Khutbah Jumat: Makna Filosofi dari Rukun Haji

Khutbah Jumat: Filosofi Makna dari Rukun Haji
Khutbah Jumat: Filosofi Makna dari Rukun Haji

Khutbah Jumat ini mengangkat filosofi makna dari rukun haji yang terdiri dari ihram, wukuf di Arafah, thawaf, sa’i, dan tahallul. Masing-masing rukun memiliki nilai spiritual dan pelajaran hidup yang mendalam.

Ihram mengajarkan kesederhanaan dan kesetaraan di hadapan Allah; wukuf mengingatkan pentingnya muhasabah diri; thawaf mencerminkan ketundukan kepada Allah dan keteraturan ciptaan-Nya; sa’i meneladani perjuangan dan tawakal Siti Hajar; serta tahallul menandai pembersihan jiwa dan kesiapan untuk memulai hidup baru dengan semangat ketaatan.

Secara keseluruhan, khutbah ini menekankan bahwa ibadah haji bukan sekadar ritual, melainkan perjalanan spiritual yang menggugah kesadaran diri sebagai hamba Allah. Setiap muslim yang mendapat kesempatan berhaji diimbau untuk menyelami maknanya secara mendalam, agar sekembalinya dari tanah suci dapat menjadi pribadi yang lebih bersih, taat, dan bermanfaat bagi sesama.

Baca Juga : Khutbah Jumat: Silaturahmi, Cerminan Ketakwaan Seorang Mukmin

Khutbah Jumat: Filosofi Makna dari Rukun Haji

Khutbah I

أَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِااْلإِيْمَانِ وَأَعَزَّنَا بِالْاِسْلَامِ وَرَفَعَنَا بِالإِحْسَانِ ، أحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَأَشْكُرُهُ

أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ إِلّاَ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرُسُوْلُهُ

أللهم صلّ وسلّم وبارك على سـيّدنا محمّد وعلى أله وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَــانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ

أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ :اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

Hadirin, jamaah Jumat rahimakumullah…

Dalam hitungan hari, umat Islam dari berbagai penjuru dunia akan menunaikan ibadah haji, rukun Islam kelima yang mulia.

Ibadah ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang sarat makna dan pelajaran hidup yang mendalam.

Tidak semua orang diberi kesempatan dan kemampuan untuk melaksanakan ibadah ini. Oleh karena itu, bagi mereka yang mendapat anugerah tersebut, hendaknya bersyukur dengan segenap hati serta menyelami makna setiap rangkaian ibadah haji dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Allah Swt. dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 97 berfirman:

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًاۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

“Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”

Hadirin, jamaah Jumat rahimakumullah…

Ibadah haji akan sah apabila seluruh rukun hajinya dilaksanakan dengan benar. Ada lima rukun haji yang mengandung hikmah mendalam yang dapat kita ambil sebagai pelajaran hidup yang berharga.

Rukun haji yang pertama adalah Ihram.
Saat mengenakan pakaian ihram yang putih polos tanpa jahitan, kita diingatkan bahwa suatu saat nanti kita akan mengenakan kain kafan. Pakaian ihram melambangkan kesucian dan kesetaraan di hadapan Allah Swt.

Semua perbedaan duniawi—jabatan, harta, warna kulit—ditanggalkan. Kita berdiri hanya dengan iman dan amal saleh sebagai bekal, menyadari bahwa dunia ini hanyalah sementara dan kita akan kembali kepada Allah dalam keadaan yang sama.

Ihram mengajarkan kita untuk melepaskan segala klaim kesombongan dan kedudukan, serta mengingatkan bahwa hakikat kemuliaan manusia terletak pada kualitas amalnya, bukan pada status duniawi.

Rukun yang kedua adalah Wukuf di Arafah.

Wukuf merupakan puncak ibadah haji, tempat Nabi Muhammad Saw. menyampaikan khutbah perpisahan yang menjadi pedoman hidup umat Islam.

Di Arafah, kita berhenti sejenak untuk muhasabah, merenungkan perjalanan hidup, dan mengingat bahwa kita akan mempertanggungjawabkan segala amal di hadapan Allah Swt.

Rasulullah Saw bersabda:

(Al hajju ‘arafah) الحج عرفة

“Haji itu Arafah”. Barang siapa mendapati malam Arafah sebelum fajar, maka sempurnalah hajinya.

Wukuf mengajarkan kita untuk mengenal diri sendiri agar semakin mengenal Allah, memperkuat hubungan spiritual, dan mempersiapkan diri untuk hari pembalasan kelak.

Hadirin, jamaah Jumat rahimakumullah…

Rukun yang ketiga adalah Thawaf.

Mengelilingi Ka’bah tujuh kali bukan hanya ritual formal, tetapi meniru gerak alam semesta yang berputar mengelilingi pusatnya—bulan mengelilingi bumi, bumi mengelilingi matahari, dan matahari mengelilingi galaksi.

Dengan thawaf, kita menegaskan bahwa kita adalah bagian dari ciptaan Allah yang tunduk dan patuh kepada-Nya. Thawaf mengajarkan kesederhanaan, kesetiaan, dan ketaatan, serta memperkuat persatuan umat Islam tanpa membedakan latar belakang suku dan bangsa.

Kemudian, rukun yang keempat adalah Sa’i.

Berlari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah adalah simbol kecintaan dan keteguhan hati Hajar kepada anaknya, Ismail.

Dalam keputusasaan mencari air di padang tandus, Hajar berusaha dengan penuh harap hingga akhirnya air zamzam memancar.

Sa’i mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa dalam menghadapi ujian hidup, selalu berusaha, dan berserah diri kepada Allah. Ini adalah simbol keteguhan iman dan kasih sayang yang harus kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.

Dan rukun yang kelima adalah Tahallul, yaitu mencukur rambut.

Tahallul menandai kembalinya kita ke kehidupan dunia dengan jiwa yang bersih dan baru. Ini adalah simbol pembaruan diri, kesiapan untuk menjalani hidup dengan tanggung jawab dan kesadaran yang lebih baik, serta pelepasan dari segala beban dosa dan kesalahan masa lalu.

Kelima rukun haji ini bukan hanya syarat sahnya ibadah, tetapi juga mengandung pelajaran hidup yang sangat berharga.

Mereka mengajarkan kita tentang kesucian, refleksi diri, ketundukan kepada Allah, keteguhan hati, dan pembaruan jiwa.

Ibadah haji mengingatkan kita bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju Sang Pencipta, dan segala sesuatu yang kita miliki di dunia hanyalah titipan sementara.

Semoga Allah Swt. senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta memberikan kesempatan dan kemampuan untuk menunaikan ibadah haji di masa yang akan datang.

Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Baca Juga : Khutbah Jumat: Merawat Spirit Ibadah Pasca Ramadhan

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلاً وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلاَلاً طَيِّبًا وَ توبة نَصُوْحًا. اَللّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّنَا حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ يَا عَالِمَ مَا في الصُّدُوْرِ أَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Ustadz M. Shodiq Ma’mun, S.Sos
Ketua RMI MWC NU Ajibarang

Tulisan sebelumnyaPCNU Banyumas Gelar Halalbihalal dan Pamit Haji, KH Zulfa Mustofa Dijadwalkan Hadir
Tulisan berikutnyaHarlah ke-91 GP Ansor: Dari Banyumas, Banser Siap Kawal Ketahanan Pangan Bangsa

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini