JAKARTA,nubanyumas.com – Muktamar ke 34 Nahdlatul Ulama (NU) yang akan berlangsung di Provinsi Lampung, 23-25 Desember 2021 nanti, mengusung tema Menuju Satu Abad NU, Membangun Kemandirian Warga Untuk Perdamaian Dunia.
Tema Muktamar ke 34 NU
Makna filosofis dari tema muktamar ke 34 NU itu menurut Ketua Panitia Pelaksana, kiai Imam Aziz adalah menjelaskan bahwa muktamar kali ini sangat penting karena NU berada dipenghujung usia satu abad.
Tema muktamar ke 34 NU ini, lanjut kiai Imam Aziz menjadi agenda besar NU dalam menyongsong usia satu abad, sehingga pada muktamar nanti NU perlu melakukan berbagai refleksi atas berbagai macam keberhasilan yang sudah dicapai, serta menyiapkan strategi menuju abad kedua.
Salah satu dari keberhasilan NU adalah, masih kata Imam Aziz, NU susah selesai ketika membahas tentang kebangsaan, juga tentang sumber daya manusia (SDM) sudah cukup baik. Kemudian juga dibandingkan dengan timur tengah, NU sudah tuntas tentang hubungan relasi antara negara dan masyarakat.
“Bahkan menunjukan hubungan yang cukup baik antara warga sipil. NU ada disitu dengan negara. Itu juga sudah tertata dengan sistem demokrasi yang berbasis pada kepribadian Indonesia, dan masih banyak lagi keberhasilan NU,” kata Imam Aziz dilansir dari NU Online.
Baca Juga : Ini Link Download dan Makna Logo Muktamar ke-34 NU
Kiai yang juga menjadi ketua PBNU itu menjelaskan, salah satu hal yang perlu diperhatikan dengan serius oleh NU dalam menuju satu abad ini adalah tenteng kemandirian warga NU dibidang ekonomi, menurutnya hal tersebut belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Kemudian tentang perdamaian dunia, itu sengaja dipilih karena hal itu telah menjadi kebutuhan dasar, warga dunia membutuhkan peran NU di kancah global.
“Mandiri itu berdaulat, kita sangat kaya dari sisi ekonomi dan sumber daya alam yang ada tapi belum berdaulat. Inilah yang perlu direfleksikan kedepan,” lanjutnya.
Kiai Imam lalu menjelaskan bahwa ia baru saja menerima kunjungan Duta Besar Afghanistan yang sangat berharap NU sebagai mentor bagi keberlangsungan penyelenggaraan negara disana. Tak hanya gagasan Islam Moderat yang mereka butuhkan, tetapi juga hal-hal penting lainya juga mereka butuhkan.
“Tapi sampai pada pendampingan ekonomi, budaya dan penyelenggaraan pemerintahan serta keamanan. Mereka, saat ini sudah enggan menengok Amerika dan negara-negara barat. Mereka justru tertarik pada NU dan Indonesia untuk membimbing pengelolaan negara,” tegasnya.
Untuk itu, kita harus berperan betul tidak hanya dakwah islam moderat, tapi juga hal-hal lainya yang bisa mewujudkan perdamaian dunia.(*)