Empat PAC GP Ansor Banyumas (Waktu) itu Tak Dipilih Lewat Konferancab, Sah atau Tidak?

EMPAT pimpinan anak cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten Banyumas waktu itu tidak dipilih lewat mekanisme Konferensi Anak Cabang (Konferancab). Empat PAC itu adalah Kebasen, Somagede, Tambak dan Sumpiuh,” kata Kiai Fatchurrochman alias Rudi Ariwibowo, mantan Ketua GP Ansor Banyumas memulai cerita.

Kiai Fatchurrochman adalah Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Banyumas dua periode sebelum Gus Muhammad Luqman (periode 2020-2024), Gus Ahmad Zenudin Masdar (PAW pengganti Khasis Munandar yang berhenti karena menjadi komisioner KPU Banyumas).

Saat di awal kepemimpinan Kiai Fatchurrochman, kondisi GP Ansor di Kabupaten Banyumas memang ada, namun grengsengnya masih terbilang kurang. Untuk itulah sebagai gerakan awal adalah menghidupkan atau mengadakan kepemimpinan GP Ansor tingkat anak cabang dan ranting.

“Jadi ketika usai saya pulang ceramah dari Kebumen misalnya, saya akan mampir ke Sumpiuh atau tempat lain untuk bertemu dengan tokoh-tokoh muda. Dari pertemuan itulah saya kemudian musyawarah dengan para tokoh muda itu untuk membentuk kepengurusan PAC Ansor yang sebelumnya memang belum ada ataupun vakum cukup lama,” jelasnya.

Biasanya perkumpulan awal pemilihan PAC GP Ansor itu dilaksanakan dengan musyawarah sejumlah pemuda sekitar delapan orang atau lebih di Masjid atau Musala KUA Kecamatan setempat.

“Seperti di Lumbir, suatu saat saya minta kepada calon ketuanya, waktu itu kalau saya punya hajat. Dia langsung respect dan siap membantu. Tapi saya langsung ngomong kalau hajat saya itu bukan hajat, mengkhitan anak atau lainnya tapi membuat PAC GP Ansor,” kata Kiai Fatchurrochman yang sudah sering mengisi acara mau’idhoh hasanah di sejumlah hajatan di Lumbir waktu itu.

Maka suatu ketika dikumpulkanlah para tokoh pemuda di Kecamatan Lumbir itu secara informal dan saat itulah ditunjuklah Ketua Sekretaris Bendahara dan seksi atau departemen PAC GP Ansor.

“Begitupun di Somagede, saya musyawarah dan kami tunjuk. Njenengan mau diundang dan datang ke sini karena si Fulan, berarti si Fulan jadi ketuanya ya. Maka mereka setuju, kemudian terbentuklah PH. Dan beberapa waktu kemudian diadakanlah pelantikan pengurus baru,” katanya.

Sontak dengan mekanisme ‘penunjukkan langsung’ PH PAC GP Ansor tersebut, GP Ansor Banyumas waktu itu sempat ditegur pimpinan wilayah GP Ansor Jateng.

“Wis (Ansor) Banyumas angel diatur. Tetapi  memang kalau mau saklek kaku mengikuti aturan AD ART, maka suatu wilayah bisa tidak ada pengurusnya sampai sekarang. Karena kalau mengikuti AD ART pengurus harus ini itu dan sebagainya. Sementara di suatu kecamatan saat itu belum yang berpengalaman sama sekali,” ungkapnya.

Sejak terbentuknya kepengurusan PAC khususnya di empat PAC yang tanpa Konferancab itulah, kemudian dibentuk pengurus Pimpinan Ranting di Kabupaten Banyumas. Pasalnya juga di sejumlah wilayah tersebut juga belum ada kepengurusan ranting Ansor.

“Seperti di Kebasen, waktu itu saya ceramah di sana yang jaga itu bukan Ansor Banser, tetapi Hansip (sekarang Linmas) yang sudah tua-tua. Saya miris sekali waktu itu, maka dengan bertahap kami pengurus Ansor waktu itu bergerak merayap ke desa-desa,” jelasnya.

Tak hanya bidang pengkaderan, waktu itu gerakan penyelamatan masjid NU juga dilaksanakan dengan ‘laku angin’. Suatu ketika ada masjid di suatu tempat yang kumuh tak terawat, engsel pintu ambrol dan toilet kamar mandi lumutan cukup lama.

“Maka saya koordinasi dengan pengurus setempat, untuk menginventarisir segala kebutuhan untuk perbaikan masjid tersebut. Setelah diperbaiki kita termasuk kita pesankan plang Masjid NU, kita langsung adakan pengajian dan terus kita bentuk dan kuatkan pengurus Ansor waktu itu. Jadi memang waktu itu tidak ada yang namanya show force-show force di Alun-alun Purwokerto,” katanya.

Untuk mengefektifkan kepengurusan harian Ansor Cabang Banyumas, Rudi atau Kiai Fatchurrochman juga tidak menempatkan kader Ansor PNS atau ASN dalam pengurus harian. Hal itu dilakukan berbagai pertimbangan agar roda kepengurusan akan dapat berjalan dengan efektif dan tidak menjadi alasan ketika pengurus sibuk dengan pekerjaan. Namun demikian pengurus PC Ansor dari kalangan PNS atau ASN juga tetap ditempatkan.

Tulisan sebelumnyaLP Ma’arif NU Banyumas Terbitkan Jurnal Pendidikan Harakah
Tulisan berikutnyaNU Care-LAZISNU Banyumas Gelar Silaturahim Pegiat Filantropi di Kampus UIN Saizu Purwokerto

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini