Ber-Islam Dengan Dosis Manusia

Ber-Islam Dengan Dosis Manusia
Ber-Islam Dengan Dosis Manusia

Dikisahkan dalam sebuah hadis, ada tiga orang sahabat yang ‘penasaran’ dengan ibadah harian Nabi ketika di rumah.

Dalam bayangan mereka, Nabi sebagai seorang yang memiliki spiritualitas tinggi, pasti lah ibadahnya jauh di atas ibadah para sahabatnya, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Didorong oleh rasa penasaran ini, mereka kemudian, tanpa sepengetahuan Nabi, menemui istri-istri Nabi untuk menanyakan laku ibadah keseharian beliau tersebut.

Namun setelah mendapatkan jawaban dari para istri Nabi, ketiga orang sahabat tersebut menjadi heran, ternyata laku ibadah keseharian Nabi biasa-biasa saja.

Tidak seluruh malam digunakan untuk shalat malam dan tidak setiap harinya beliau gunakan untuk berpuasa.

Laku ibadah Nabi yang seperti ini, tentu jauh dari apa yang mereka ekspektasikan sebelumnya.

Mendapati kenyataan seperti ini, mereka menjadi bertanya-tanya, kenapa laku ibadah Nabi sedikit-sedikit saja.

Mereka lalu mencoba cari-cari jawaban, hingga akhirnya muncul lah satu asumsi; ‘wajar saja Nabi beribadahnya biasa-biasa saja, beliau kan sudah dijamin mendapat ampunan Allah (ma’shum).

Bagi beliau yang sudah ma’shum, tentu tidak perlu ibadah banyak-banyak, berbeda dengan kita?

Kita ini kan orang biasa yang tidak ada jaminan ampunan dari Allah, untuk bisa mendapat derajat yang tinggi sebagaimana Nabi, tentu lah harus melakukan laku ibadah melebihi laku ibadah nya Nabi.

Dari asumsi jawaban seperti ini, kemudian masing-masing dari ketiga sahabat tersebut bertekad untuk melakukan satu laku ibadah.

Satu laku ibadah yang memungkinkan mereka bisa mendapat derajat tinggi sebagaimana Nabi.

Baca juga: Jika Akhlakmu Baik, Berarti Islam-mu Juga Baik

Seorang dari mereka, ada yang bertekad untuk tidak akan tidur malam setiap harinya, supaya ia bisa mendirikan shalat malam selama-lamanya.

Seorang lagi berjanji akan berpuasa setiap hari, tidak akan ada satu hari pun berlalu, kecuali ia berpuasa.

Seorang yang ketiga pun berikrar untuk tidak akan menikah seumur hidupnya, agar seumur-umur ia hanya sibuk beribadah kepada Allah tanpa harus diganggu urusan keluarga.

Selang beberapa waktu, Nabi pun mendengar tekad, janji, dan ikrar dari ketiga sahabat tersebut.

Nabi lalu menemui ketiganya dan seraya menasehati (menegur)nya.

“Demi Allah! Aku adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian, tetapi aku tidak selamanya shalat malam, aku tidak setiap hari berpuasa, dan aku juga menikahi perempuan.”

Dosis Manusia, Sunnah Nabi

Nabi kemudian menegaskan; ‘Barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku’.

Dari kisah di atas, mungkin sebagian kita ada yang bertanya, kenapa Nabi justru menegur ketiga sahabatnya yang ingin menjalani laku ibadah yang luar biasa?

Bukan kah laku ibadah tersebut baik adanya?

Baca juga: Jadi Orang Islam Tidak Harus Jadi Orang Arab

Di sini lah, Nabi itu seorang Nabi, bukan seseorang yang semata-mata mencari pengikut.

Nabi sebagai seorang Nabi, tahu persis bagaimana desain dan dosis Islam yang dibawanya untuk umatnya.

Islam sebagai ajaran untuk umat manusia, tentu desain dan dosisnya adalah sesuai dengan manusia.

Nabi menegur ketiga sahabatnya, karena ketiganya ingin ber-Islam dengan desain dan dosisnya malaikat; tidak tidur, tidak makan, dan tidak menikah.

Ber-Islam dengan desain dan dosis malaikat, sekalipun bisa saja manusia mampu, tetapi hal itu tentu akan menyebabkan kesulitan dan keidaknyamanan tersendiri.

Ber-islam lah dengan desain dan dosis manusia; waktunya tidur, tidur; waktunya makan, makan; waktunya menikah, menikah; waktunya bekerja, bekerja; waktunya istirahat, istirahat; waktunya healing, healing; dan seterusnya.

Semua itu baik, asal tidak maksiat kepada Allah.

Sekali lagi, ber-Islam lah dengan desain dan dosis manusia, karena dengan demikian, kita akan merasakan manisnya ber-Islam.

Wallahu A’lam Bish Shawwab!

Penulis: Dr. Munawir, S.Th.I, M.Si., dosen Ilmu Tafsir Hadits UIN Saifuddin Zuhri dan pengurus LBM PCNU Banyumas 2023-2028

Tulisan sebelumnyaNgaji Ramadhan! Warga Belajar PKBM Marsudi Karya Beji Ambil Pesan Syaikh Zarnuji
Tulisan berikutnya[Tenda Mudik] Sako Ma’arif NU Banyumas Bekali Penegak Keselamatan Berkendara

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini