JAKARTA, nubanyumas.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-99 dalam versi hijriah atau ke-96 dalam versi masehi di Kota Surabaya dan Bangkalan, Jawa Timur.
Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam rilis yang diterima NU Online Banyumas menjelaskan puncak peringatan harlah NU akan digelar Rabu-Kamis,(16-17/2/2022) mengambil tema ‘Merawat Jagat Membangun Peradaban’.
Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar, Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf, para kiai sepuh hingga para Ketua Pegurus Wilayah NU (PWNU) se Indonesia akan hadir pada kegiatan tersebut.
“Puncak Harlah dimulai pada Rabu, diawali dengan ziarah ke makam muassis (pendiri) NU di Jombang, KH Hasyim Asyari, KH Bisri Syansuri, dan KH Wahab Hasbullah,” kata Gus Ipul dalam rilis tersebut.
Usai ziarah, lanjut Gus Ipul, para kiai pengurus PBNU serta PWNU se Indonesia akan menggelar ramah tamah di Gedung Grahadi Surabaya. Pada Kamis (17/2/2022) pagi rangkaian Harlah akan dimulai dengan membacakan tahlil dan doa di gedung Hoofdbestuur PCNU Bubutan Surabaya.
Baca Juga : PBNU Sayangkan Tindakan Represif, Harusnya Gunakan Persuasif
Gedung tersebut merupakan cagar budaya dan memiliki nilai historis tinggi bagi kelahiran NU. Dalam bahasa Belanda Hoofdbestuur berarti Pengurus Besar atau Kantor Pusat. Memang dahulu bangunan ini menjadi kantor pusat PBNU sebelum akhirnya berpindah ke Pasuruan dan Madiun, hingga akhirnya pindah ke Jakarta.
Di gedung itu pula KH Hasyim Asy’ari dan Ulama se Jawa dan Madura merumuskan resolusi jihad untuk melawan penjajah pada 21 dan 22 Oktober 1945.
Setelah membaca tahlil di Hoofdbestuur PCNU Bubutan Surabaya selesai, rombongan kemudian menuju ke Bangkalan untuk ziarah ke makam Syaichona Kholil Bangkalan. Dan pada malam harinya yakni mulai pukul 19.00 WIB puncak Harlah akan digelar di halaman Pondok Pesantren Syaichona Kholil Bangkalan.
“Akan penampilan KH Zawawi Imron yang akan membacakan puisi khusus tentang Syaichona dan akan dibaca di dalam mushola bersejarah tempat dulu Hadratussyaikh berguru pada Syaichona,” jelas Gus Ipul.
Mushola bersejarah yang dimaksud Gus Ipul adalah sebuah bangunan mushola kecil berukuran sekitar 5×5 meter yang terbuat dari kayu dan hingga saat ini masih terjaga keasliannya. Mushola tersebut saat ini masih berdiri tepat di tengah pesantren dan masih digunakan untuk mengaji dan beribadah para santri.
Puncak Harlah kali ini juga akan diisi sambutan langsung dari Ketua Umum PBNU, Rais Aam PBNU serta Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang akan berpidato secara virtual. Puncak Harlah ini juga menjadi rangkaian setelah sebelumnya juga digelar Harlah di Balikpapan, serta di Labuhan Bajo, NTT. (*)