Surat Umar bin Khattab Untuk Nil

SUNGAI NIL merupakan sumber kehidupan bagi penduduk Mesir dari zaman Mesir Kuno hingga kapanpun. Begitu pentingnya arti sungai ini bagi penduduk Mesir, sampai-sampai Herodotus (sejarawan yunani kuno) mengatakan “Mesir adalah hadiah dari sungai NIL”.

Nama “Nil” diambil dari bahasa Yunani yaitu “neilos”. Sungai terpanjang di dunia ini mengalir dari Danau Victoria di Kenya menuju utara melewati Uganda kemudian Sudan lalu ke Mesir dan bermuara di Laut Mediterania.

Jarak tempuhnya dari Danau Victoria hingga bermuara di Laut Mediterania sekitar 6.695 km dan membentuk lembah seluas 3.349.000 km sepanjang alirannya menuju akhir muaranya.

Menghidupi beberapa negara di Benua Afrika, mulai dari Tanzania, Burundi, Rwanda, Kongo, kenya, Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir sebagai wilayah terluasnya.

Sungai Nil tidak hanya bersumber dari Danau Victoria. Nil bersumber dari dua arah, yakni Nil Putih atau Bahr Al-Abyadh yang mengalir sepanjang 2084 KM berpangkal dari Danau Victoria (kenya) dan sumber aliran lainnya berasal dari Nil Biru atau Bahr Al-Akhdhar yang berpangkal di Danau Tana (ethiopia) ke arah Sudan sepanjang 1400 KM.

Siang ini, saya dan beberapa teman ingin menikmati siang hari hingga sore di atas Cairo Tower yang berada di kawasan Zamalek. Memang ingin melihat keindahan kota Cairo dan Sungai Nil dari atas tower setinggi 187 meter tersebut.

Cairo Tower mulai dibangun tahun 1956 masehi dan selesai pada tahun 1961 masehi dengan 62 lantai. Dari atas tower ini, kita dapat melihat kota Cairo dari berbagai arah menggunakan teropong-teropong yang sudah disediakan.

Sampai di atas tower, kami dapat melihat Sungai Nil dengan jelas tanpa harus menggunakan teropong. Tower ini berada di tengah pulau kecil yang membelah Sungai Nil, namun akan terlihat pertemuan sungainya lagi jika kita melihat ke arah utara menggunakan teropong. Pertemuan sungai Nil itu menuju utara yang nantinya akan ke Buhayrah dan bermuara di Laut Tengah (mediterania).

Muncul pertanyaan diantara kami yang akhirnya menjadi bahan cerita kami siang itu. Betapa makmurnya kota-kota yang dialiri sungai, dan Sungai Nil ini adalah yang paling “ajaib” menurut kami. Betapa tidak, bahwa sungai yang terus mengalir hingga saat ini telah berusia kuranglebih 30 juta an tahun tersebut ternyata pernah kering kerontang tanpa air sedikitpun. Peristiwa itu terjadi di masa Mesir Modern dan sudah dalam penaklukan Panglima Amru bin Al-Ash.

Kekeringan yang melanda Sungai Nil menyebabkan penduduk Mesir kebingungan dan merasa ada sebuah kesalahan yang diperbuat oleh mereka. Sebelum datangnya Islam ke Mesir, masyarakat Mesir Kuno mempercayai bahwa jika telah masuk bulan “bunah” (bulan ketiga belas penanggalan mesir kuno), maka harus ada persembahan seorang gadis untuk Sungai Nil.. Namun, tradisi tersebut dihentikan oleh Sahabat Amru bin Al-Ash saat beliau menaklukkan Mesir dan menjadi Gubernur Mesir.

Kegundahan penduduk Mesir akibat keringnya Sungai Nil diadukan kepada Gubernur Amru bin Al-Ash. Mereka meminta izin untuk kembali mengadakan tradisi mengorbankan seorang gadis untuk dibuang di Sungai Nil. Permohonan tersebut jelas ditolak oleh Amru bin Al-Ash karena bertentangan dengan syariat Islam.

Akhirnya, beliau pun meminta izin kepada Khalifah Umar bin Al-Khattab di Madinah. Khalifah Umar bin Al-Khattab pun akhirnya menulis sebuah surat, yang berisi : “dari Hamba Allah, Umar Amirul Mukminin kepada Nil Mesir. Seandainya engkau mengalir karena kehendakmu, maka jangan lagi pernah mengalir. Namun jika seandainya Allah Maha Kuasa menyuruhmu mengalir, maka mengalirlah. Hanya kepada Allah kami memohon untuk mengalirimu”.

Surat tersebut diberikan kepada Amru bin Al-Ash untuk dibawa ke Mesir dan dibuang ke dalam Sungai Nil. Tidak berapa lama, akhirnya Sungai Nil kembali terisi air dan mengalir hingga sekarang.

Kisah ini sangatlah masyhur, dan bukan diceritakan di kalangan umat Islam saja. Umat Kristen Koptik sebagai golongan tertua penduduk Mesir pun menceritakan kisah Nil tersebut secara turun temurun.

Kisah itu pula yang menguatkan keyakinan saya dan teman-teman tentang Sungai Nil yang tidak pernah kering hingga saat ini. Surat Amirul Mukminin Umar bin Al-Khattab dan kebesaran Allah SWT yang menyebabkan Sungai Nil tetap mengalir.

Sungai Nil memang sangat indah dilihat dari ketinggian Cairo Tower. Lembah Nil yang berjarak sangat jauh bisa terlihat melalui teropong di tower tersebut. Oleh masyarakat Mesir Kuno, Nil juga dipercaya sebagai aliran air mata Dewi Isis yang tidak berhenti menangisi kepergian putranya.

Keajaiban Sungai Nil serta kemanfaatan yang diberikan Sungai Nil kepada beberapa negara Afrika yang dilaluinya memang terbukti memberikan kemakmuran. Sungai Nil juga merupakan magnet bagi siapapun yang membicarakan Mesir, karena membicarakan Mesir pasti lekat dengan budaya Sungai Nil yang masyhur dan bersejarah.

Eksotisme Sungai Nil digambarkan oleh Ahmed Shawqi seorang “raja puisi” dalam puisinya berjudul “NILE”. Dia mengatakan “siapa saja yang pernah meminum air Nil, suatu saat nanti akan kembali untuk meneguknya”. (*)

Tulisan sebelumnyaDilatih Digital Marketing, Yakin Usaha Fatayat Berkembang
Tulisan berikutnyaBerkah Al Quran

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini