Khutbah Jumat: Memuliakan Kiai untuk Meraih Ridha Ilahi

Khutbah Jumat: Memuliakan Kiai untuk Meraih Ridha Ilahi - Keutamaan Menghormati Guru
Khutbah Jumat: Memuliakan Kiai untuk Meraih Ridha Ilahi

Dalam khutbah Jumat berjudul “Memuliakan Kiai untuk Meraih Ridha Ilahii” ini mengingatkan bahwa hakikat seorang santri bukan sekadar menuntut ilmu, tetapi juga menjaga adab dan memuliakan para kyai sebagai jalan meraih keberkahan dan ridha Allah. Pesan ini menjadi refleksi penting pasca peringatan Hari Santri, agar semangat ketawaduan dan penghormatan kepada guru tetap hidup di tengah umat.

Khutbah Jumat: Memuliakan Kiai untuk Meraih Ridha Ilahi

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب. وَقَالَ: يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita manfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Baru saja, dua hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 Oktober, kita memperingati Hari Santri Nasional. Momentum ini menjadi saat yang tepat untuk mengenang dan menghormati perjuangan para santri dan ulama yang telah memberikan sumbangsih besar bagi kemerdekaan bangsa kita.

Makna santri pun bukan hanya mereka yang menetap di pesantren, tetapi juga mencakup siapa saja yang bersungguh-sungguh mendalami dan mengamalkan ilmu agama. Namun, untuk dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat, seorang santri perlu menjunjung tinggi ilmu itu sendiri serta menghormati para ulama dan guru yang menjadi sumber ilmu tersebut. Sebab tanpa penghormatan dan kerendahan hati kepada guru, ilmu yang dicari tidak akan membawa manfaat.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Santri Mengawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia

Imam Burhanuddin az-Zarnuji dalam karyanya Ta’limul Muta’allim fi Thariqit Ta’allum mengingatkan:

 اِعْلَمْ بِأَنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ لَا يَنَالُ الْعِلْمَ وَلَا يَنْتَفِعُ بِهِ إِلَّا بِتَعْظِيمِ الْعِلْمِ وَأَهْلِهِ وَتَعْظِيمِ الْأُسْتَاذِ وَتَوْقِيرِهِ

Artinya, “Ketahuilah bahwa seorang santri tidak akan memperoleh ilmu yang bermanfaat kecuali dengan menghormati ilmu, orang yang berilmu, serta dengan memuliakan dan menghormati gurunya.”

Pesan mulia ini harus menjadi pedoman bagi kita semua dalam menuntut ilmu. Dengan sikap memuliakan guru, kita tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga keberkahan dan manfaat yang melimpah. Sebaliknya, mereka yang lalai menghormati guru akan menemui kesulitan dalam meraih ilmu dan keberkahannya.

Keteguhan dalam menghormati guru inilah yang membuat Sayyidina Ali karramallahu wajhah pernah menyatakan:

أَنَا عَبْدُ مَنْ عَلَّمَنِي حَرْفًا إِنْ شَاءَ بَاعَ وَإِنْ شَاءَ اسْتَرَقَّ

Yang berarti, “Aku adalah hamba sahaya bagi siapa saja yang mengajarkanku satu huruf. Terserah dia, apakah ingin membebaskanku atau mempertahankanku sebagai hamba.”

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita renungkan bersama: memuliakan kiai dan para guru bukanlah sekadar adab dan penghormatan semata, melainkan kunci utama menjaga kemurnian serta keberkahan ilmu yang kita peroleh. Dengan menghormati mereka, kita turut menjaga kesinambungan sanad ilmu yang suci — rantai emas yang menghubungkan kita dengan para ulama, para salafus shalih, hingga Rasulullah ﷺ.

Sanad yang terjaga dengan baik memastikan bahwa ilmu yang kita pelajari benar-benar sampai kepada kita secara shahih, sehingga ibadah kita pun menjadi sah, benar, dan diterima di sisi Allah. Sebaliknya, jika sanad itu terputus, jika adab kepada guru diabaikan, maka akan mudah muncul kesalahan yang bisa menyesatkan akidah dan merusak amal ibadah kita.

Oleh karena itu, tanamkanlah dalam hati kita sikap hormat yang tulus kepada para kiai dan guru — sebagai wujud syukur atas jasa mereka yang telah menyalurkan ilmu, menuntun kita dari gelap menuju cahaya.

Mudah-mudahan kelak, kita semua dikumpulkan bersama para masyayikh dan guru-guru kita di surga Allah SWT.
Amin, ya Rabbal ‘alamin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ, وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ, أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ. قَالَ اللّهُ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ. رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.​​​​​​​عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر.

Penulis: M. Shodiq Ma’mun, S.Sos
(Ketua RMI MWC NU Ajibarang)

Tulisan sebelumnyaBaznas Banyumas Salurkan Bantuan Rp1 Miliar untuk 535 Mustahik di Hari Santri
Tulisan berikutnyaJelang Pelantikan JATMAN Banyumas, Panitia Sowan PCNU Banyumas Matangkan Persiapan

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini