Sembilan Kiai Khos Pimpin Istighotsah, Tolak SMP Diponegoro 3 Jadi Al Azhar

KEDUNGBANTENG, nubanyumas.com – Ratusan Warga NU Kedungbanteng menggelar acara doa bersama (istigotsah) dalam rangka penolakan perubahan mama SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng menjadi SMP Al Azhar. Kegiatan yang digagas lintas alumni SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng ini berlangsung secara lesehan di Jalan Bojong Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Selama (21/2) malam.

Acara dimulai dimulai pukul 21.00 hingga 23.00 WIB, dihadiri ratusan warga NU dan alumni SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng. Tarub ukuran 4×24 meter yang terpasang dan gelaran karpet di atas aspal Jalan Bojong Kedungbanteng dipenuhi oleh ratusan jamaah yang hadir.

“Alhamdulillah, upaya para alumni dalam rangka menolak perubahan nama SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng menjadi SMP Azhar mendapat dukungan penuh dari warga NU Kedungbanteng,” kata Darsono, Ketua Lintas Alumni SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng.

“Saya juga sangat berterima kepada para sesepuh NU Kecamatan Kedungbanteng yang telah berkenan hadir dan memimpin doa pada malam hari ini,” imbuh Darsono.

Rangkaian kegiatan istigotsah diawali dengan bacaan tawasul oleh Rois Syuriah MWC NU Kedungbanteng, KH Tafsir Wahyudin. Setelah itu, pembacaan istighosah dipimpin oleh Gus Abdul Hamid, Wakil Ketua MWC NU Kedungbanteng.

Adapun doa dilantunkan oleh sembilan ulama kecamatan setempat. Kesembilan ulama adalah
KH Mohammad Thoha Alawy Al Hafidz (Karangsalam Kidul), KH Afif Syahri (Dawuhan Wetan), KH Tafsir Wahyudin (Kalisalak), K Muhammad Yusuf (Kutaliman), KH Atiq Nururrobani (Kedungbanteng), Kiai Hamdani (Dawuhan Kulon), Kiai Muslimin Sam’ani (Karangnangka), dan Kiai Sufyan Sauri (Kedungbanteng).

“Malam hari ini kami hadir untuk turut berdoa mohon pertolongan kepada Allah SWT bersama-sama warga NU dan para alumni SMP Diponegoro 3,” kata Imam Santosa, salah satu tokoh masyarakat Kedungbanteng.

Diperoleh informasi, upaya penolakan warga NU atas rencana perubahan nama SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng menjadi SMP Al Azhar akan terus dilakukan hingga benar-benar berhasil.

“Kami telah sepakat, penolakan perubahan nama SMP Diponegoro 3 akan terus dilakukan tanpa batas waktu, kecuali MoU antara Yayasan Al Hidayah dan Al Azhar dibatalkan,” tegas Imam Santosa.

Sebagaimana diberitakan, Ketua Yayasan Al Hidayah Purwokerto dan Ketua Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar Jakarta telah menandatangani MoU pada 3 Januari silam. MoU tersebut setidaknya telah memicu dua kali aksi penolakan.

Pertama, aksi warga NU Kedungbanteng yang secara tegas menolak dengan memasang beberapa spanduk pada Kamis, 2 Februari 2023.

Aksi serupa dilakukan 50-an perwakilan alumni SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng pada Minggu, 5 Februari 2023.

Mereka menolak rencana pengurus Yayasan Al Hidayah Purwokerto, Kabupaten Banyumas, yang akan mengubah nama SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng menjadi SMP Al Azhar sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani bersama Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar Jakarta pada tanggal 3 Januari 2023.

Tulisan sebelumnyaKompak, 4 Banom NU Karangtengah dilantik Bersama
Tulisan berikutnyaMembanggakan! Atlet Berprestasi Porsema XII Jateng Terima Penghargaan Bupati dan LP Ma’arif NU Banyumas

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini