Kiai Wahab Tertarik dengan Inovasi Pendidikan Wahid Hasyim…

sejarah LP Ma'arif diprakarsai oleh mbah wahab chasbullah yang tertarik inovasi kyai wahid
KH Abdul Wahab Hasbullah (dokumen diambil dari situs radarjombang)

SEJARAH Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU seiring dengan perkembangan induk organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama (NU). Secara khusus kelahiran lembaga bidang pendidikan ini tak lepas dari peran KH Wahab Chasbullah yang awalnya tertarik dengan inovasi dan gerakan pendidikan KH Wahid Hasyim remaja.

Sebelum NU didirikan 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1334 H, telah dirintis terlebih dulu tiga pilar gerakan yaitu gerakan ekonomi kerakyatan yaitu Nahdlatut Tujjar (1918), keilmuan dan budaya yaitu Tashwirul Afkar (1922) dan gerakan politik kebangsaan yaitu Nahdlatul Waton (1924). Semua dimotori oleh para kiai, gus, saudagar, ilmuan penganut faham Ahlussunnah wal Jama’ah.

Untuk mengefektifkan tiga pilar gerakan pemberdayaan umat inilah NU membentuk lembaga-lembaga termasuk Lembaga Pendidikan Maarif yang dulu dikenal sebagai Ma’arif. LP Ma’arif NU menjadi eksekutor kebijakan pendidikan NU dan pengajaran formal dari tingkat pusat hingga ranting.

Lahirnya Ma’arif dibidani dengan adanya pertemuan KH Wahid Hasyim, KH Mahfudz Shiddiq dan KH Abdullah Ubaid, pada awal September 1929 di kantor Hoof Bestur Nahdlatul Oelama (HBNO) Jl. Bubutan Kawatan Surabaya, menjelang dilangsungkannya Muktamar NU ke-4 di Semarang.

Pertemuan itu diadakan atas perintah Rais Akbar NU Hadratussysyaikh KHM Hasyim Asy‘ari, merespons permintaan KHA Wahab Hasbullah yang mengusulkan agar ada badan khusus di tubuh HBNO yang mewadahi dan menangani bidang pendidikan.

KHA Wahab Hasbullah juga menyampaikan pemikiran agar inovasi dalam bidang pendidikan yang dirintis Wahid Hasyim di PP Tebuireng, diterapkan pesantren- pesantren lain, dengan demikian kemandirian dalam mendidik dan kualitas pendidikan meningkatkan.

Baca juga : Umur 15 Tahun, Wahid Hasyim Rintis Padukan Pendidikan Agama dan Ilmu Umum

Sesuai dengan kelahiran NU untuk mempertahankan dan mengembangkan aswaja serta membentuk akhlak umat dan bangsa diharapkan terwujud melalui badan khusus tersebut. Karena itulah Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy‘ari meminta agar Wahid Hasyim menyampaikan pokok-pokok pikirannya kepada Mahfudz Shiddiq dan Abdullah Ubaid, dua aktifis dan motor penggerak NU saat itu.

Arifin Junaedi dalam situs resmi LP Ma’arif pusat menuliskan secara institusional, LP Ma’arif NU juga mendirikan satuan-satuan pendidikan mulai dari pra sekolah, tingkat dasar, menengah hingga perguruan tinggi; sekolah yang dalam struktur pemerintah di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI maupun madrasah yang dalam struktur pemerintah di bawah Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Namun sejak Muktamar NU ke-32 tahun 2010 di Makassar LP Ma‘arif NU hanya diserahi urusan pendidikan dasar dan menengah sesuai amanat AD/ART NU sebagaimana diuraikan di atas. Data yang ada di Pengurus LP Ma‘arif NU Pusat saat ini ada 12.780 sekolah/madrasah yang bernaung di bawah LP Ma‘arif NU yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang terdiri dari SD/MI 7.092 satuan pendidikan (satpen), SMP/MTs 3.929 satpen dan SMA/SMK/MA 1.759 satpen. (*)

Tulisan sebelumnyaPresiden DEMA Fakda : Mahasiswa Harus Rajin ‘Install Networking’
Tulisan berikutnyaUNU Purwokerto Teken MoU dengan Pengadilan Agama Purwokerto

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini