Jadi Orang Islam Tidak Harus Jadi Orang Arab

Jadi Orang Islam Tidak Harus Jadi Orang Arab
Jadi Orang Islam Tidak Harus Jadi Orang Arab

Islam memang lahir di Arab, akan tetapi Islam tidak hanya diperuntukkan orang Arab saja.

Sejak awal, Islam diturunkan untuk menjadi tuntunan semua manusia.

Hal ini sebagaimana tersirat dalam QS. Al-Maidah: 3, bahwa Islam adalah agama sempurna, Dan Allah ridha Islam menjadi agama untuk semua umat manusia.

Dengan ini berarti di dalam Islam ada Arabnya, akan tetapi juga ada tuntunan (ajaran) untuk semua manusia sepanjang zaman.

Penting bagi kita untuk bisa membedakan mana islam dan mana Arab; mana yang universal dan mana yang lokal-temporal.

Dengan kata lain, orang-orang yang non-Arab yang memeluk Islam, mereka bisa ber-Islam secara maksimal (kaffah) tanpa harus menjadi orang Arab.

Misalnya kita lahir di Indonesia. Kita lahir di Indonesia ini adalah takdir tuhan.

Dengan ditakdirkan-Nya kita lahir di Indonesia, otomatis tuhan punya maksud di balik takdir-Nya itu.

Salah satu maksud di balik takdir tuhan tersebut -secara sederhana dapat dikatakan- ialah agar kita menjadi orang Indonesia.

Jadi Orang Islam Indonesia

Orang yang minum air dari airnya Indonesia, makan dari buminya Indonesia, tinggal di atas tanahnya Indonesia, dan bahkan berbahasa dan berbudaya dengan bahasa dan budaya Indonesia.

Sekali lagi dengan ini, keindonesiaan kita adalah takdir tuhan, maka cara terbaik menerima takdir adalah dengan mensyukuri kenyataan kita sebagai orang Indonesia dengan segela keindonesiaan yang melekat pada diri kita.

Akan tetapi selain kita orang Indonesia, kita juga orang yang beragama Islam.

Agama yang lahir di Arab, agama yang kitab sucinya berbahasa Arab, agama yang nabinya orang Arab, dan agama yang ritual ibadahnya banyak menggunakan Bahasa Arab.

Baca juga: Jadikan Keragaman Fikih Sebagai Etika Sosial

Sebagaimana pernyataan di atas, bahwa berdasarkan petunjuk Al-Qur’an, Islam adalah agama untuk semua manusia sepanjang zaman.

Sedang masyarakat itu memiliki persamaan juga perbedaan, yang dengan ini berarti di dalam Islam ada ajaran yang tidak terikat oleh ruang dan waktu dan ada ajaran yang terikat oleh ruang dan waktu.

Maka orang Islam di mana pun dan dari negara mana pun ia bisa ber-Islam tanpa harus kehilangan identitas daerah atau negaranya tersebut.
Wallahu A’lam Bish Shawwab!

Penulis: Dr. Munawir, S.Th.I, M.Si., dosen Ilmu Tafsir Hadits UIN Saifuddin Zuhri dan pengurus LBM PCNU Banyumas 2023-2028

Tulisan sebelumnyaNgaji Ramadhan Penuh Happy, PAC Muslimat NU Patikraja
Tulisan berikutnyaKeistimewaan Menjadi Umat Kanjeng Nabi Muhammad SAW

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini