Allah dan Rasul-Nya. Seorang Muslim tidaklah berlebihan dalam meyakini Allah sampai dengan menggambarkan wujudnya meskipun Allah adalah wujud. Seorang Muslim meyakini bahwa Allah tidak menyerupai segala sesuatu.

Seorang Muslim juga tidak mengangkat derajat Nabi sampai ke derajat ketuhanan kemudian menyembahnya. Tidak juga menurunkan derajatnya sampai mengatakan beliau sama saja dengan seluruh makhluk. Seorang Muslim yang moderat tidak mengikuti pendapat Khawarij yang sangat mudah meng-kafirkan orang-orang yang tidak sependapat dan sepaham.

Mereka bahkan meng-kafirkan seluruh pelaku dosa besar serta menghalalkan darah dan harta mereka. Seorang Muslim juga tidak boleh mengikuti ajaran bahwa semua agama sama, yaitu aliran yang mengatakan bahwa apa pun agama seseorang kelak akan masuk ke dalam surga. Paham-paham semacam itu adalah bentuk ekstremisme dalam pemikiran yang bersumber dari kesalahpahaman terhadap Al-Qur’an dan hadits, dan harus diperangi dengan ilmu.

Baca Juga : Khutbah Jumat : Hargai Perbedaan dan Jaga Persatuan

Jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dalam Risalah Ahlis Sunnah wal Jama’ah menyampaikan bahwa penyebab utama dari sebuah ajaran sesat yang mungkin saja menjadi benih-benih ekstremisme adalah kebodohan dalam masalah agama. Hal tersebut bisa terjadi karena dua hal :

Pertama, tidak menguasai seluk beluk bahasa Arab dan berbagai gaya bahasa (asalib) dalam bahasa Arab. Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa sekian banyak orang tersesat dari jalan yang benar dikarenakan mengikuti pemahaman orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang berbagai gaya bahasa dalam bahasa Arab.

Beliau menyatakan, Al-Ashmu’i meriwayatkan dari al Khalil dari Abu ‘Amr bin al ‘Ala’, ia berkata:

 أَكْثَرُ مَنْ تَزَنْدَقَ بِالعِرَاقِ لِجَهْلِهِمْ بِالعَرَبِيَّةِ

“Kebanyakan orang yang zindik di Irak disebabkan kebodohan mereka tentang bahasa Arab.”

Kedua, tidak memiliki perangkat keilmuan yang cukup ketika menjelaskan kewajiban ber-madzhab bagi orang awam. Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy’ari menjelaskan bahwa pemahaman orang awam tidak diperhitungkan sama sekali, selama tidak sesuai dengan pemahaman para ulama besar.

Karena sesungguhnya masalah bukan berada pada teks-teks Al-Qur’an ataupun hadits yang memang sahih, melainkan terletak pada pemahaman yang keliru terhadap teks-teks yang dibacanya.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Banyak sekali penyakit, racun dan wabah pemikiran yang sesat dan menyesatkan, penyebabnya adalah kebodohan dalam masalah agama dan mengikuti fatwa-fatwa menyimpang dari sumber-sumber yang tidak jelas di masyarakat.

Kami mengingatkan kepada kita semua untuk menjauhi sikap melampaui batas dan jangan sampai kita terpengaruh dengan orang-orang yang ingin menjerumuskan kita ke dalam api neraka.

Terutama mereka yang merayu kita untuk membunuh orang-orang tua, perempuan dan anak-anak atas nama agama dan menyebut pembunuhan keji itu sebagai jihad.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Ekstremisme dan wasathiyyah adalah dua hal yang berbeda. Memerangi ekstremisme dan terorisme tidak akan berhasil dilakukan kecuali dengan menyebarkan wasathiyyah. Jika wasathiyyah telah dipahami, maka ekstremisme akan hilang. Wasathiyyah adalah nilai-nilai ajaran Aswaja yang moderat. Mendekatlah kepada para ulama yang moderat. Timbalah ilmu dari guru-guru yang betul-betul terpercaya dan bersanad serta berajaran Ahlussunnah wal Jama’ah Asy’ariyyah Maturidiyyah.

Baca Juga : Khutbah Jumat: Perbanyak Sujud Dalam Tarawih

Jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Semoga kita sekalian dapat menjadi umat terbaik di tengah masyarakat, agar kebodohan penyebab ekstremisme dapat hilang dan tatanan kehidupan masyarakat yang sejahtera dapat terbangun.

 أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Penulis : Muhammad Arief Albani

Download Naskah Khutbah Jumat : Menjadi Umat Terbaik DISINI.

Tulisan sebelumnyaKultum Ramadhan, 6 Etos Kerja dalam Islam
Tulisan berikutnyaAnsor Purwojati Bagikan Takjil Gratis

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini