Khutbah Jum’at: “Beruntunglah Al Ghuroba”

Oleh: KH. Akhmad Tauhid, M.Pd.
Wakil Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Banyumas 

KHUTBAH I

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلىَ قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُؤْمِنِيْنَ. وَجَعَلَ الضِّياَقَ عَلَى قُلُوْبِ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ اَلْمَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلصَّادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ أَيُّهاَ اْلحَاضِرُوْنَ اَلْمُسْلِمُوْنَ حَفِظَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا.

Ma’asyirol Muslimin Wa Zumrotal Mu’minin Rohimakullah

Marilah kita berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa, yaitu menjalankan perinta-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya agar kita menjadi orang-orang yang beruntung di dunia sampai di akhirat. Amin.

Ma’asyirol Muslimin Wa Zumrotal Mu’minin Rohimakullah

Baberapa tahun yang lalu, kita dikagetkan oleh sebuah berita tentang situs internet yang dicurigai terkait dengan kegiatan teroris, yaitu situs “Al Ghuroba”, milik Muhammad Jibril. Namun bukan itu yang akan sampaikan pada khutbah kali ini, tetapi Al Ghuroba yang dimaksud dalam khutbah ini  adalah orang-orang aneh yang beruntung. Sebagaimana dikatakan Nabi Muhammad SAW pada suatu kesempatan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : بَدَأَ اَلْإِسْلاَمُ غَرِيْبًا، وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا، فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ .(رواه مسلم).

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairoh  ra., Dia berkata, Rasululloh SAW bersabda, “Islam pada awal kehadirannya dianggap aneh, dan setelah tersebar juga dianggap aneh sebagaimana awal kehadirannya, tetapi beruntunglah orang-orang yang aneh (Al Ghuroba)”. (H.R. Muslim).

Awal kedatangan Islam di Tanah Suci Makkah dianggap aneh oleh orang-orang Quraisy. Lantaran orang-orang Quraisy ketika itu memiliki keyakinan adanya tuhan yang berbilang yang jumlahnya lebih dari 300 sesembahan yang berupa berhala, seperti Ghubal, Latta, Uzza, Manat dan yang lainnya. Sedangkan Islam datang dengan membawa satu keyakinan yaitu, لا إله إلا الله “Tidak ada tuhan kecuali Allah SWT”.

Orang-orang Quraisy memandang tuhan yang jumlahnya 300 saja masih kurang, apalagi hanya satu. Sehingga orang-orang Quraisy memandang Islam itu aneh lantaran berbeda dengan keyakinan kebanyakan mereka. Dan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa Islam juga dianggap aneh, bahkan tidak sedikit orang Quraisy yang menganggap Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang tidak waras alias majnun.

Begitulah zaman permulaan datangnya  agama Islam. Dan ketika Islam telah berkembang dan tersebar ke seluruh penjuru dunia, Islam dianggap aneh seperti pada awal kehadirannya. Tetapi Nabi Muhammad SAW mengatakan, فَطُوبَى لِلْغُرَبَاء “Beruntunglah orang-orang yang aneh (Al Ghuroba)”.

Ma’asyirol Muslimin Wa Zumrotal Mu’minin Rohimakullah

Nabi Muhammad SAW ditanya, قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! مَنِ الْغُرَبَاءِ؟  “Siapakah Al Ghouroba itu, Wahai Rasulullah SAW?

Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW menyebutkan tanda-tanda mereka antara lain:

Pertama, اَلَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ

Artinya: “Mereka adalah orang-orang yang senantiasa berusaha melakukan perbaikan-perbaikan ketika orang-orang melakukan kerusakan”.  

Saat sekarang ini kita membutuhkan Al Ghuroba, orang-orang yang senantiasa berusaha memperbaiki masyarakat di sekitarnya. Saat orang-orang di sekitarnya mengatakan bahwa korupsi merupakan hal yang biasa dan wajar bahkan sudah menjadi budaya di tengah-tengah masyarakat. Korupsi bisa terjadi tidak hanya di lingkungan legislatif, eksekutif, instansi pemerintah maupun swasta tetapi dapat terjadi di mana saja. Sehingga korupsi sekarang ini telah merajalela merambah ke segala lini kehidupan masyarakat. Karena itu, kita membutuhkan Al Ghuroba, orang yang bersih yang tabah untuk hidup sederhana tanpa melakukan korupsi dan mau membersihkan masyarakat dari budaya korupsi.

Para ulama fiqih menyebut mereka bagai air mutlak (thohirun fi nafsihi  wa muthohhirun li ghoirihi). Dia bersih dan senantiasa berusaha membersihkan orang lain. Tingkah lakunya indah dan berusaha memperindah tingkah laku orang lain.

Ma’asyirol Muslimin Wa Zumrotal Mu’minin Rohimakullah

Kedua, هُمْ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ قَلِيْلٌ فِي أُنَاسِ سُوْءٍ كَثِيْرٍ

Mereka adalah manusia langka (sedikit) yang sholeh di tengah-tengah kebanyakan manusia yang buruk”.

Mereka adalah orang yang selalu berusaha melengkapi yang kurang, mengisi yang kosong, dan mengganti yang hilang pada orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering mencari orang yang memiliki keyakinan yang kuat dan komitmen yang tinggi. Terkadang kita menerka-nerka siapa yang pantas untuk dijadikan pemimpin sekaligus sebagai contoh dalam kehidupan saat ini. Dalam situasi seperti ini, Al Ghuroba biasanya tampil sebagai manusia model, manusia yang dapat diteladani karena kebersihan hatinya dan kemuliaan pribadinya.

Di tengah berkecamuknya kemunafikan dan merosotnya moralitas, di tengah mewabahnya kemaksiatan dan kemungkaran, di tengah orang berlomba-lomba menumpuk harta, di tengah kebiasaan orang melanggar norma-norma yang berlaku, di tengah kehilangan kepercayaan diri masyarakat, maka jika ada orang yang tampil berjalan di atas rel kebenaran, tampil dengan penuh kesederhanaan, menyampaikan dan menegakkan yang benar, itu benar dan yang salah, itu salah, tanpa memperdulikan resiko yang dihadapinya, rasanya ada secercah sinar yang menerangi, bagai hembusan embun yang menyejukkan dan kekuatan di tengah kehausan akan bimbingan dalam diri kita. Ketika orang kehilangan identitas, maka Al Ghuroba akan muncul dengan menunjukan beginilah identitas Islam yang rahmatal lil’alamin. 

Ma’asyirol Muslimin Wa Zumrotal Mu’minin Rohimakullah

Ketiga, مَنْ أَحْيَا سُنَّتِيْ بَعْدَ فَسَادِ أُمَّتِيْ

Artinya: “Orang yang menghidupkan sunnahku setelah rusaknya umatku”.

Mereka adalah orang-orang yang selalu berusaha menghidupkan kembali sunnah-sunnah Nabi ’Muhammad SAW setelah ditinggalkan oleh manusia.

Ketika kejahilan, bid’ah dholalah dan tahayul serta khurafat dengan segala bentukya telah menyebar di tengah-tengah masyarakat. Maka Al Ghuroba akan mengajak umat untuk kembali kepada Al Qur’an dan  As Sunnah.

Ketika muncul fatwa-fatwa sesat dari mubaligh yang sesat dan menyesatkan karena mengikuti hawa nafsunya. Seperti fatwa yang menyatakan hewan seperti ular, kambing, ayam yang takut kepada Allah SWT, itu adalah Ulama. Fatwa ini semua diyakini oleh pengikutnya sebagai kebaikan dan kebenaran. Padahal itu sesat menyesatkan. Maka Al Ghuroba akan tampil berfatwa agar umat bersandar pada Sunnah Nabi Muhammad SAW dengan mengikuti para ulama yang ‘alimin dan ‘amilin, sebagai Sang pewaris Nabi.

Ma’asyirol Muslimin Wa Zumrotal Mu’minin Rohimakullah

Ketika tahayul bermunculan seperti cerita seorang yang bisa mi’roj satu malam 70 kali, melampau mi’roj-nya Nabi Muhammad SAW. Ada juga cerita seorang cucu yang belum lahir bisa hadir dihadapan kakeknya di dunia dan menolong kakeknya, ini disampaikan oleh seorang mubaligh, dan masih banyak tahayul yang bermunculan di tengah-tengah masyarakat. Maka Al Ghuraba, hadir dengan mengajak kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah.

Ketika khurafat tersebar, seperti tabarruk ngalap barokah pada makam-makam palsu, pemasangan foto seseorang diyakini bisa menyelamatkan dari adzab, bahkan surat dari seseorang bisa mencegah malaikat Mungkar dan Nakir untuk menanyai mayit di alam kubur, masih banyak khurafat lainnya yang ditebarkan di-tengah tengah umat. Maka dibutuhkan Al Ghuroba yang akan membersihkan khurafat dan mengembalikan dengan keimanan yang murni dengan selalu mengikuti Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Fiman Allah SWT:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللَّهَ فَاتَّبِعُوْنِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ.

Artinya: “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Ali Imron: 31)

Ma’asyirol Muslimin Wa Zumrotal Mu’minin Rohimakullah

Ketika beberapa ajaran Rasululloh SAW telah ditinggalkan orang, Al Ghuroba akan menampilkan kembali dan mengajak umat untuk mengaktualisasikan kembali sunnah-sunnah Rasululloh SAW tersebut. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW:

عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ اَلْعِرْبَاضِ بِنْ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا اَلْقُلُبُ وَذَرَفَتْ مِنْهاَ اَلْعُيُوْنُ. فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللهِ, كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدَّعٍ. فَأَوْصِنَا, قَالَ:” أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّوَجَلَّ, وَالسَّمْعِ وَالطَّاعةِ, وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اِخْتِلاَفًا كَثِيْرًا, فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَلْمَهْدِيِّينَ, عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ, وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ, فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.” رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ, وَقَالَ:حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.

Artinya: “Dari Abu Najih Irbadh bin Sariyah ra, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan nasehat kepada kami dengan sebuah nasehat yang menyebabkan hati bergetar dan air mata berlinang, lalu kami berkata: ‘Ya Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat!

Beliau bersabda: “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah sesat.” (HR. Tirmidzi dan dia berkata bahwa hadits ini hasan shahih).

Ma’asyirol Muslimin Wa Zumrotal Mu’minin Rohimakullah

Itulah Al Ghuroba, orang-orang aneh yang dikatan oleh Nabi Muhammad SAW, فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ “Beruntunglah Al Ghuroba”.

Marilah kita berusaha menjadi Al Ghuroba, orang berusaha membersihkan diri dan memperbaiki orang lain, menghidupkan kembali sunnah-sunah Nabi Muhammad SAW ketika orang-orang meninggalkannya, agar kita menjadi orang-orang yang beruntung. Amin, Ya Rabbal ‘Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاهُ نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. إِتَّقُوْا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ, إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Tulisan sebelumnyaBoikot Produk Pro Israel? Begini Rincian Hukum Menurut LBM NU Banyumas
Tulisan berikutnyaMomen Istimewa! Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sumpiuh Silaturahmi MWC NU

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini