Syair-Syair Imam Syafi’i

Syair Imam Syafi'i

Imam Syafi’i yang bernama lengkap Muhammad Idris ibn al Syafi’i masyhur sebagai fakih, dan ahli ushul fikih. Ia menulis karyanya di bidang fikih, ushul fikih, tafsir, dan sastra hingga karyanya mencapai dua ratus. Kitab al-Umm merupakan karya terbesar Imam Syafi’i. Kitab ini berisi fikih madzhab Syafi’i dan terdiri dari tujuh jilid tebal. Sedangkan kitab ar Risalah merupakan kitabnya yang paling masyhur.

Madzhab Imam Syafi’i menjadi madzhab fikih yang paling populer di nusantara. Tapi banyak yang tidak tahu, sebelum masyhur sebagai ahli fikih, Imam Syafi’i merupakan ahli bahasa dan sastrawan yang sangat berbakat.

Menurut Imam Syafi’i, Bahasa Arab adalah kunci segala ilmu. Penguasaannya dapat membantu menguasai ilmu lain. Oleh karena itu, Syafi’i muda memilih tinggal di dusun Bani Hudzail, suku Arab yang paling fasih bahasanya. Di sana ia menghafal syair-syairnya, mempelajari sejarah, dan kesusasteraannya.

Imam Syafi’i menguasai Bahasa arab dan menghafal banyak syair. Hal ini mendorong Ahli bahasa dan sejarah Abdul Malik ibn Hisyam memuji tingkat kemampuan balaghah dan bayan Syafi’i dengan berkata, “Pergaulan kami bersama Muhammad ibn Idris al Syafi’i berlangsung cukup lama. Aku tidak pernah mendengar kesalahan sedikitpun dari Syafi’i dalam ungkapan, tidak juga mendengar satu kalimat yang lebih baik dari ungkapan-ungkapan Syafi’i.”

Artikel ini akan menuliskan beberapa syair-syair karya Imam Syafi’i yang diterjemahkan dari kitab Silsilat al Aimmah al Mushawwarah (2) : al Imam al Syafi’i, karya Dr. Tariq Suwaidan.

Ilmu bak buruan dan catatan adalah pengikatnya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Sungguh bodoh jika kau berhasil memburu rusa
Namun kaubiarkan ia tak terikat di tengah makhluk lain

Belajarlah! Seseorang tidak dilahirkan sebagai seorang alim
Pemilik ilmu tidak seperti seorang bodoh
Pemimpin satu kaum yang tak memiliki ilmu
terlihat kecil jika dikelilingi pasukannya
orang yang kecil di tengah satu kaum
jika berilmu, ia terlihat besar di tengah masyarakatnya

Bersabarlah menghadapi sikap keras seorang guru
Karena kegagalan ilmu disebabkan oleh ketidaksabaran murid dalam menghadapinya
Siapa yang tidak pernah merasakan pahitnya belajar satu saat saja
Niscaya ia akan menderita sepanjang hidupnya karena kebodohan
Siapa yang tidak belajar di masa mudanya
Maka dirikanlah sholat empat takbir atas kematiannya
Demi Allah, hidup seorang pemuda dengan ilmu dan ketakwaan
jika keduanya tidak ada maka pribadinya tak bernilai

Kita mencela zaman padahal aib itu ada pada kita sendiri
Zaman kita tidak memiliki aib kecuali pada diri kita sendiri
Kita mencela dan menyalahkan zaman tanpa kesalahan dan dosa darinya
Sekiranya zaman dapat berbicara, niscaya ia akan mencela dan menyalahkan kita

Seseorang tidak akan mendapatkan ilmu
Walaupun ia mencarinya selama seribu tahun
Lautan ilmu itu sangat dalam
Maka, ambillah yang terbaik saja dari semua hal

Tulisan sebelumnyaPimpinan Ranting IPNU IPPNU Karangsalam Adakan Tadabur Alam
Tulisan berikutnyaIPNU-IPPNU Sudimara Gelar Rutinan Bulanan Edisi September 2021

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini