Santri Milenial

Santri Milenial

Dalam tradisi Pesantren kita mengenal istilah Santri Mukim, Santri Kalong, Santri Ndalem dan Santri Mbeling. Seiring dengan perubahan zaman, dunia santri juga mengalami perubahan dan perkembangan karena setiap generasi menghadapi tantangan yang berbeda dengan generasi sebelumnya.

Maka dalam perkembangan jaman digital, Santri juga mengalami perubahan dengan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari hari di Pesantren. Seperti internet, smartphone, laptop, tablet, dan lain-lainnya sehingga muncul generasi santri baru yang disebut dengan Santri Milenial.

Santri itu berasal dari kata ”sastri” dari bahasa Sansekerta, yang artinya melek huruf. Dikonotasikan dengan kelas literary bagi orang Jawa yang disebabkan karena pengetahuan mereka tentang agama melalui kitab-kitab yang bertuliskan Arab. Kemudian diasumsikan bahwa santri berarti orang yang tahu tentang agama melalui kitab-kitab berbahasa Arab, atau paling tidak santri bisa membaca al-Qur’an, sehingga membawa kepada sikap lebih serius dalam memandang agama.

Juga perkataan santri berasal dari bahasa Jawa ”cantrik” yang berarti orang yang selalu mengikuti guru kemana guru pergi menetap(istilah pewayangan). Tentunya dengan tujuan agar dapat belajar darinya mengenai keahlian tertentu.(Madjid:1977:19-20)

Kata Millenial sudah tak asing lagi bahkan sering kita ucapkan dalam kehidupan sehari hari walaupun kita sendiri tidak tahu apa sebenarnya makna milenial itu sendiri. Generasi Millenial atau Millennial generation, atau generasi Y, juga disebut generation me atau echo boomers. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe pada tahun 2000 melalui bukunya yang berjudul “Millennials Rising: The Next Great Generation”.

Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Tetapi diidentikkan dengan kelompok manusia yang yang lahir di antara tahun 1980-1997 yang telah melewati dua milenium sebelumnya yang dinamakan Generasi Matures dan Generasi Baby Boomers, sejak sosiolog asal Hongaria Karl Manheim memperkenalkan “Teori Generasi” (theory of generations or sociology of generations)

“Theori of Generations or Sociology of Generations ” pertama kali diutarakan dalam sebuah essai berjudul “The Problem of Generations” pada tahun 1923. Essai ini dianggap sebagai “the most systematic and fully developed” dan juga “the seminal theoretical treatment of generations as a sociological phenomenon”.

Menurut Manheim (1952), generasi adalah sebuah kelompok yang terdiri dari individu yang memiliki kesamaan dalam rentang usia, dan berpengalaman mengikuti peristiwa sejarah penting dalam suatu periode waktu yang sama.

Lebih lanjut Manheim (1952) mengatakan perspektif, kesadaran sosial dan pencapaian kedewasaan dari kaum muda akan berjalan seiring dengan waktu dan tempat (dimana kejadian sejarah dalam era tersebut akan berpengaruh secara signifikan).

Generasi Millenium atau Generasi Y mulai dipakai olleh editorial koran besar di Amerika Serikat bulan Agustus tahun 1993. Saat itu editor koran tersebut sedang membahas para remaja yang baru berumur 12–13 tahun. Ternyata perilaku anak-anak remaja itu sangat berbeda dengan generasi sebelumnya yang dinamakan Generasi X.

Berdasarkan data- data perubahan perilaku yang berbeda dengan generasi X, maka perusahaan-perusahaan mengelompokan anak-anak yang lahir setelah tahun 1980-an sebagai anak-anak Generasi Y.

Sementara William Strauss dan Neil Howe, pada tahun 2000 berdasarkan suatu penelitian demografis yang sangat luas mereka menulis buku yang didedikasikan kepada Generasi Y dengan diberi judul “Millennials Rising: The Next Great Generation”.

Strauss dan Howe berbeda pendapat dengan sosiolog lainya karena lebih memilih tahun1982 dan 2001 sebagai masa di mana Generasi Y mulai dan berakhir. Mereka sangat percaya bahwa semua orang yang lulus SMA sampai tahun 2000 nanti akan sangat berbeda dengan mereka yang lulus SMA sebelum dan sesudah masa itu.

Oleh karena orang-orang pada masa itu menerima banyak perhatian dari media dan perkembangan politik yang mereka terima. Bahkan William Strauss dan Neil Howe berpendapat bahwa generasi ini akan menjadi generasi yang peduli akan masalah-masalah kemasyarakatan.

Karangnangka, 01 Mei 2020

SUMBERDiolah dari berbagai literatur dan Kepustakaan
Tulisan sebelumnyaMurka dan Rahmat Allah Melalui Hujan
Tulisan berikutnyaBakyah Kiai Rozi

2 KOMENTAR

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini