RAWALO, nubanyumas.com – Diantara sekian banyak kisah sejarah berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama (NU) tahun 1926 yang sudah masyhur saat ini dan banyak ditulis dalam buku sejarah, ternyata masih ada satu kisah lagi yang luput untuk ditulis. Kisah ini berkaiatan dengan sepak terjang KH Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) pada masa-masa awal mengusulkan pendirian NU.
Kisah ini adalah kisah tentang Mbah Wahab yang mengirimkan surat kepada Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan maksud meminta restu kepada Sunan Ampel untuk mendirikan organisai NU. Karena pada saat itu, KH Hasyim Asyari belum juga memberikan persetujuan untuk mendirikan NU.
Demikian disampaikan KH Hasib Wahab Chasbullah, putra KH Wahab Chasbullah ketika menyampaikan tausiyah di acara Haul Muassis Mah’ad dan Ulang Tahun ke 59 Pesantren Miftahul Huda Pesawahan Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas Jawa Tengah Sabtu,(26/2/2022) malam di komplek pesantren setempat.
“Setelah dua kali soan kepada KH Hasyim Asyari untuk mengusulkan berdirinya NU, dan Mbah Hasyim saat itu belum juga setuju. Mbah Wahab datang ke makamnya Sunan Ampel untuk tirakat di sana,” jelas KH Hasib Wahab.
Dijelaskan KH Hasib, bahwa saat itu ayahnya menuliskan surat kepada Sunan Ampel, surat itu gulung, kemudian dipendam di samping makamnya Sunan Ampel. Jika dalam tiga hari kedepan surat itu masih ada maka Sunan Ampel tak merestui berdirinya NU, namun jika surat itu hilang, maka Sunan Ampel merestuinya.
Baca Juga : Fatayat Rawalo ‘Teladani’ Ulama Banyumas-Cilacap
“Tiga hari kemudian Kiai Wahab datang lagi ke makam, setelah dicari-cari, surat terebut ternyata sudah tidak ada, itu artinya Sunan Ampel merestui berdirinya organisasi NU,” lanjut Kiai Hasib.
Dalam kesempatan tersebut Kiai Hasib juga menjelaskan jika menjadi warga NU adalah rahmat dari Allah SWT, karena NU bukanlah organisasi abal-abal, bukan organisasi sembarangan. NU didirikan oleh para ulama dan melalui tirakatnya para ulama-ulama besar Nusantara.
“Ulama adalah pewaris para Nabi, jadi sudah tepat jika kita ikut para ulama, ikut organisasi NU,” paparnya.
Diketahui bahwa KH Wahab Chasbullah merupakan salah satu dari tiga kiai yang diutus oleh Komite Hijaz untuk berangkat menemui raja Saud, untuk menyampaikan pesan kepada penguasa Arab saat itu agar tidak menghancurkan makan Nabi Muhammad SAW.
Mbah Wahab juga merupakan sosok pengarang syair Ya lal Wathan atau Syubanul Wathan, lagu yang saat ini selalu dinyayikan saat pembukaan acara-acara NU.(*)