Yang Dimiliki dan Yang Dinikmati

Menikmati yang dimiliki
Menikmati yang dimiliki

Setiap kita pasti memiliki sesuatu, akan tetapi tidak setiap sesuatu yang kita miliki tersebut, semuanya bisa kita nikmati; ada sebagian yang kita miliki, justru dinikmati oleh orang lain.

Di sinilah kiranya kita harus memiliki pemahaman tentang konsep rezeki.

Secara sederhana, rezeki adalah sesuatu yang kita nikmati, seperti makanan yang kita makan sampai habis, minuman yang kita minum sampai habis, dan pakaian yang kita pakai saat itu.

Baca juga: Menikmati Ujian Hidup

Dengan demikian, tidak setiap yang kita miliki akan menjadi rezeki kita, karena terkadang ada sebagian yang kita miliki tersebut menjadi kenikmatannya orang lain.

Dalam konteks penjelasan di atas, agar lebih mudah dipahami, contoh dan ilustrasi sederhananya adalah sebagai berikut.

Bisa jadi, penjual nasi padang adalah orang yang memiliki banyak nasi dan banyak lauk, akan tetapi justru yang menikmati nasi dan lauk tersebut adalah orang lain.

Bisa jadi, penjual aneka minuman adalah orang yang banyak memiliki minuman, akan tetapi aneka minuman tersebut terkadang malah tidak ada satu gelas pun yang menjadi rezekinya, karena semua habis terjual dan menjadi kenikmatan para pembelinya.

Bisa jadi, penjual baju dan pakaian adalah orang yang paling banyak memiliki stok baju dan pakaian, akan tetapi stok baju dan pakaian yang banyak tersebut, seringkali yang memakainya adalah orang-orang lain.

Baca juga: Ber-Islam Dengan Dosis Manusia

Dirinya sendiri malah tidak kebagian satu pakaian pun dari stok yang dimilikinya.
Dengan demikian, sekali lagi menjadi jelas bahwa tidak setiap yang kita miliki, semua-muanya menjadi rezeki kita.

Dari sini kiranya menjadi jelas pula bahwa yang membedakan antara orang kaya dan orang miskin adalah pada sesuatu yang dimilikinya, bukan pada sesuatu yang dinikmatinya.

Orang kaya, sudah pasti memiliki hidangan dan menu makanan yang mewah dan berlimpah.

Berbeda dengan orang miskin yang hanya memiliki hidangan dan menu makanannya seadanya.

Akan tetapi dari hidangan dan menu makanan tersebut, yang akhirnya dimakan sampai habis dan atau diminum sampai habis oleh orang kaya dan orang miskin adalah relatif sama, yaitu sama-sama satu piring nasi dan satu gelas air minum.

Orang kaya, sungguh memiliki banyak stok baju dan pakaian, sedang orang miskin barangkali hanya memiliki baju yang menempel di badan.

Akan tetapi baik orang kaya maupun miskin, keduanya sama-sama memakai satu baju. Demikian seterusnya.

Dengan ini semua, boleh-boleh saja orang kaya memiliki sesuatu yang lebih banyak dari orang miskin.

Akan tetapi rezeki keduanya bisa jadi relatif sama, yaitu sama-sama sehari makan tiga kali, minum 8 gelas, dan sama-sama memakai satu atau dua baju untuk menutupi dan melindungi badan.

Rezeki kita bukan semua yang kita miliki, tetapi makanan yang kita makan sampai habis, minuman yang kita minum sampai habis, dan pakaian yang kita pakai saat itu.

Wallahu A’lam Bish Shawwab!

Penulis: Dr. Munawir, S.Th.I, M.Si., dosen Ilmu Tafsir Hadits UIN Saifuddin Zuhri dan pengurus LBM PCNU Banyumas 2023-2028

Tulisan sebelumnyaModerasi Beragama 2.0, Mewujudkan Perilaku Sosial, Ekonomi, Politik Yang Moderat
Tulisan berikutnyaTerbentuk! Sako Pramuka Ma’arif NU Patikraja Masa Bakti 2024-2028

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini