Manusia merupakan mahluk paling sempura yang Allah SWT cipatakan, karena manusia memiliki akal atau pikiran yang bisa digunakan untuk berpikir. Berbeda dengan mahluk-mahluk yang lainnya, oleh karena itu pada jumat kali ini, nubanyumas.com menghadirkan khutbah jumat dengan judul Menjadi Manusia Bermanfaat.
Dalam naskah khutbah jumat ini secara rinci dijelaskan, mengutip Imam Hasan Al Basri bahwa manisia terbagai menjadi tiga, apa saja itu? Silahkan simak khutbah jumat di bawah ini dengan seksama.
Baca Juga : Khutbah Jumat: Menemukan Kebaikan di Setiap Takdir Allah
Khutbah Jumat: Menjadi Manusia Bermanfaat
Khutbah I
اْلحَمْدُ للهِ الّذِي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ
أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُواْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسولُه
اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِه وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين
أَمَّا بَعْدُ : فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah Jumat rahimakumullah…
Dalam kehidupan sosial, kita tidak hidup sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai makhluk sosial yang saling bergantung dan berinteraksi satu sama lain. Setiap manusia memiliki peran dan kontribusi yang berbeda dalam membangun keharmonisan dan kemajuan masyarakat. Namun, tidak semua individu memberikan manfaat yang sama besar atau memiliki pengaruh yang serupa dalam kehidupan bersama.
Imam Hasan Al-Bashri memberikan gambaran yang sangat menarik mengenai klasifikasi manusia berdasarkan tingkat manfaat dan keberadaan mereka dalam masyarakat. Beliau berkata:
الرِّجَالُ ثَلَاثَةٌ : فَرَجُلٌ كَالْغِذَاءِ لَا يُسْتَغْنَى عَنْهُ ، وَرَجُلٌ كَالدَّوَاءِ لَا يُحْتَاجُ إِلَيْهِ إِلَّا حِينًا بَعْدَ حِينٍ ، وَرَجُلٌ كَالدَّاءِ لَا يُحْتَاجُ إِلَيْهِ أَبَدًا
Manusia terbagi menjadi tiga tipe berdasarkan peran dan manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat.
Pertama, orang yang keberadaannya sangat penting dan selalu dibutuhkan, seperti makanan yang menjadi sumber kehidupan dan kekuatan bagi tubuh. Tanpa kehadiran mereka, kehidupan sosial akan terasa kekurangan dan tidak berjalan dengan baik.
Kedua, orang yang manfaatnya terasa hanya pada saat-saat tertentu, layaknya obat yang diperlukan ketika tubuh sakit atau mengalami gangguan. Kehadiran mereka sangat berarti di waktu-waktu tertentu, namun tidak selalu dibutuhkan setiap saat.
Ketiga, orang yang keberadaannya justru membawa kerugian dan gangguan, seperti penyakit yang merusak kesehatan dan harus dihindari. Orang-orang ini tidak diinginkan kehadirannya karena dapat menimbulkan masalah dan merusak keharmonisan dalam masyarakat.
Dari gambaran tersebut, kita dapat mengambil pelajaran penting tentang bagaimana seharusnya kita menempatkan diri dalam masyarakat.
Jamaah Jumat rahimakumullah…
Kita semua tentu berharap menjadi golongan manusia yang seperti makanan, yang selalu dibutuhkan dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Karena sesungguhnya Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ خَيْرٌ مِّنْهَاۚ وَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى الَّذِيْنَ عَمِلُوا السَّيِّاٰتِ اِلَّا مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Barangsiapa datang membawa kebaikan, maka dia akan mendapat (balasan) kebaikan itu.” (QS. Al-Qashash: 84)
Melalui ayat ini, kita dipahamkan bahwa setiap kebaikan yang kita berikan kepada orang lain akan kembali kepada kita dengan balasan yang baik dari Allah SWT. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat, tidak hanya untuk keluarga dan lingkungan terdekat, tetapi juga untuk masyarakat luas.
Jamaah Jumat rahimakumullah…
Marilah kita renungkan posisi kita masing-masing dalam masyarakat. Apakah kita sudah menjadi manusia yang selalu memberikan manfaat seperti makanan? Ataukah kita hanya sesekali diperlukan seperti obat? Atau bahkan kita termasuk golongan yang tidak diinginkan keberadaannya karena membawa mudharat seperti penyakit?
Untuk itu, mari kita tingkatkan kualitas diri dengan memperbanyak amal kebaikan, menebar manfaat, dan menjauhi perbuatan yang merugikan orang lain. Ingatlah bahwa menjadi pribadi yang bermanfaat adalah bagian dari ibadah yang dicintai Allah SWT dan jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Baca Juga : Khutbah Jumat: Renungan di Bulan Dzulqa’dah
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيدنامُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّم تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ : فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى , وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ
وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ , اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ … إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Ustadz M. Shodiq Ma’mun, S.Sos
(Penyuluh Agama Islam Kecamatan Ajibarang)