Oleh : Rakhel Putri Ramadhani *
Untuk mengantisipasi rasa haus dan lapar saat berpuasa, agama menganjurkan agar Muslim mengakhirkan makan sahur. Hal ini tidak lain agar Muslim lebih kuat dan semangat dalam menjalankan ibadah puasa. Namun, terkadang sebagian orang melaksanakan sahur sebelum jam 12 malam karena mereka merasa malas untuk bangun dini hari. Lantas apakah yang demikian masih mendapatkan kesunahan sahur?
Sahur adalah aktivitas makan dan minum yang dilakukan pada dini hari sebelum masuk waktu berpuasa. Rasulullah Saw. menyebutkan bahwa waktu terbaik untuk sahur adalah di sepertiga malam hingga subuh. Meski makan sahur dihukumi sunah, namun makan sahur pada bulan Ramadhan sangat dianjurkan karena terdapat keutamaan didalamnya, yaitu
- Sahur di sepertiga malam adalah waktu yang baik untuk memohon ampunan
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Imran (17)
ٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْمُنفِقِينَ وَٱلْمُسْتَغْفِرِينَ بِٱلْأَسْحَارِ
“(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur”
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ
لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“(Rahmat) Tuhan kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman: ‘Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepadaKu, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.’” (HR Al-Bukhari:7494).
- Di dalam sahur ada keberkahan
Sebagaimana di ketahui, hukum sahur adalah sunnah. Rasulullah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dari Anas bin Malik:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَة
“Sahurlah kalian semua. Sesungguhnya sahur itu mengandung keberkahan.” (HR Bukhari: 1923)
– وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ : تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي اَلسَّحُورِ بَرَكَةً – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
- Didoakan oleh para malaikat
Makan sahur pada bulan Ramadan juga dapat menambah keberkahan karena para malaikat turun mendoakan kebaikan kepada orang yang melaksanakan sahur. Hadits ini dinukil dari Abu Sa’id Al Khudri r.a yang menyebut bahwa Rasulullah Saw pernah berkata, Allah SWT dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur,
السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى
الْمُتَسَحِّرِينَ
“Bersahur itu adalah suatu keberkahan, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur (makan sahur)” (HR Ahmad:11101).
Waktu Dimulainya Sahur
Melihat keutamaan-keutamaan di atas, meninggalkan makan sahur atau melakukan sahur tidak pada waktunya merupakan sesuatu yang sangat disayangkan. Lantas, mulai kapan kita sudah diperbolehkan makan sahur?
Syaikh Ibrahim al-Baijuri dalam Hasyiyah al-Baijuri (1/293) menjelaskan bahwa waktu makan sahur dimulai sejak tengah malam.
وقوله وتأخير السحور – إلى ان قال – ويدخل وقته بنصف الليل، فالأكل قبله ليس بسحور فلا تحصل السنة
“Ucapan pengarang berupa ‘mengakhirkan sahur sampai ia mengatakan dan waktu sahur masuk ketika tengah malam’. Maka, makan sebelum tengah malam bukanlah sahur sehingga kesunahan tidak bisa diperoleh.”
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa waktu sahur dimulai dari tengah malam. Makan yang dilakukan sebelum tengah malam tidak dinamakan sahur. Yang menjadi catatan adalah bahwa dalam sahur sendiri ada kesunnahan mengakhirkan hingga menjelang waktu imsak. Orang yang makan sahur pukul 01.00 dini hari misalnya karena sudah melewati tengah malam akan mendapatkan satu kesunnahan. Apabila makan sahurnya setengah jam menjelang waktu subuh, maka mendapatkan kesunahan tambahan berupa mengakhirkan waktu sahur.
Penutup
Jadi berdasarkan keterangan di atas, makan sahur harus sudah melewati tengah malam. Jika tidak, maka seseorang tidak mendapatkan kesunahan. Oleh sebab itu, penulis menyarankan agar para pembaca bisa mengatur waktu istirahat agar bisa melaksanakan sahur sesuai ketentuan sunah sehingga para pembaca mendapat pahala-pahala kesunahan dan kekuatan dalam berpuasa.
*Rakhel Putri Ramadhani
Mahasiswa Prodi PAI UNU Purwokerto