Ditulis terinspirasi dari kajian Ustadzah Halimah Alaydrus, di Ponpes At Taujieh Al Islamy 2 Andalusia. Kajian dengan ribuan peserta, santri, bu nyai, dengan tema ‘Istiqomah Membawa Berkah’. Ny Hj Rodlyah Ghorr MZ, Pengasuh pesantren bertindak sebagai tuan rumah.
****
Di tengah hiruk-pikuk dunia yang semakin bising, rumah tangga muslim seringkali diuji oleh kesibukan, komunikasi yang renggang, dan tantangan zaman. Banyak yang mencari solusi dalam buku-buku psikologi, seminar parenting, bahkan teknologi digital. Padahal, Islam sejak awal telah memberi satu fondasi spiritual yang begitu kuat untuk menjaga cinta dan keutuhan keluarga: sholat berjamaah.
Sholat jamaah bukan sekadar urusan pahala berlipat 27 derajat sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sholat berjamaah lebih utama dibanding sholat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Lebih dalam dari itu, sholat berjamaah adalah bentuk keintiman ruhani yang mengikat hati dalam satu irama: tunduk kepada Allah.
Dalam sebuah kajian di Pondok Pesantren At-Taujieh Al-Islamy 2 Andalusia, Ustadzah Halimah Alaydrus menyampaikan satu kisah menyentuh. Suatu malam, ia bertemu seorang perempuan yang menangis hanya karena tak punya teman sholat Isya berjamaah. Dari peristiwa itu, Ustadzah Halimah menyadari, bahwa kerinduan akan sholat jamaah bukan soal ritual, tapi tentang kebutuhan hati akan kebersamaan dalam ibadah.
Lebih dari sekadar ibadah bersama, sholat jamaah mengandung hikmah penyatuan hati. “Kalau shof-nya saja tidak rapi, bisa-bisa hati saling berjarak. Apalagi jika tidak berjamaah,” begitu nasihat yang beliau sampaikan. Ini adalah peringatan lembut, bahwa ketidakteraturan dalam ibadah dapat menjalar menjadi keretakan dalam hubungan.
Ketika Ustadzah Halimah ditanya oleh suaminya tentang apa yang ia inginkan setelah menikah, jawabannya sederhana namun dalam:
“Saya tidak mau sholat sendirian. Kita harus selalu sholat berjamaah.”
Inilah permintaan yang bukan materi, bukan duniawi, tapi permohonan agar cinta mereka senantiasa dinaungi oleh sakinah, mawaddah, dan rahmah dari Allah SWT.
Sholat berjamaah dalam keluarga adalah benteng sunyi yang menjaga rumah dari keretakan batin. Ia menciptakan momen menyatu dalam keheningan, merajut ruh antara suami dan istri, orang tua dan anak.
“Mereka yang sholat berjamaah, hatinya akan disatukan oleh Allah. Dan jika Allah yang menyatukan, tak ada kekuatan yang bisa memisahkan,” ungkap Ustadzah Halimah dengan yakin.
Kini, saat dunia menawarkan beragam cara mempererat hubungan rumah tangga, umat Islam seharusnya tak melupakan amalan sederhana tapi sangat bermakna: sholat berjamaah di rumah. Karena dari situlah cinta tumbuh, ketenangan hadir, dan keluarga bertahan bukan hanya karena cinta satu sama lain, tetapi karena cinta yang sama kepada Tuhan.
Penulis : Syifa Sabrina Amalia, Wijhatul Amalina, Umi Fadilatuzzahro, Umi Umayyah, Umainur Rikza. Mahasantri Ma’had Aly Andalusia, Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah. Sekaligus peserta Unit Kegiatan Mahasantri (UKM) Jurnalistik dan Literasi Media.