Kaji Dakwah Kontemporer, Buku ‘Jum’at Call : Gus Mus Menyapa Umat’ Diluncurkan

Purwokerto, nubanyumas.com – KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus dinilai sangat konsisten dalam berdakwah. Konsisten baik dari sisi nilai (value) yang dibawa maupun media yang dipakai. Maka, tidak heran jika hingga 2024, Gus Mus tergolong pendakwah yang eksis termasuk di media sosial.

Demikian disampaikan Rujito, saat launching dan bedah buku ; Jum’at Call : Gus Mus Menyapa Umat, Jumat (13/9/2024). Dosen Komunikasi di Fakultas Dakwah, UIN Saizu Purwokerto tersebut meneliti konten ‘Jum’at Call’. Salah satu rubrik yang ada di akun official @gusmuschannel.

“Sepanjang ingatan saya, sejak 2008 mengenal Gus Mus sampai 2024, beliau begitu konsisten. Setia pada nilai kemanusiaan, toleransi, akhlak mulia dan dakwah ramah. Itulah kenapa saya tertarik meneliti salah satu rubrik di instagram @gusmuschannel,” kata pria yang karib disapa Djito El Fateh tersebut.

Bedah dan Launching Buku, menjadi bagian event keren Hetero Festival Volume 4. Ruang ekspresiasi, apresiasi untuk kalangan muda, pelaku UMKM dan pegiat ekonomi kreatif. Efen Nurfiana bertindak ebagai moderator. Sementara Wahyu Ceha (dosen UNU Purwokerto) dan Ifan Bahtiar (medsos anthusiast) jadi pembanding.

Uniknya, kata Djito, karena konsisten, Gus Mus juga tak canggung menyesuaikan media sosial yang lebih akrab dengan generasi z. Jum’at Call sendiri awalnya jadi ‘pelampiasan’ Gus Mus di platform X (twitter) sampai kemudian direpdoruksi di akun instagram.

“Catatan penting untuk pada da’i, bagaimana konsistensi Gus Mus patut ditiru. Sehingga, apa yang disampaikan lewat tulisan, pidato, puisi, berbasis nilai Al Quran dan Hadits, hingga tk lekang oleh zaman. Selalu relate,” kata Djito lagi.

Wahyu Ceha, tegas menyoroti gaya Bahasa dalam buku. Menurutna, masih kurang selingkung populernya dan local Nusantaranya. Juga, mencatat perlunya dikupas latar belakang, kenapa Gus Mus memilih diksi, ‘Jum’at Call’.

“Gus Mus pasti ada kegelisahan lewat ‘Jum’at Call’. Harusnya diulik, supaya kita tahu latar belakang yang utuh. Tapi diluar semua itu, kelahiran karya buku mas Djito ini sangat layak dirayakan dengan Bahagia,” kata Wahyu yang juga pengurus LDNU Banyumas.

Sejumlah peserta tampak antusias dan mengajukan pertanyaan pada penulis. Buku stebal 125 halaman tersebut mendapat kehormatan pengantar dari Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut). Sekaligus mendapat endorse sejumlah tokoh. Anggota DPRD Banyumas, Tati Irawati bahkan hadir langsung dan memberi apresiasi.

Tulisan sebelumnyaAbuya Toha Wafat, Fatayat Banyumas : Kita Kehilangan Panutan dan Sosok ‘Ayah’
Tulisan berikutnyaHari Ini, 56 Personel Pengurus Pimpinan Anak Ranting Se-Kecamatan Gumelar Dilantik 

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini