Bahtsul Masail PCNU Banyumas Bakal Bahas Soal MBG

BANYUMAS, nubanyumas.com – Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Kabupaten Banyumas kembali menggelar Bahtsul Masail ad-Diniyyah yang membahas sejumlah persoalan fikih aktual di tengah masyarakat.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (27/12/2025) di Gedung Majelis Taklim Baitul Muttaqin, Kelurahan Teluk, Purwokerto Selatan. Bahtsul Masail yang digelar secara rutin setiap triwulan ini diikuti oleh para kiai, gus, dan pengurus NU dari berbagai wilayah di Banyumas.

Forum tersebut menjadi ruang musyawarah keilmuan untuk merespons problem keagamaan yang muncul seiring perubahan sosial di masyarakat. Dalam Bahtsul Masail kali ini, setidaknya ada tiga isu utama yang dibahas.

Pertama, persoalan status hukum Gedung Majelis Taklim Baitul Muttaqin yang sebelumnya merupakan masjid, namun kini mengalami alih fungsi setelah dibangunnya masjid baru di lokasi yang berdekatan. Isu ini mencakup pertanyaan fikih seputar kebolehan alih fungsi masjid serta etika pemanfaatan bangunan yang masih digunakan untuk ibadah tertentu.

Kedua, pembahasan mengenai hukum mengonsumsi serangga dan ulat yang belakangan menjadi komoditas konsumsi dan ekonomi di beberapa daerah, seperti belalang, ulat daun, hingga jenis serangga lainnya. Forum mendiskusikan persoalan ini dengan meninjau dalil fikih dan pemaknaan istilah al-jarad dalam hadis.

Adapun isu ketiga yang dibahas adalah hukum memakan jatah Makan Bergizi Gratis (MBG) milik siswa yang tidak masuk sekolah. Persoalan ini muncul sebagai dampak teknis pelaksanaan program pemerintah, ketika makanan yang tidak terdistribusi berpotensi mubazir jika tidak dimanfaatkan.

Ketua LBM PCNU Kabupaten Banyumas, KH Ahmad Hadidul Fahmi, Lc., menyampaikan bahwa Bahtsul Masail merupakan tradisi intelektual NU untuk menjaga keberlanjutan ijtihad jama’i dalam menjawab persoalan umat.

“Forum ini menjadi ikhtiar ulama NU agar hukum Islam tetap membumi dan relevan dengan realitas masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris LBM PCNU Banyumas, Agus Suanryo, M.S.I., menambahkan bahwa hasil Bahtsul Masail diharapkan dapat menjadi rujukan warga NU dan masyarakat luas dalam menyikapi persoalan-persoalan fikih kontemporer secara bijak dan bertanggung jawab.

“Bahtsul masail ini terbuka. Silahkan pengurus, warga, pengasuh pesantren, pengurus pesantren bisa terlibat aktif dalam bahtsul masail. Ini forum yang bisa diakses umum,” kata Agus yang juga dosen UIN Saizu Purwokerto tersebut.

editor ; ahyar

Tulisan sebelumnyaLirboyo Mengajarkan Bangsa: Saat Ulama Memilih Islah, Bukan Adu Ego

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini