Khutbah Jumat minggu ke 2 bulan Syawal kali ini mengangkat tema “Silaturahmi, Cerminan Ketakwaan Seorang Mukmin”. Dalam khutbah ini disampaikan bahwa silaturahmi bukan sekadar hubungan sosial, melainkan bagian dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Silaturahmi memiliki banyak keutamaan, di antaranya mendatangkan keberkahan, memperpanjang umur, dan menjadi jalan menuju surga. Rasulullah SAW menekankan pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan, bahkan ketika hubungan itu sempat terputus.
Baca Juga : Khutbah Jumat: 3 Pesan Ramadhan di Bulan Syawal
Khutbah Jumat: Silaturahmi, Cerminan Ketakwaan Seorang Mukmin
Khutbah l
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ.
أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الزِّحَامِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْم : اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْن
Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah …
Mari kita renungkan bersama akan pentingnya silaturahmi dalam kehidupan. Silaturahmi bukan hanya sekadar ikatan sosial, tetapi merupakan cerminan ketakwaan dan bukti dari keimanan yang mendalam.
Dalam Islam, silaturahmi menempati posisi yang istimewa, bahkan seringkali didahulukan di atas amal kebaikan lainnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۗ إِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”. (QS. An-Nisa’: 1)
Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya silaturahmi dalam sabdanya:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari).
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa silaturahmi memiliki kedudukan istimewa setelah takwa, dan menjaga hubungan baik dengan kerabat adalah salah satu ciri orang beriman.
Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah …
Silaturahim membawa banyak keberkahan dalam hidup kita. Dengan menjaga silaturahmi, kita menunjukkan kualitas iman dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Misalnya, kita bisa mulai dengan mengunjungi orang tua atau saudara yang sudah lama tidak kita temui. Mungkin juga kita bisa mengajak mereka makan bersama atau sekadar berbincang-bincang untuk mempererat hubungan.
Nabi SAW pernah ditanya oleh sahabatnya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga. Lalu beliau menjawab:
تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ
“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari)
Ini menunjukkan betapa pentingnya silaturahmi dalam rangka mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kemudian, sebenarnya kepada siapa kita harus bersilaturahmi? Abdullah bin ‘Amr meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنَّ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
“(Hakikat) orang yang menyambung silaturahmi itu bukan orang yang membalas kebaikan (dengan kebaikan). Akan tetapi, ia yang apabila silaturahminya terputus, bergegas menyambungnya.” (HR. Bukhari)
Hadits tersebut menegaskan bahwa silahturahmi bukan hanya tentang membalas kunjungan atau kebaikan, tetapi lebih kepada usaha untuk terus menjaga hubungan meskipun ada hambatan. Contohnya, jika ada saudara atau teman yang sedang mengalami kesulitan atau konflik, kita bisa menjadi jembatan untuk mendamaikan mereka atau sekadar memberikan dukungan moral.
Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’ah rahimakumullah …
Kemudian, esensi dari silaturahmi tidak sebatas bersalaman atau pertemuan fisik. Silaturahmi merupakan ketaatan dan amalan yang mendekatkan kita kepada Allah Ta’ala serta menjauhkan kita dari perbuatan maksiat. Dengan menjalin hubungan baik dengan keluarga dan kerabat, seperti rutin menghubungi mereka melalui telepon atau media sosial jika jarak memisahkan, kita akan semakin taat kepada Allah dan mendapatkan keberkahan dalam hidup serta menyelamatkan diri kita kelak di akhirat.
Oleh karenanya, mari kita tingkatkan upaya untuk menyambung tali persaudaraan dengan sesama Muslim dan kerabat kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberi kita kekuatan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhkan kita dari perbuatan yang merusak hubungan baik antar sesama. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ وَالْآيَاتِ الْحَكِيْمِ ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمَ
Baca Juga : Khutbah Jumat: Setelah Ramadhan Pergi, Bagaimana Kita?
Khutbah ll
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أتَمَّ عَلَيْنَا نِعْمَتَهُ ، وَأَكْمَلَ لَنَا الدِّيْنَ , وَشَرَّعَ لَنَا مِنَ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَاتِ أَنْوَاعًا وَأَصْنَافًا لِنَتَقَرَّبَ بِهَا إِلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .
أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ أَكْرَمُ الْأَكْرَمِيْنَ . وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُصْطَفَى عَلَى جَمِيْعِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ .
اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ: فَيآأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ .. اِتَّقُوا اللهَ , اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ فَإِنَّ طَاعَتَهُ أَقْوَمُ وَأَقْوَى , وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادَ التَّقْوَى , وَاحْذَرُوا أَسْبَابَ سَخَطِ الْجَبَّارِ فَإِنَّ أَجْسَامَكُمْ عَلَى النَّارِ لَا تَقْوَى
وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اللهم اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ؛ اللهم ادْفَعْ أَنَّ الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ، عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً ، وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً ، بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ,
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ , رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ … إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ , وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ ,وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Ustadz M. Shodiq Ma’mun, S.Sos
Ketua RMI MWC NU Ajibarang