Kontroversi Amaliyah Malam Nisfu Sya’ban

Rais Syuriah PCNU Banyumas KH Mughni Labib MSi.

KAPAN nisfu Sya’ban 1445 H? Insyallah 15 Sya’ban 1445 H jatuh pada Ahad Pahing. Bertebatan dengan 25 Februari 2024. Dengan demikian, malam nisfu Sya’ban (15 Sya’ban) masuk pada Sabtu malam Ahad Pahing.

Menjelang nisfu Sya’ban, beberapa kawan yang berada di MWC NU Kabupaten Banyumas, menanyakan perihal nisfu Sya’ban.

Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Banyumas, KH Drs. Mughni Labib, M. SI, mengatakan, “malam nisfu Sya’ban adalah malam 15 Sya’ban”. Malam tersebut posisinya di bawah malam lailatul qodar saat Ramadhan. ‘’Melakukan shalat sunnah mutlak, tasbih, taubat, membaca Al-Quran, dzikir, memperbanyak shalawat, pada malam itu, ya tidak apa-apa. Tradisi membawa air, juga tidak masalah, ‘’ tegas dosen yang mengajar di UIN Saizu Purwokerto itu.

Dalam suatu riwayat dijelaskan, amal mingguan hamba dilaporkan pada hari Kamis. Makanya sunnah puasa. ’’Kalau tahunan, dilaporkan pada nisfu Sya’ban. Dan yang pasti, kalau sudah masuk 15 Sya’ban, harus lebih bersiap, karena Ramadhan semakin dekat.

Sedangkan Ketua Pengurus Cabang Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PC LDNU) Banyumas, Gus M Sa’dullah mengatakan, para ulama sudah mengajarkan kepada kaum muslimin untuk banyak melakukan kebaikan-kebaikan pada Sya’ban atau malam nisfu Sya’ban. Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pun meningkatkan ibadahnya di Sya’ban.

فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صَلّىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – اِسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ.

Artinya: “Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di Sya’ban.” (HR Bukhari No 1969 dan Muslim No 1156)

Malam nisfu Sya’ban sebentar lagi akan tiba. Apa yang perlu dilakukan?

Pertama, Membaca Surat Yasin
Al-Qur’an memiliki arti bacaan, sehingga membaca Al-Qur’an menjadi penting dan bernilai tinggi dalam pandangan Allah terlebih memiliki fadhilah yang baik dan banyak. Dan Allah pun memerintahkan umat Islam untuk banyak membaca Al-Qur’an. Sebagaimana diwahyukan dalam Surat Al-Isra:

ٱقْرَأْ كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ ٱلْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبً
Artinya: “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (QS Al-Isra,/17: 14)

Dalam Kitab Kanzun Najah was Surur hal 161-172 disebutkan setelah Magrib pada malam 15 Sya’ban dianjurkan membaca Surat Yasin sebanyak 3 kali dengan niat, bacaan Yasin pertama supaya diberi umur panjang serta mendapat taufik untuk ketaatan kepada Allah. Bacaan Yasin kedua, niat terhindar dari bala dan musibah serta keluasan rizki yang halal. Dan Yasin ketiga, niat hatinya merasa cukup dan akhir hayat diberikan husnul khatimah. Setiap selesai membaca Yasin diteruskan membaca doa nisfu Sya’ban.

Teks doa nisfu Sya’ban versi berjamaah berikut di antaranya yang disadur dengan mengganti dhamir mufrad menjadi dhamir jamak dari Kitab Maslakul Akhyar karya Sayyid Utsman bin Yahya (Jakarta, Alaidrus: tanpa tahun) halaman 77-80.

اَللّٰهُمَّ يَاذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَاذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ. اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنَا عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ أَشْقِيَاءَ أَوْ مَحْرُوْمِيْنَ أَوْ مُقَتَّرِيْنَ عَلَيْنَا فِي الرِزْقِ. فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتَنَا وَحِرْمَانَنَا وَاقْتِتَارَ رِزْقِنَا، وَاكْتُبْنَا عِنْدَكَ سُعَدَاءَ مَرْزُوْقِيْنَ مُوَفَّقِيْنَ لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ: “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ “وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ.

Artinya: “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemilik kekayaan dan pemberi nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Allah bershalawat dan bersalam atas Sayyidina Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”

Kedua, Membaca Doa
Berdoa sangat penting bagi kita umat Islam, sebagai tempat berkomunikasi, mengadu dan menenangkan hati dan pikiran kita ketika merasakan adanya masalah. Allah pun memerintahkan umat Islam untuk banyak berdoa:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ

Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman, ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS Ghafir: 60)

Doa itu bisa mengubah taqdir, maka perbanyak doa, apalagi di malam nisfu Sya’ban. Rasulullah bersabda:

يَنْزِلُ اللهُ إِلىَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِكُلِّ شَيْءٍ، إِلاَّ لِرَجُلٍ مُشْرِكٍ أَوْ رَجُلٍ فِي قَلْبِهِ شَحْنَاءُ

Artinya: ”Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan).” (HR Al-Baihaqi)

Ketiga, Perbanyak Istighfar
Tidak ada manusia yang tidak memiliki dosa. Lantas apa yang harus dilakukan ketika sadar memiliki dosa, maka tidak lain dan tidak bukan adalah beristigfar atau meminta ampun kepada Allah atas dosa yang telah diperbuat.

Rasulullah pun bersabda:

إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَان نَادَى مُنَادٍ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ، هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ (رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ في شُعَبِ الْإِيْمَانِ).

Artinya: “Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka Aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka Aku berikan permintaannya.” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman)

Keempat, Shalat Sunnah Tasbih
Shalat Tasbih adalah salah satu shalat sunnah yang jarang dilakukan oleh umat Islam yang masih banyak kesibukan dengan berbagai urusan. Oleh karena itu, di malam nisfu Sya’ban menjadi penting untuk dilakukan mengingat baiknya kualitas shalat tasbih bahkan Nabi tidak pernah meninggalkan Shalat Tasbih.

Demikian penjelasan tentang amaliyah nisfu Sya’ban. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wallahu A’lam.

Tulisan sebelumnyaBawaslu Banyumas : Keterbukaan Informasi, PPS Wajib Umumkan Salinan Hasil Pemilu
Tulisan berikutnyaPenghitungan Kabupaten Selesai, Bawaslu Banyumas Ingatkan KPU Umumkan Rekapitulasi Pemilu

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini