Bersedekahlah Walau Dengan Kulit Semangka

bersedekahlah walaupun dengan kulit semangka

DICERITAKAN ada seorang pemuda di Samarqandi, Uzbekistan, sedang sakit, lalu ia bernadzar.

Pemuda itu berkata: “Jika Allah memberi kesembuhan atas sakitku, aku bernadzar akan bersedekah dan beramal baik pada hari Jumat, pahalanya akan aku hadiahkan untuk orangtuaku.”

Setelah hidup sehat sekian lama, ia baru ingat dengan nadzar sedekahnya yang belum ia tunaikan. Esok harinya ia berusaha mencari bahan makanan, sedianya untuk disedekahkan. Namun, setelah seharian, mondar-mandir, mencari bahan makanan, ia tidak menemukan apa-apa.

Kemudian, pemuda itu sowan kepada salah seorang ulama. Ia menceritakan apa yang sedang ia alami.

Pemuda tersebut berkata: “Wahai Syaikh, saya bernadzar untuk bersedekah pada hari Jumat, yang pahalanya kuhadiahkan kepada kedua orangtuaku. Namun, sampai saat ini, saya belum bisa menunaikannya, karena ikhtiarku dalam menyediakan bahan makanan untuk bersedekah belum membuahkan hasil. Oleh karena itu, kiranya Syaikh berkenan memberi pencerahan kepadaku.”

Syaikh kemudian menjawab, “Carilah kulit semangka. Cucilah kulit semangka dengan air sampai bersih. Lalu bawalah kulit semangka itu ke ujung desa dan taruhlah di kandang Himar. Jangan lupa, niatkan pahala memberi makan Himar dengan kulit semangka itu untuk kedua orangtuamu. Dengan demikian, Anda sudah menunaikan kewajiban, yaitu bernadzar mengeluarkan sedekah pada hari Jumat yang pahalanya untuk kedua orangtuamu.”

Tidak menunggu lama, pemuda itu langsung melaksanakan apa yang disarankan oleh Sang Syaikh.

Pada malam Sabtunya, pemuda tersebut dalam tidurnya bermimpi ketemu dengan kedua orangtuanya.

Sambil memeluk anaknya, orangtuanya berkata: “Wahai anakku, engkau telah melakukan amal kebajikan untuk kami, sehingga kami merasa senang diberi makanan berupa kulit semangka. Allah Swt telah meridhaimu, Anakku.”

Dari cerita di atas, dapat diambil hikmah, bahwa orang yang sudah meninggal, sangat mengharapkan uluran pahala sedekah dari orang yang masih hidup. Lebih-lebih orang yang dicintai tatkala masih hidup di dunia, yaitu anak, saudara dan keluarganya.

Dikatakan oleh ulama, bahwasanya para arwah orang yang meninggal setiap malam Jum’at berkumpul di rumahnya masing-masing, dalam rangka berharap doanya orang yang masih hidup dan pahala sedekahnya. (Kitab An-Nawadir, 39-40)

Selain itu, kadang luput dari perhatian, bahwa sedekah pada intinya tidak melulu pada manusia. Makhluk Allah lainnya, juga dapat diberi sedekah. Asalkan niat awalnya adalah sedekah. Pada akhirnya, sedekah menjadi perkara yang sangat mudah.

Wallahu’alam. Semoga bermanfaat.

Tulisan sebelumnyaDuta Besar Jepang Kunjungi PBNU, Jajaki Kerjasama
Tulisan berikutnyaGedung IPHI Banyumas Resmi Bersertifikat

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini