Khutbah Jumat: Bencana Alam atau Bencana Manusia?

Khutbah Jumat: Bencana Alam atau Bencana Manusia?
Khutbah Jumat: Bencana Alam atau Bencana Manusia?

Bencana Alam atau Bencana Manusia? Pertanyaan ini kian relevan ketika berita banjir, longsor, dan kerusakan lingkungan datang silih berganti. Musibah seolah menjadi tamu yang terlalu sering mengetuk pintu kehidupan kita. Namun, benarkah semua itu murni kehendak alam, atau justru cermin dari ulah manusia sendiri?

Khutbah Jumat ini mengajak jamaah untuk tidak berhenti pada kesedihan, tetapi melangkah lebih jauh pada perenungan dan muhasabah. Dengan merujuk Al-Qur’an dan ajaran Rasulullah SAW, khutbah ini menempatkan bencana dalam dua bingkai besar: sebagai sunnatullah yang memiliki sebab-akibat fisik, sekaligus sebagai peringatan spiritual agar manusia kembali pada jalan takwa.

Khutbah Jumat: Bencana Alam atau Bencana Manusia?

Oleh: Kifayatul Ahyar

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلَّهِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Akhir-akhir ini, mata dan telinga kita sering disuguhkan dengan berbagai macam berita duka. Banjir bandang menerjang, tanah longsor menimbun pemukiman, hingga merusak bangunan dan fasilitas kehidupan. Fenomena ini sering kita sebut sebagai “Bencana Alam”.

Namun, izinkanlah pada mimbar yang mulia ini kita merenung sejenak. Apakah semua ini murni kehendak alam yang bergerak sendiri, ataukah ada andil tangan manusia di dalamnya? Apakah ini bencana alam, atau sejatinya bencana akibat ulah manusia?

Allah SWT telah memberikan jawaban yang tegas dalam Al-Qur’an Surah Ar-Rum ayat 41:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41).

BACA JUGA: Khutbah Jumat: Menyambut Bulan Rajab

Ayat ini menegaskan bahwa kerusakan ekologi, ketidakseimbangan alam, seringkali bermuara pada bima kasabat aydin-nas (disebabkan oleh tangan manusia).

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Bencana bisa kita lihat dari dua sudut pandang:

Pertama, Bencana sebagai Kausalitas Fisik (Sunnatullah). Banjir seringkali terjadi bukan semata karena hujan deras, melainkan karena daerah resapan air yang telah berubah menjadi beton. Tanah longsor terjadi karena hutan yang seharusnya menjadi paku bumi telah gundul ditebang oleh keserakahan manusia. Sampah yang dibuang sembarangan menyumbat aliran sungai. Inilah yang disebut bencana manusia. Kita merusak rumah kita sendiri (bumi), lalu menangis ketika atapnya runtuh menimpa kita.

Kedua, Bencana sebagai Peringatan Spiritual. Dalam pandangan agama, musibah memiliki tiga wajah:

  1. Ujian (Ibtila’) bagi orang beriman, untuk menaikkan derajat mereka.
  2. Teguran (Tadzkirah) bagi orang yang lalai, agar mereka sadar.
  3. Hukuman (Adzab) bagi mereka yang ingkar dan terus berbuat maksiat.

Ketika kemaksiatan merajalela, ketika zina dilakukan terang-terangan, ketika timbangan dicurangi, dan ketika hukum Allah dipermainkan, maka alam pun enggan bersahabat. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa kemaksiatan suatu kaum dapat mengundang bala.

Hadirin Rahimakumullah,

Lantas, apa yang harus kita lakukan? Sikap kita haruslah seimbang antara ikhtiar lahiriah dan batiniah.

Secara Lahiriah, kita wajib menjaga lingkungan. Islam adalah agama yang sangat peduli lingkungan (Hifdzul Bi’ah). Jangan buang sampah sembarangan, jangan menebang pohon semena-mena, dan perbaiki tata kelola lingkungan kita. Ini adalah bagian dari amanah sebagai Khalifah di bumi.

Secara Batiniah, kita harus segera bertaubat (Taubatan Nasuha). Bencana adalah “alarm” dari Allah agar kita kembali sujud. Jangan sampai kita menjadi kaum yang hatinya membatu, yang ketika diberi peringatan justru semakin sombong.

BACA JUGA: Khutbah Jumat: Menjadi Manusia Bermanfaat

Semoga Allah SWT melindungi negeri kita dari segala marabahaya, bencana, dan musibah. Dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita yang mungkin menjadi sebab turunnya bencana tersebut.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَأُذُنٌ بِخَبَرٍ.

أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى مِنْ حَيْثُ أَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَزَجَرَ.

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ، وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

DOWNLOAD PDF

Tulisan sebelumnyaKhutbah Jumat: Menyambut Bulan Rajab
Tulisan berikutnyaSolidaritas Kemanusiaan: PC Fatayat NU Banyumas Salurkan Rp 54 Juta untuk Korban Banjir Sumatera–Aceh

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini