Recap 2025! Mahasiswa UIN Saizu Purwokerto Cetak Prestasi Nasional hingga Internasional

 

PURWOKERTO, nubanyumas.com – Di balik gedung-gedung di kawasan kampus UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, ada kisah perjuangan yang tak pernah berhenti. Bukan sekadar menimba ilmu di ruang kuliah, para mahasiswa kampus hijau ini telah menorehkan tinta emas lewat prestasi gemilang di tingkat wilayah, nasional, hingga internasional.

Tahun 2025 menjadi saksi nyata bagaimana kampus ini terus melahirkan insan muda yang tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh, kreatif, dan berkarakter. Dalam rekapitulasi Bagian Akademik dan Kemahasiswaan hingga September, tercatat 78 mahasiswa berprestasi dengan total 5 prestasi tingkat wilayah, 67 tingkat nasional, dan 6 di level internasional.

Rektor UIN Saizu Purwokerto Prof Ridwan menyebut, angka ini bukan sekadar statistik melainkan bukti bahwa semangat juang mahasiswa UIN Saizu tak mengenal batas. Ceritanya berawal dari Antika Nugraeni, mahasiswi yang menaklukkan ring Open Turnamen Kickboxing dan keluar sebagai Juara I.

Siapa sangka, di balik wajah lembutnya, ia adalah pejuang tangguh yang rela menempuh latihan keras setiap pagi sebelum kuliah dimulai. “Capek pasti, tapi rasa bangga membawa nama kampus jauh lebih besar dari semua itu,” katanya penuh haru.

Tak jauh berbeda dengan Luki Zenico, peraih Juara II Putra Putri Maritim Indonesia 2025. Ia menegas- kan bahwa menjadi mahasiswa UIN Saizu bukan berarti hanya bergelut dengan kitab dan teori. “Kami ingin menunjukkan, mahasiswa kampus Islam juga bisa berkompetisi di panggung nasional dengan karakter, kecerdasan, dan akhlak,” ujarnya.

Dari dunia olahraga, seni, hingga akademik, prestasi mahasiswa UIN Saizu meledak bagai kembang api di langit prestasi. Yoga Febrianto, misalnya, membawa pulang piala Juara III Tapak Suci Unit 003 Nasional, sementara Anggi Nurmalita menjadi inspirasi lewat Juara III Mandalika National Essay Competition 6.

Tak hanya berhenti di level nasional, beberapa mahasiswa berhasil menembus ajang internasional. Bayu Muhammad Yusuf S, misalnya, membawa nama UIN Saizu dalam ajang bergengsi Asia 2025 Innovation Forum, membahas “Inovasi Teknologi dan Ekonomi untuk Pembangunan Berkelanjutan.”

Ada pula Arimbi Cahya Ayu, yang mengharumkan nama Indonesia di kancah Red Cross Volunteer International 2025 sebuah ajang internasional yang menuntut empati, keberanian, dan kemampuan sosial tingkat tinggi. “Menjadi relawan bukan sekadar soal menolong orang lain, tapi tentang memahami nilai kemanusiaan,” ujar Arimbi ketika diwawancarai selepas kepulangannya dari ajang tersebut.

Keunikan UIN Saizu adalah bagaimana kampus ini berhasil menyeimbangkan spiritualitas dan intelektualitas. Prestasi tak hanya muncul dari ajang sains atau olahraga, tetapi juga dari lomba-lomba keagamaan.

Nama-nama seperti Alvina Rokhimatul Azmi, Adira Shafwa Arthalillah, dan Nafiatul Fauziah menjadi bukti bahwa Musabaqah Tilawatil Qur’an dan karya ilmiah bernuansa Islam tetap menjadi ladang prestasi yang bergengsi.

“Di UIN Saizu, kami tidak hanya belajar membaca Al-Qur’an, tapi juga memaknai dan menerjemahkannya dalam karya,” ungkap Adira yang meraih Juara II kategori Pidato Bahasa Inggris Islami.

Banyumas mungkin bukan ibu kota besar, tetapi semangat mahasiswa UIN Saizu membuktikan bahwa prestasi tak ditentukan oleh lokasi, melainkan oleh tekad dan kerja keras. Para mahasiswa ini berangkat dari ruang-ruang kecil di kampus yang sederhana, namun berhasil menembus pentas nasional bahkan dunia.

“Prestasi ini bukan hanya milik individu, tapi milik seluruh civitas akademika. Mereka adalah wajah masa depan Indonesia yang berpijak pada nilai-nilai Islam, kemanusiaan, dan keunggulan,” tutur Rektor UIN Saizu Purwokerto, Prof Ridwan.

Setiap piala, setiap sertifikat, menyimpan kisah perjuangan: dari waktu tidur yang berkurang, biaya latihan yang dikumpulkan sendiri, hingga rasa cemas menjelang lomba. Namun bagi mahasiswa UIN Saizu, prestasi adalah ibadah bagian dari rasa syukur kepada Allah atas ilmu dan kemampuan yang diberikan.

“Kalau bukan kita yang membawa nama kampus ke panggung nasional dan internasional, siapa lagi?” kata Reza Rifky Rachmawan, Juara I ADIA International Festival 2025 dengan mata berbinar.

Rekapitulasi prestasi tahun 2025 ini menjadi penanda bahwa UIN Saizu Purwokerto bukan lagi kampus yang hanya dikenal di wilayah Jawa Tengah, melainkan telah menjadi poros prestasi nasional bahkan internasional.

Dari laboratorium kecil, gelanggang silat, hingga forum akademik dunia cahaya prestasi itu terus menyala. Dan setiap mahasiswa yang menorehkannya adalah bukti bahwa dari Banyumas, lahir generasi pembawa perubahan generasi UIN Saizu yang berprestasi, berakhlak, dan berdaya global.

Sumber ; humas UIN Saizu

Tulisan sebelumnyaInsentif Guru Ngaji: ‘Bukan Gaji’ Tapi Kehadiran Negara untuk Pejuang Agama

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini