Mandat Gus Yahya Bagi Peserta Muktamar Pemikiran NU 2023

Mandat Gus Yahya
Mandat Gus Yahya

Pembukaan Muktamar Pemikiran NU 2023 dibuka dengan orasi kebudayaan sekaligus mandat Gus Yahya kepada warga Nahdliyyin.

Gus Yahya mengingatkan bahwa saat ini masa depan datang begitu cepat bahkan sebelum sempat dipikirkan.

Media sosial mempercepat kedatangan masa depan yang menimbulkan dampak buruk bagi cara berpikir mengenai masyarakat.

Masyarakat kini hanya dianggap sebagai entitas akun dengan pola komunikasi yang tidak memperdulikan perasaan dan etika.

Bagi pengambil kebijakan, masyarakat tak ubahnya hanya angka-angka statistik yang menyederhanakan cara pengambilan kebijakan.

Cara berpikir semacam ini merupakan fenomena dehumanisasi yang mengesampingkan aspek kemanusiaan.

Dehumanisasi ini yang harus dilawan oleh NU, salah satunya adalah dengan program GKMNU.

Gerakan Keluarga Maslahat NU merupakan agenda “humanisasi” untuk mempererat hubungan kemanusiaan pengurus NU dengan warga Nahdliyyin.

Baca juga: Satgas GKMNU Ranting Kutasari: Warga Nahdliyin Wajib Tahu 9 Fondasi Keluarga Maslahah Ini

Kini sudah ada satuan tugas GKMNU di 17ribu desa yang secara berkelanjutan akan mengelola program-program pembangunan masyarakat.

GKMNU juga bisa diberdayakan untuk mendiseminasikan hasil gagasan dari Muktamar Pemikiran NU.

Muktamar Pemikiran, Jangan Hanya Milik Kaum Akademia

Gus Yahya mengingatkan kepada panitia dan peserta Muktamar Pemikiran, jangan sampai agenda pemikiran hanya dianggap milik kelompok akademisi NU saja.

Akademisi merupakan kelompok sosial baru di kalangan NU yang terdiri dari para dosen, peneliti, dan pengamat.

Muktamar ini adalah milik semua kalangan Nahdliyyin, maka agenda muktamar pemikiran harus mampu menjangkau ke level paling bawah yaitu ranting NU.

Caranya adalah dengan mengadakan agenda serupa pada level yang lebih lokal dengan tema yang berbasis lokalitas pula.

Muktamar Pemikiran NU kedua ini dituntut untuk menghasilkan rumusan yang bisa dipraktekkan pada semua level masyarakat.

Akan sangat bermasalah jika merumuskan agenda yang hanya bisa dilakoni oleh kalangan terbatas saja.

Gus Yahya juga berpesan agar tak ada perbincangan politik dalam sesi apapun di Muktamar Pemikiran NU.

Jangan Menentukan Arah Masyarakat, Rumuskanlah Prinsip!

Situasi masyarakat saat ini dihadapkan dengan permasalahan yang begitu kompleks.

Kompleksitas ini memustahilkan adanya satu rumusan ideologi yang bisa menyelesaikan semua permasalahan.

Gus Yahya tidak ingin Muktamar Pemikiran NU terjebak pada keinginan untuk merumuskan satu ideologi tunggal.

Yaitu ideologi tentang konstruksi dan imajinasi masyarakat ideal yang kemudian dipaksakan ke semua lapisan masyarakat.

Menurut Gus Yahya, akan sangat sulit untuk membentuk masyarakat sesuai dengan citra yang diinginkan atau dirumuskan oleh satu ideologi.

Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah merumuskan nilai dan prinsip ideal bagi sebuah masyarakat.

Salah satunya adalah merumuskan kembali mengenai demokrasi.

Apa betul demokrasi masih bisa dianggap sebagai saluran aspirasi bagi masyarakat?

Atau saat ini sudah bergeser sebagai model industri, yaitu industri politik berupa jual beli dukungan.

Perbincangan ini menjadi perlu dibawa ke tengah-tengah situasi masyarakat yang saat ini kembali puber politik.

Tulisan sebelumnyaMuktamar Pemikiran NU 2023, Berawal Dari Keresahan Gus Ulil
Tulisan berikutnyaMasyarakat Pascamanusia Hingga “School of Future Studies”, Ini Rangkuman Sesi Panel Muktamar Pemikiran NU 2023

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini