KEBASEN, nubanyumas.com – Bertahan hingga 56 tahun, merupakan capaian yang istimewa. Demikian yang terjadi di MI Maarif NU 1 Kaliwedi (MIMANUSAKA) atau yang lebih dikenal MI Ngasinan. Dengan rentang waktu tersebut, kontribusi sudah diberikan bagi mnasyarakat sekitar dan generasi penerus bangsa.
Lalu, apa rahasia MI Ngasinan bisa bertahan sejak 1965? “Kunci teknisnya kita berpegang prinsip pada kaidah ‘think globally, act locally’. Terutama dalam penyelenggaraan pendidikannya,” kata Kepala Mimanusaka, Mualif SPd kepada nubanyumas.com.
Lokasi MI, kata Mualif memang berada di Dusun Ngasinan, Desa Kaliwedi, Kecamatan Kebasen. Tetapi, tidak mau ketinggalan update terbaru dan berfikir luas. Terlebih saat ini, akses untuk memperoleh informasi begitu mudah.
“Kita ajarkan kepada anak-anak informasi seluas-luasnya, pengetahuan terkait mata pelajaran ataupun knowledge umum. Tapi pada saat yang sama, kita contohkan juga implementasi teknis secara lokal sesuai dengan kebudayaan masyarakat,” katanya.
Contohnya, kata Mualif, siswa rutin melakukan ziarah ke Mbah Mahbub yang merupakan sesepuh sekitar. MI Ngasinan sendiri, katanya didirikan tiga serangkai dengan niat meningkatkan pendidikan. Ada Asmuni, Jari Aminuddin dan Abdurrohman dengan backup support Badrudin.
“Pikiran melangit, tetapi kepribadian harus membumi. Itu ajaran kita sehingga masyarakat bisa merasakan betul keberadaan MI Ngasinan,” kata Mualif sambil menyebut MI Ngasinan memiliki kebanggan siswa (alumni) bernama Arju Naaji, qori juara provinsi yang populer karena ikut Semesta Bertilawah di MNC TV.
Saat ini ada 210 siswa di MI Ngasinan. “Sebagai orang NU, kita juga berpegang pada kaidah almuhafadzoh ‘alal qodimis sholih, wal akhdzu bil jadidil ashlah. Harus visioner, improve, dan tetap berpegang pada nilai-nilai luhur,” katanya.