Khutbah Jum’at: “Tujuh Macam Tanda Seseorang Takut Kepada Allah Swt”

Oleh: Gus M. Sa’dullah
(Ketua Lembaga Dakwah PCNU Kab. Banyumas)

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْإِيْمَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمْ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، اَلعَلِيْمِ الَّذِيْ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَا تَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانَ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُوْنِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ.

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Mari, kita semua senantiasa bersyukur kepada Alah swt, atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, yaitu dengan cara senantiasa mengucapkan kalimat alhamdulillahi bi ni’matihi tatimmus shâlihât. Dengan harapan semoga nikmat dan anugerah yang kita terima ini, bisa menjadi nikmat yang berkah dan membawa manfaat untuk kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya.

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada panutan kita bersama, Nabi Muhammad Saw, yang telah menjadi teladan terbaik sepanjang masa bagi kita semua. Semoga kita semua diakui sebagai umatnya, dan mendapatkan limpahan syafa’atnya kelak di hari kiamat. Amin ya rabbal âlamin.

Selanjutnya, Khatib senantiasa mengajak diri sendiri, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, agar terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah, yaitu dengan cara mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Sebab tiada bekal yang bisa kita bawa menuju akhirat selain ketakwaan.

Jamaah Jumat yang rakhimakumullah.

Orang mukmin sejati adalah orang yang takut kepada Allah swt dengan semua anggota tubuhnya. Ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu mengawasi dan menjaga anggota tubuhnya agar tidak melakukan maksiat kepada Allah. Karena ia takut kepada Allah Swt.

Imam Al Ghazali dalam Kitab Mukasyafatul Qulub, ia menceritakan seorang ahli fikih yang cukup terkenal, yaitu Imam Abu Laits yang mengatakan bahwa tanda-tanda seseorang takut kepada Allah Swt ada tujuh macam, yaitu:

Pertama, Menjaga lisannya. Seseorang  yang takut kepada Allah, ia akan selalu menjaga lisannya dengan menghindari dari perkataan bohong, mengunjing, mengadu-domba, berbual dan perkataan tidak bermanfaat. Kemudian ia akan  menjadikan lisannya sibuk dengan berdzikir kepada Allah swt, membaca Al-Quran  dan memperbincangkan ilmu, baik ilmu syariat maupun ilmu pengetahuan.

Kedua, Menjaga hatinya. Ia akan selalu menjaga hatinya dari sifat bermusuhan, kebohongan dan iri dengki terhadap kawan, karena kedengkian  akan menghapus segala kebaikan. Seperti apa yang disabdakan Rasulullah Saw:

اَلْحَسَدُ يَأْكُلُ اَلْحَسَنَاتِ كَماَ تَأْكُلُ النَّارُ اَلْحَطَابَ

Artinya: “Hasud (dengki) menghancurkan kebaikan sebagaimana api menghancurkan kayu bakar”.

Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya hasud itu adalah termasuk penyakit hati yang berat dan semua penyakit hati tidak dapat disembuhkan kecuali dengan ilmu dan amal.

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia.

Ketiga, Menjaga penglihatannya. Seseorang yang menjaga penglihatannya, ia tidak akan memandang sesuatu yang diharamkan,  baik berupa makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya. Selain itu, ia tidak akan memandang kepada dunia dengan keinginan, akan tetapi ia memandangnya dengan mengambil i’tibar (pelajaran) dan dia tidak akan memandang kepada sesuatu yang   tidak halal baginya.

Rasulullah saw telah bersabda:

مَنْ مَلَأَ عَيْنَهُ مِنَ اْلحَرَامِ مَلَأَ اللهُ تَعَالىَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ عَيْنَهُ مِنَ النَّارِ

Artinya: “Barang siapa memenuhi matanya dengan sesuatu yang haram, Allah swt akan memenuhi matanya besok hari kiamat dengan api neraka”.

Keempat, Menjaga perutnya. Cara menjaga perut yaitu dengan tidak memasukkan sesuatu yang haram ke dalamnya, karena hal itu adalah dosa besar. Rasulullah saw bersabda:

إِذَا وَقَعَ لُقْمَةٌ مِنَ اْلحَرَامِ فِيْ بَطْنِ أَدَمَ لَعَنَهُ كُلُّ مَلَكٍ فِي اْلأَرْضِ وَالسَّمَاءِ مَا دَامَتْ تِلْكَ اْللُقْمَةُ فِي بَطْنِهِ وَإِنْ مَاتَ فِي تِلْكَ الْحَالَةِ فَمَأْوَهُ جَهَنَّمَ

Artinya: “Ketika sesuap sesuatu yang haram jatuh pada perut anak cucu Adam, semua malaikat di bumi dan langit, melaknat kepadanya selama suapan itu berada dalam perutnya, dan kalau ia mati dalam keadaan begitu, maka tempatnya adalah Jahannam”.

Kelima, Menjaga tangannya. Menjaga tangan dengan cara tidak akan memanjangkan tangannya itu ke arah sesuatu yang diharamkan, akan  tetapi memanjangkannya kepada sesuatu yang di dalamnya terdapat ketaatan kepada Allah Swt.

Diriwayatkan dari Ka’bil Ahbar, sesungguhnya dia berkata: Sesungguhnya Allah swt menciptakan perkampungan dari Zabarjad hijau,  di dalamnya terdapat seribu rumah dan di dalam setiap rumah terdapat seribu buah kamar, tidak akan menempatinya kecuali seorang laki-laki yang disodorkan sesuatu yang haram kepadanya, lalu dia meninggalkannya karena takut kepada Allah Swt”.

Keenam, Menjaga telapak kakinya. Ia tidak akan berjalan ke tempat yang di dalamnya terdapat maksiat kepada Allah Swt, akan tetapi ia berusaha melangkahkan kakinya ke tempat yang di dalamnya terdapat ketaatan dan ridla-Nya, serta ke arah bersahabat dan berkumpul dengan para ulama dan orang-orang shalih.

Ketujuh, Menjaga ketaatannya. Seseorang yang takut kepada Allah swt, ia akan berusaha menjaga ketaatannya kepada Allah Swt, hanya semata-semata untuk mencari ridla-Nya, bukan untuk riya’ (pamer) dan kemunafikan.

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia.

Demikian khutbah yang kami sampaikan pada kesempatan kali ini. Harapannya dapat bermanfaat baik kita semua. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan pertolongan-Nya, kepada kita semua. Sehingga kita semua bisa melaksanakan perintah-Nya, dan meninggalkan seluruh larangannya. Amin, Ya rabbal ‘alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَلَّلهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

Tulisan sebelumnyaKlinik NU Medika Cilongok Komitmen Terus Tingkatkan Kualitas Layanan Kesehatan
Tulisan berikutnyaNaskah Khutbah “7 Nalar Moderasi Beragama” Ketua LD PCNU Banyumas Jadi Terbaik se-Banyumas

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini