Khutbah Jumat: Santri Mengawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia

Khutbah Jumat: Santri Mengawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia

Dalam momentum Hari Santri Nasional 2025, khutbah jumat dengan judul Santri Mengawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia ini mengajak umat Islam merenungkan kembali peran santri dalam menjaga keutuhan bangsa dan menegakkan nilai-nilai agama. Dari Resolusi Jihad yang membangkitkan semangat kemerdekaan, hingga perjuangan modern dengan ilmu dan akhlak, santri diharapkan terus menjadi garda depan dalam mengawal Indonesia menuju peradaban yang berkeadaban dan berkeimanan.

Khutbah Jumat: Santri Mengawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلَّااللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْن

Hadirin yang dirahmati Allah ….

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Hadirin yang dirahmati Allah ….
Setiap 22 Oktober, kita memperingati Hari Santri Nasional dengan penghargaan dan syukur. Tahun ini, tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia” mengapresiasi peran santri dalam memperjuangkan kemerdekaan. Salah satu kontribusi penting adalah Resolusi Jihad yang digagas KH Hasyim Asy’ari, tonggak semangat perjuangan bangsa.

Makna santri secara umum adalah pribadi yang beribadah dengan baik. Oleh karena itu, tanggung jawab santri sangat besar, yaitu menggantikan peran kiai dalam membimbing umat dan menjaga keutuhan bangsa apabila para kiai telah wafat.

Dalam kitab Alfiyah karya Ibnu Malik, terdapat bait yang menggambarkan makna kesiapan ini:

وَمَا يَلِـــىْ الْـمُضَافَ يَــأْتِى خَلَفَا – عَنْهُ فِى اْلإِعْرَابِ إِذَا مَا حُذِفَا

Sebagai Mudlaf Ilaih, santri harus siap menggantikan posisi Mudlaf, yaitu menggantikan kiai apabila telah tiada.

Hadirin yang dirahmati Allah ….
Dahulu, para kiai berjuang dengan mengangkat senjata melawan penjajah melalui Resolusi Jihad, kini santri berjuang dengan mengangkat pena dan memanfaatkan seluruh fasilitas penyebaran ilmu untuk melawan kebodohan dan kemunduran agama serta bangsa.
Tugas santri masa kini adalah “berperang” dalam menyebarkan ilmu yang diperoleh kepada
masyarakat luas agar kebodohan dan penyesatan ideologi agama dapat ditepis. Sama seperti tentara yang mempersiapkan diri berperang dengan kemampuan dan senjata, santri harus membekali diri dengan ilmu agama yang kuat dan kompeten dari para kiai.

Baca Juga: Khutbah Jumat: “Pemaknaan Hari Santri dan Resolusi Jihad NU”

Sebagaimana ditegaskan oleh Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam kitab Tafsir Al-Munirnya, beliau mengatakan:

يَجِبُ أَنْ يَكُوْنَ المَقْصُوْدُ مِنْ التَّفَقُّهِ وَالتَّعَلُّمِ دَعْوَةَ الخَلْقِ إِلَى الحَقِّ، وَإِرْشَادَهُمْ إِلَى الدِّيْنِ القَوِيْمِ وَالصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ

Artinya: “Maksud dari memahami dan mempelajari ilmu agama harusnya adalah mengajak masyarakat kepada kebenaran dan membimbing mereka kepada agama yang lurus dan ajaran yang benar.”

Peringatan Hari Santri Nasional bukan hanya seremoni mengenang perjuangan masa lalu, tetapi ajakan nyata untuk melanjutkan perjuangan demi menegakkan agama dan bangsa. Dalam semangat itu, mari renungkan syair “Sifate Murid Ingkang Bagus” yang mengajarkan lima sifat mulia bagi santri dan siapa saja yang mengharapkan kebaikan serta keberkahan.

Pertama, berbaik sangka kepada guru dan mencontoh akhlak mulianya. Berprasangka positif kepada guru adalah fondasi penting dalam menuntut ilmu. Dengan meneladani akhlak mulia guru, kita tidak hanya mendapatkan ilmu secara formal, tapi juga membentuk pribadi yang beradab dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Kedua, melaksanakan perintah guru dengan ketulusan hati. Mengikuti instruksi guru bukan sekadar kewajiban formal semata, tetapi harus datang dari keikhlasan. Ketulusan ini menjadikan setiap perbuatan kita bernilai ibadah dan membawa manfaat, tidak hanya bagi diri kita sendiri tetapi juga bagi umat.

Ketiga, menjauhi maksiat dan taat pada syariat Islam. Santri sejati harus senantiasa menjaga kebersihan hati dan jiwa dengan menaati ajaran Islam secara menyeluruh. Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat adalah bagian dari menjaga diri agar selalu diridhai Allah SWT.

Keempat, menerima nasehat guru dengan sikap tawadhu dan menahan diri. Sikap rendah hati dan kesanggupan membuka hati untuk menerima koreksi sangat penting agar kita terus belajar dan memperbaiki diri. Jangan sampai rasa sombong atau membangkang menghalangi proses pembelajaran yang membawa kita kepada kebaikan.

Kelima, menghormati guru serta selalu mendoakan kebaikannya. Hormat dan doa kepada guru merupakan bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan yang telah diberikan dalam mendidik dan membimbing kita. Doa yang tulus menjadi sebab keberkahan ilmu yang kita peroleh.

Kelima sifat mulia ini bukan sekadar cermin akhlak seorang santri, melainkan jalan menuju insan yang berilmu dan berakhlak luhur.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَ ذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ، اَشْهَدُ اَنْ لَآاِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَبِهِ وَ كَفَرَ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقِ وَالْبَشَرِ, اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ… اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. وَارْزُقْنَا وَإِيَّاهُمْ زِيَادَةَ التَّقْوَى وَالْإِيْمَانِ ‎اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
‎اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ.
عٍبَادَ اللهِ… إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ،
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Ikuti Saluran WhatsApp NU Online Banyumas Untuk Update dan Download Khutbah Jumat Lebih Mudah, Klik Disini!

Tulisan sebelumnyaTalkshow Inspiratif FUAH UIN Saizu: Anindytha Arsa Ajak Mahasiswa Belajar Personal Branding dan Growth Mindset

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini