Tiga Prinsip Berorganisasi Kader NU

Pelantiak Pengurus IPNU IPPNU Jingkang Masa Khidmat 2021-2023 Ahad,(09/05/2021)

AJIBARANG,nubanyumas.com – Dalam menjalankan sebuah roda organisasi, figur seorang ketua sangatlah penting untuk memainkan perannya menjadi seorang pimpinan. Agar bisa menggerakkan semua lini yang dipimpinnya dan bisa menjadi contoh bagi anggota lainya. Seorang pimpinan tak bisa bergerak sendiri atas kemauan sendiri, tetapi harus dengan dasar yang kuat, pondasi yang kokoh dan prinsip yang tegas.

”Jika tanpa prinsip atau dasar yang kuat maka akan mudah goyah dan ayag oyog,” katanya.

Demikian disampaikan Rais Syuriah NU Ranting Jingkang, Kiai Slamet Fauzi ketika memberikan tausiah pada pelantikan pengurus baru Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU IPPNU) masa khidmat 2021-2023 Desa Jingkang, kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas Ahad,(09/05/2021) malam di Halaman Masjid Al Ikhlas Kaliwungu Jingkang.

Menurut Kiai Slamet, setidaknya ada tiga prinsip yang harus dipegang teguh oleh semua kader NU dalam melakukan aktivitas organisasi. Prinsip yang pertama adalah prinsip ibadah, kedua kejujuran dan ketiga prinsip musyawarah.

“Prinsip yang pertama harus dipegang adalah prinsip ibadah,” tegasnya.

Ibadah menjadi poin penting dan utama bagi semua kader NU dalam berorganisasi, karena jika dalam berorganisasi tidak diniatkan untuk ibadah maka segala aktivitas yang dilakukannya akan terasa sia-sia. Namun jika diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT, maka semua yang dilakukannya akan bernilai ibadah di hadapan Allah SWT.

“Hidup ini semuanya bisa menjadi ibadah, yang penting kita selalu berbuat baik,” lanjutnya.

Prinsip yang kedua adalah kejujuran. Berperilaku jujur dalam perkataan dan perbuatan juga harus menjadi pedoman bagi semua kader NU. Karena sebuah organisasi tak akan bisa berjalan dengan baik dan sehat jika didasarkan kepada kebohongan. Kejujuran harus menjadi inti pokok dalam segala aktivitas organisasi.

“Katakanlah yang bener meskipun itu pahit,” tambah Alumni Pesantren Sabilussa’adah Bantar Jatilawang ini.

Prinsip yang ketiga adalah prinsip musyawarah. Dalam berorganisasi segala hal hendaknya diputuskan dalam sebuah forum rapat atau musyawarah. Tidak bisa diputuskan secara sepihak oleh siapapun. Hal ini penting untuk mendengar aspirasi dari para anggota dan juga untuk mencari solusi terbaik yang dapat diterima oleh semua anggota.

“Diskusi merupakan organ vital organisasi. Diskusi dalam berorganisasi berfungsi untuk saling bertukar pikiran, bertukar pendapat dan berguna untuk menambah wawasan keilmuan,” pangkas pengasuh Madrasah Diniyah (Madin) Sabilussa’adah Desa Jingkang ini.

Tulisan sebelumnyaSebuah Ikhtiar Mengingat Para Ulama
Tulisan berikutnyaTransaksi ‘Beras Zakat’, Warfat Sokaraja Tembus 4 Ton!

1 KOMENTAR

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini