Ribut Polling, Akankah Gleweyan dadi Temenan?

LIMA polling tokoh NU dan Pilkada (Banyumas) yang baru saja dilempar dalam waktu berurutan oleh pihak anonim dengan memanfaatkan platform Polingkita.com cukup menarik perhatian. Ya, khususnya perhatian warga NU-tizen (sebutan netizen NU Banyumas).

Bagi kalangan muda ada yang menanggapi biasa, namun ada yang serius. Bahkan jajaran Syuriah Pengurus Cabang NU Banyumas meminta polling itu dihentikan. Pertanyaannya meminta kepada siapa? Kepada platform penyedia polling atau pemanfaat platform yang anonim itu?

Meski demikian di sisi lain, ada pihak yang justru memandang positif atau mungkin bahkan optimis dengan adanya polling tersebut. Ya, meski ada yang menyebut polling itu hanya ‘social games‘, namun pihak tertentu sangat sadar betapa hidup adalah permainan. Ya, gelaran Pilkada masih dua atau tiga tahun lagi, namun isu suksesi itu tetaplah seksi.

Kalau tak salah dengar dengan adanya polling yang dilempar pihak anonim itu, banyak pihak yang melaksanakan ‘mobililisasi jempol’ NUtizen. Apalagi tak bisa dipungkiri, nama-nama yang dimasukkan dalam polling tersebut, tak lain adalah para ‘penggede’ NU di Banyumas.

Kenapa mereka mau dimobilisasi seperti itu? Ya, mungkin inilah bagian dari ketaataan atau ketakdziman para NUtizen sebagai kepada panutannya. Ya, namanya juga warga NU. Mungkin ada yang serius memberikan suara, namun adanya memang sekadar meramaikan polling itu saja. Jadi terlepas dari soal motivasi mereka mengisi polling itu, tidak bisa dipungkiri polling itu telah menjadi penggugah NUtizen.

Melek Digital

Platform polling gratis sebagaimana media sosial memang cukup strategis untuk melempar isu. Patut diapresiasi keseriusan atau keisengan pembuat lima polling tokoh NU dan Pilkada Banyumas tersebut. Pasalnya dengan adanya polling ini, sedikitnya telah muncul rumor hingga isu yang bersliweran di kalangan struktural hingga kultural NU Banyumas.

Setidaknya dengan adanya polling inilah, NUtizen sadar betapa potensi, peluang hingga tantangan pemanfaatan berbagai platform digital untuk kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya bahkan hiburan. Ya, kalau boleh curiga, jika polling ini adalah keisengan maka sudah ribuan warga yang turut terseret di dalamnya.

Terlepas dari ‘disclaimer‘ yang telah ditampilkan di platform penyedia polling ini, setidaknya polling ini mampu memperlihatkan bagaimana peta NUtizen dalam memandang persoalan. Mulai dari soal kesadaran dan kekritisan menggunakan media sosial dan platform digital bahkan hingga yang lebih serius berupa dukungan penuh terhadap tokoh-tokoh NU Banyumas yang disebutkan dalam polling tersebut.

Akankah, bola (mainan) liar polling tokoh NU dan Pilkada Banyumas ini, akan menuju fenomena ‘gleweyan dadi temenanan‘? Kita lihat saja. Waktu yang akan menjawabnya. Atau kita perlu melirik tulisan di belakang truk bergambar Gus Dur dan bertuliskan Gitu Aja Kok Repot! (Red)

Tulisan sebelumnyaRois Syuriah PCNU Banyumas Minta Polling Calon Bupati Dihentikan
Tulisan berikutnyaLima Belas Ranting Mengikuti Lomba Harlah Fatayat ke 71

1 KOMENTAR

  1. Kebesaran warga Nahdliyyin di Kabupaten Banyumas dapat terlihat dari kuantitas dan kualitas, terbukti semua wilayah kecamatan terbentuk pengurus ranting dan MWC/PAC semua Banom. Lembaga Pendidikan, majlis ta’lim, madrasah Diniyah/ponpes semua bergerak menyuarakan dan melaksanakan Amaliah NU.
    Mobilisasi warga NU sangat perlu direspon positif dengan mewujudkannya sebagai pimpinan daerah , maka saya SANGAT SETUJU dengan diadakan poling siapa tokoh yg tepat dan berkompeten R 1 atau setidak-tidaknya R 2.
    Termasuk ketika pemilihan anggota DPRD, seharusnya setiap Dapil cukup 1 atau 2 calon yg didukung semua warga NU dan dipastikan jadi.

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini