Jika Akhlakmu Baik, Berarti Islam-mu Juga Baik

Jika Akhlakmu Baik, Berarti Islam-mu Juga Baik
Jika Akhlakmu Baik, Berarti Islam-mu Juga Baik

Kanjeng Nabi dawuh: ‘Innama bu’itstu li utammima makarimal akhlaq’ (tidak lah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia’.

Berdasar dawuh ini, kiranya bisa kita pahami bahwa tidak ada misi lain dalam diutusnya Kanjeng Nabi di muka bumi ini selain misi akhlaq karimah.

Konsisten dengan dawuhnya ini, Kanjeng Nabi adalah sekaligus suri teladan dari akhlak karimah tersebut.

Bahkan dalam menjadi suri teladan bagi umatnya ini, beliau tidak hanya sekedar ber-akhlak mulia, melainkan beliau adalah di atas akhlak yang mulia.

Ketika beliau dipanggil oleh seseorang, maka beliau tidak sekedar mersponnya dengan menolehkan kepala, melainkan seluruh badan, beliau hadapkan ke arah orang yang memanggilnya tersebut.

Hal ini menjadikan orang yang memanggil merasa betapa totalitasnya Kanjeng Nabi merespon panggilannya, betapa maksimalnya Kanjeng Nabi menghargai dirinya.

Ketika Kanjeng Nabi sedang berbicara (dengan) / diajak bicara (oleh) orang lain, maka Kanjeng Nabi akan menatap wajah lawan bicaranya tersebut, tidak akan bermuka masam apalagi acuh tak acuh.

Dengan ini, orang yang diajak (mengajak) bicara akan merasa betapa dirinya didengarkan dan diperhatikan secara utuh oleh Kanjeng Nabi.

Ketika Kanjeng Nabi bersalaman (berjabatan tangan), maka Kanjeng Nabi tidak akan melepas jabatan tanggannya sampai yang diajak salaman melepaskan terlebih dahulu tangannya.

Dengan ini, orang yang ajak salaman merasa betapa kanjeng Nabi menghormatinya secara penuh.

Ketika Kanjeng Nabi menunjuk sesuatu, maka Kanjeng Nabi tidak menunjuk dengan satu jari telunjuk saja, tetapi Kanjeng Nabi akan menunjuk dengan kelima jari seluruhnya.

Dengan ini, pihak lain yang ditunjuk atau yang ditunjukkan tidak akan merasa tersinggung, justru sebaliknya akan merasa tersanjung karena Kanjeng Nabi menunjuk secara sempurna.

Demikian seterusnya, ada banyak sekali contoh akhlak beliau yang sebenarnya sederhana tetapi sungguh di atas akhlak yang mulia.

Masihkah Ada Akhlak Mulia?

Bandingkan dengan kondisi kita sekarang; akan kah kita menghadapkan badan seutuhnya kepada orang yang memanggil kita?

Baca juga: Islam Itu Ni’mat, Bukan Beban

Jangan kan menolehkan kepala, seringkali kita hanya sekedar merespon panggilan tersebut dengan hanya bergumam sambil wajah terus asyik memandang dan tangan terus sibuk memainkan gatget yang ada di genggaman.

Akan kah kita akan menatap lawan bicara kita dengan penuh hormat dan mendengarkan pembicaraannya dengan seksama, ketika ia sedang berbicara?

Jangan kan mempedulikannya, seringkali kita hanya berbasa-basi saja dengan mata memandang entah ke mana.

Akan kah kita menahan diri untuk tidak buru-buru melepas tangan dari jabatan orang lain?

Jangan kan menahan diri, seringkali kita hanya menyentuhkan ujung jari saja untuk menyambut jabatan tangan dari orang lain; demikian seterusnya.

Nah, dengan perilaku dan atau kelakuan yang seperti ini, kiranya pantas kah kita mengklaim bahwa kita adalah paling ‘sunnah rasul’.

Beranikah kita meneriakkan dengan lantang bahwa kita adalah paling islami? Jawabannya adalah kembali ke judul di atas; ‘Jika akhlakmu baik, berati Islam mu juga baik”.

Wallahu A’lam Bish Shawwab!

Penulis: Dr. Munawir, S.Th.I, M.Si., dosen Ilmu Tafsir Hadits UIN Saifuddin Zuhri dan pengurus LBM PCNU Banyumas 2023-2028

Tulisan sebelumnyaSosialisasi PPDB SMP Ma’arif NU 2 Ajibarang Lewat Berbagi Takjil
Tulisan berikutnyaNgaji Ramadhan! Warga Belajar PKBM Marsudi Karya Beji Ambil Pesan Syaikh Zarnuji

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini