KH Masruri Abdul Mughni, Kisah Hidup Sang Murobbi

Buku “Abah Masruri Abdul Mughni, Merangkul Umat dengan Mulang dan Memuliakan Tamu,” karya Lili Hidayati dan Solehudin, sangat…sangat… menarik untuk dibaca dijadikan bahan literatur, renungan, inspirasi dan meneladani perjuangan ulama kharismatik almarhum almaghfurllah KH Masruri Abdul Mughni.

Beliau mencurahkan seluruh waktunya untuk membimbing umat menuju manusia insan kamil lewat sentuhan-sentuhan dakwahnya dengan pendekatan kekeluargaan, dialog, kebersamaan, kesederhanaan dan memuliakan tamu menjadi sikap yang beliau junjung sepanjang hdupnya.

Disamping menjadi pendidik dan pendakwah, beliau adalah sosok multi peran di tengah-tengah masyarakat. Menjadi motivator, inovator, menjadi guru, menjadi agen perubahan, menjadi ayah, menjadi sahabat dengan sikap lemah lembutnya, andhap asor, menghormati sesama, menjadi pendengar yang baik atas berbagai problematika umat dan masyarakat.

Membangun peradaban adalah membangun sumberdaya manusia dengan menjadikan ilmu agama Islam sebagai garda terdepan untuk melakukan perubahan cara pikir, cara berbicara dan cara bertindak, sebab dengan penguasaan ilmu agama yang kokoh akan melahirkan manusia saleh.

Melahirkan anak-anak spiritual jauh lebih sulit dibandingkan melahirkan anak-anak biologis. Membentuk manusia spiritual membutuhkan kesabaran, ketekunan dan keuletan dengan memberikan pendidikan ilmu agama Islam yang bersumber dari Kitab-kitab Kuning yang menjadi rujukan utamanya dalam mendidik santri-santrinya dengan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari di Pondok Pesantren.

KH Masruri Abdul Mughni dilahirkan di desa Benda, Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes pada tanggal 23 Juli 1943. Putera pasangan KH Abdul Mughni dan Nyai Maryam merupakan putera ketiga dari lima bersaudara yang kemudian akrab dipanggil “Abah Masruri”.

Semasa hidupnya memberikan sumbangan besar dalam pembangunan agama Islam, bangsa dan negara dengan karya-karya besarnya meneruskan cita-cita pendiri Pondok Pesantren Al-Hikmah KH Kholil bin Mahalli yang didirikan pada tahun 1911.

Disamping menjadi pendidik, beliau sejak mudanya adalah seorang organisatoris yang mumpuni. Menjadi Pandu Ansor, IPNU, NU dari tingkat ranting sampai wilayah. Menjadi Rois Syuriah PWNU Jateng periode 2003-2008, 2008-2013, namun diakhir periode keduanya beliau dipanggil Alloh SWT, wafat di Madinah.

Bersama saudaranya KH Sodiq Sukhemi, Abah membawa perubahan besar dengan membangun berbagai sarana pendidikan dimulai dengan mendirikan asrama Pesantren Putri yang kelak dikemudian hari menjadi Pondok Pesantren Al Hikmah Benda 2.

Pondok Pesantren Al-Hikmah Benda Sirampog dibawah pengasuhan KH Masruri Abdul Mughni dan KH Sodiq Sukemi tumbuh pesat dengan mendirikan berbagai lembaga pendidikan formal keagamaan dan pendiidkan umum.

Abah Masruri adalah sosok ulama yang pandai membaca perubahan zaman. Tidak hanya menjadikan Pondok Pesantren Al-Hikmah sebagai pusat pendidikan ilmu agama Islam tetapi juga menjadi pusat ilmu pendidikan umum baik yang berafiliasi dengan Kementrian Agama maupun Kementrian Pendidikan.

Berbagai lembaga pendidikan formal didirikan oleh beliau, seperti MTs 1 (1964), Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA), dan Madrasah Diniyah Wustho (MDW) pada tahun 1965. MIMA tahun 1966, Madrasah Aliyah 1 tahun 1968, Perguruan “takhasus Qiroatul Kutub” tahun 1988, MTs 2 dan 3 tahun 1968, SMA tahun 1987, MTs 4 dan 5 tahun 1989, MA 2 tahun 1990, STM tahun 1993, Madrasah Aliyah Khusus (MAK) tahun 1995 dan AKPER pada tahun 2002.

Tulisan sebelumnyaMenambah BELANJA Keluarga, Termasuk Sunnah Ramadhan. Benarkah?
Tulisan berikutnyaLatih Cinta Alquran, Guru Banyumas Ikuti MTQ Ramadhan

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini