Khutbah Jum’at: “8 Perkara Yang Menyelamatkan Manusia”

Oleh: Gus M. Sa’dullah
(Ketua PC LDNU Banyumas)

 

Khutbah I 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ اْلبِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Hadirin Jamaah Jum’at Rakhimakumullah

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan demikian insya Allah kita akan menjadi manusia yang berbahagia baik dunia maupun di akhirat. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Bulan Rajab adalah bulan menebar, menanam dan menyemai amal kebaikan, bulan Sya’ban untuk merawat dan memelihara amal kebaikan, sedangkan bulan Ramadhan adalah bulan untuk memanen tanaman amal kebaikan kita.

Marilah di bulan Rajab 1445 H ini, kita semua berusaha dengan sekuat tenaga untuk menebarkan benih-benih amal kesalehan. Harapannya amal kesalehan yang kita semai nantinya tumbuh dengan baik dan sempurna sehingga di kemudian hari dapat menyelamatkan diri kita semua dari keburukan-keburukan yang ada pada diri kita.

Hadirin Jamaah Shalat Jum’at Yang Berbagia.

Alkisah, suatu saat Syaikh Syaqiq Al Balkhi bertanya kepada muridnya yaitu Hatim Al Asham. Kamu telah membersamaiku selama 30 tahun dalam belajar. Ilmu apa yang kamu hasilkan.

Hatim Al Asham menjawab, “Kami telah menghasilkan 8 faidah dari ilmu, dan hal itu sudah mencukupi bagi kami, karena sesungguhnya kami berharap keselamatan dari 8 faidah tersebut.”

Syaikh Syaqiq Al Balkhi bertanya, “Apakah 8 perkara tersebut?”

Hatim Al Asham menjawab:

Pertama: “Kami telah melihat semua makhluq, setiap dari mereka memiliki mahbub atau kekasih yang dicintai dan dirindukan, sebagian dari kekasih itu ada yang menemaninya hanya sampai ketika sakit menjelang ajal, sebagian dari kekasih itu ada yang mengantarkan sampai di pinggir kubur, kemudian kembali dan meninggalkannya dalam kesepian dan kesendirian, dan tidak ada seorang pun yang menyertainya masuk di dalam kubur.”

Lalu kami berfikir dan berkata, “Sebaik-baik kekasih adalah yang bisa ikut masuk di dalam kubur dan menjadi penghibur di sana, dan kami tidak menemukannya kecuali Al A’mal Al Shalihah (amal-amal yang baik)”.

Oleh karena itu, maka kami menjadikan amal-amal yang baik sebagai kekasih agar bisa menjadi lampu penerang di dalam kubur kami serta selalu akan menjadi penentram yang tidak akan meninggalkanku seorang diri.”

Kedua: “Kami telah melihat semua makhluk mengikuti hawa nafsu dan kesenangannya”. Lalu kami ta’ammul (berangan-angan dan memikirkan) firman Allah dalam surat An Naziat: 40-41.

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ. فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى (النازعات:٤٠-٤١)
Artinya: “Sedangkan orang yang takut pada Tuhannya dan mencegah dari hawa nafsu, maka sesungguhnya surga adalah tempatnya.”

Kami yakin Al Qur’an adalah haq dan benar, kemudian diri kami dengan segera melawan nafsu kami dengan sekuat tenaga memerangi dan mencegah kesenangannya, sehingga nafsu kami ridha dan menurut untuk taat kepada Allah Swt.

Hadirin Jamaah Jum’at Yang Berbahagia.

Ketiga: “Kami telah melihat tiap-tiap manusia berusaha mengumpulkan harta dunia dan menyimpannya”. Lalu kami merenungkan firman Allah Swt surat An Nahl, ayat 96:

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللهِ بَاقٍ

Artinya: “Sesuatu yang ada di sisimu akan habis, dan sesuatu yang di sisi Allah itu kekal abadi.”

Kemudian kami beramal jariyah dan bersedekah atas harta yang telah kami hasilkan untuk memperoleh keridhaan Allah Swt, dengan cara berbagi kebahagiaan dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan, karena dengan demikian hakikat harta kami abadi disisi Allah Swt.

Keempat: “Kami telah melihat sebagian manusia beranggapan bahwa kemuliaan dan keluhuran itu di tengah banyaknya kaum dan keluarga, sebagian yang lain beranggapan bahwa kemuliaan dan keluhuran itu di dalam banyaknya harta benda dan keturunan, lalu bisa membanggakan bahwa kemulian itu jika bisa menghisab harta orang lain, berbuat aniaya, dan melakukan pembunuhan, sebagian yang lain di dalam merusak harta, hidup mewah dan berfoya-foya”. Lalu kami merenungkan firman Allah Swt surat Al Hujurat, ayat 96:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ

Artinya: “Sesungguhnya paling mulianya orang disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.”

Lalu kami memilih taqwa (melakukan perintah Allah dan menjauhi larangannya) dan kami berkeyakinan bahwa Al Quran adalah haq dan benar, sedangkan persangkaan dan anggapan mereka semua adalah batal dan menyimpang.

Kelima: “Kami melihat sebagian manusia mencela dan mengunjing pada yang lain, dan kami menemukan penyebabnya adalah hasud (kedengkian) dalam harta, pangkat dan ilmu.” Lalu kami merenungkan firman Allah Swt surat Az Zuhruf, ayat 32:

نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيْشَتَهُمْ فِي اْلحَيَاةِ الدُّنْيَا

Artinya: “Kami (Allah) telah membagi di antara mereka penghidupan dunia.”

Dari ayat diatas akhirnya kami mengetahui bahwa penghidupan dunia adalah dari Allah Swt sejak zaman azali. Oleh karena itu, kami tidak hasud (iri) pada seseorang dan kami ridha dengan qismatillah (pembagian Allah Swt).

Keenam: “Kami telah melihat sebagian manusia saling bermusuhan dengan yang lain karena suatu tujuan dan sebab”. Lalu kami merenungkan firman Allah Swt surat Fathir, ayat 6:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّا

Artinya: “Sesungguhnya setan bagi kalian adalah musuh, maka jadikanlah setan sebagai musuh.”

Dari ayat diatas kami jadi mengetahui bahwa manusia tidak boleh bermusuhan dengan yang lain selain dengan setan.

Hadirin Jamaah Jum’at Yang Dirahmati Allah

Ketujuh: “Kami melihat setiap manusia yang berusaha dengan sungguh-sungguh dan mereka bekerja keras untuk memperoleh makan dan mata pencaharian, sehingga ada yang terjatuh dalam syubhat (perkara yang tidak jelas halal dan haramnya) dan terjatuh dalam keharaman.” Lalu kami merenungkan firman Allah Swt surat Hud, ayat 6:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ عَلىَ اللهِ رِزْقُهَا

Artinya: “Tiada satupun hewan di muka bumi, kecuali Allah Swt telah menanggung rizkinya.”

Dari ayat di atas kami mengetahui bahwa rizki kami telah ditanggung oleh Allah Swt, lalu kami mencurahkan waktuku untuk beribadah dan kuputuskan harapanku hanya kepada Allah Swt.

Kedelapan: “Kami melihat setiap orang i’timad (mengandalkan) dengan sesuatu selain Allah Swt. Sebagian dari mereka mengandalkan dirham dan dinar, sebagian yang lain mengandalkan harta dan kekuasaan, sebagian lagi mengandalkan pada pekerjaan dan keahlian, sebagian yang lain mengandalkan makhluk sesamanya.” Lalu kami merenungkan firman Allah Swt surat At-Thalaq, ayat 03:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلىَ اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيْئٍ قَدْرًا

Artinya: “Barangsiapa yang tawakkal (berserah diri) pada Allah, maka Allah akan mencukupinya, sesungguhnya Allah yang membuat sampai perkaranya, dan Allah telah menjadikan atas qadha’ (ketentuan) setiap perkara”.

Dari ayat di atas kami akhirnya berserah diri pada Allah, Dzat yang mencukupiku, dan sebaik-baiknya Dzat yang dipasrahi.

Hadirin Jamaah Jumat Yang Berbahgia

Setelah mendengar urian 8 perkara yang dijelaskan oleh Hatim Al-Asham, kemudian Syaikh Syaqiq Al-Balkhi mengatakan: “Semoga Allah memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepadamu wahai Hatim Al Asham, sesungguhnya aku pun telah melihat pada empat kitab yaitu Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an), maka aku dapatkan dalam keempat kitab tersebut berbicara seputar delapan perkara yang telah engkau uraikan, dan siapa yang beramal dengan kesemua yang telah engkau katakan tersebut, ia akan selamat dan telah menjalankan inti ajaran dari keempat kitab tersebut”.

Demikian kisah yang sangat inspiratif dan menggugah jiwa ini yang ditulis Imam Al Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad, hal 11-13. Semoga menjadi bekal yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Amin. Ya Rabbal ‘Alamin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ  وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم  .

Khutbah II

اَلْحَمْدُ ِللهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلىَ رِضْوَانِهِ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ: فَياَ أَيُّهَا النَّاسُ إِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى, يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اَلَّلهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَلَّلهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ   .

 

 

Tulisan sebelumnyaProfesor Moh. Roqib: Kaidah Politik NU Itu Ya Fleksibilitas, Bukan Oportunis
Tulisan berikutnyaSemakin Diminati, UIN Saizu Purwokerto Aktif Promosi dan Sosialisasi

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini