PEKUNCEN, nubanyumas.com – PAC Fatayat NU Pekuncen menggelar peringatan harlah dengan sederhana namun filosofis. Apa sebab? Sederhana karena masih dalam kondisi pandemi sehingga terbatas dan ketat prokes.
Lalu filosofisnya? “Harlah ini rangkaian formal ada khataman dan pengajian. Kemudian kita akhiri dengan buka bersama model ‘tukar takir’,” kata Ketua PAC Fatayat Pekuncen, Siti Jamiyah.
Takir adalah hidangan simpel nasi, sayur, lauk dalam satu bungkus. Dewasa ini banyak yang menyebutnya nasi rames. Tradisi takir menjadi salah satu ciri khas di wilayah pedesaan Banyumas. Terutama dalam pengajian-pengajian umum yang bersifat kolosal.
“Tukar takir itu mengandung maksud, perempuan fatayat harus siap bertukar pikiran dengan sesama. Bertukar gagasan dan harus berkarakter dan kompetitif. Sehingga mampu menjawab kebutuhan zaman,” kata Jamiyah lagi.
Anggota DPRD Banyumas, Balqis Fadilah menyebut Fatayat sebagai representasi perempuan yang hebat. Tanpa banyak diskusi, berteori, Fatayat sudah begitu banyak memberi manfaat. Padahal, katanya, beberapa anggota juga berstatus sebagai ibu rumah tangga, pekerja (karier) atau berstatus istri.
“Zaman sekarang banyak yang bilang orang harus multitasking, mampu mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu momen. Semua tau, bahwa Fatayat itu karakter dasarnya multitasking. Tanpa teori tapi justru sudah teruji,” kata perempuan yang karib disapa Ipeh Iis tersebut.
Bagi Ipeh Iis, Fatayat merupakan tempat berorganisasi yang baik untuk ibu-ibu muda. Sebagai manusia, karakter dan kewajiban dasar terus belajar bisa terpenuhi dengan berorganisasi.
“Sangat bersyukur bagi yang sempat dan bisa aktif di Fatayat. Terus bergerak menebar manfaat,” katanya.
Kegiatan dilaksanakan di Gedung MWC NU Pekuncen di Desa Banjaranyar, Sabtu (24/4 2021). Mulai pukul 15.30 sampai 18.30. Acara dimulai dengan Khotmil Quran juz 30. Dilanjutkan dengan tausiyah oleh Kyai Dadang Sholahudin dan disiarkan Live di Radio Nusa FM 106,5.
Kontributor: Dian Erawati