Ada Matematika di Kain Batik, Benarkah?

Saung Batik berbasis Etnomatematika
Salah satu aktivitas di Saung BAtik berbasis Etnomatematika

SUMBANG, nubanyumas.com – Jika melihat kain Batik, baik itu yang sangat populer seperti batik Parang Rusak, Batik Kawung, Batik Pekalongan, atau bahkan Batik Banyumas. Kita dapat melihat matematika di dalamnya. Benarkah?

Dosen Matematika UNU Purwokerto, Ambar Winarni menjelaskan dengan menarik saat mendampingi kegiatan mahasiswa Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) UNU Purwokerto di Saung Batik berbasis Etnomatematika, di Desa Banjarsari Wetan Kecamatan Sumbang.

Menurut Ambar, di dalam kain Batik, dari motif sampai proses pembuatannya kita dapat menemukan matematika di dalamnya. Di dalam motif misalnya, titik, garis lengkung, garis lurus, dan pola geometri lainnya merupakan matematika.

Bahkan dalam proses pembuatan kain Batik pun kita dapat menemukan perbandingan matematika di pengaturan komposisi warna. Jadi, selalu ada unsur matematika di dalam kain Batik, walaupun seringkali tidak disadari, itulah etnomatematika.

“Nah, Potensi inilah yang coba diberdayakan adik-adik mahasiswa lewat program Saung Batik berbasis Etnomatematika,” ujarnya.

Saung Batik berbasis Etnomatematika merupakan program mahasiswa Himatika UNU Purwokerto yang lolos seleksi dan mendapatkan pendanaan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Ambar menuturkan, tujuan kegiatan pemberdayaan melalui program PHP2D ini, agar masyarakat dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya demi mencapai kemandirian ekonomi, khususnya masyarakat desa Banjarsari Wetan. Serta mengenal dan menerapkan konsep etnomatematika yang sebenarnya sudah melekat di kehidupan sehari-hari masyarakat.

Baca Juga : Pesantren Teknoprener, Usaha Menciptakan Santri Berkemampuan IT

Sementara bagi mahasiswa, program PHP2D dapat membuat mahasiswa berkontribusi secara nyata dengan langsung turun ke desa melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Saung Batik berbasis Etnomatematika sudah berlangsung sejak akhir Juli sampai sekarang. Kegiatan Saung ini meliputi beberapa tahap, yaitu Sosialisasi Batik dan Etnomatematika, Pembentukan Kelompok masyarakat, Pelatihan Membatik, Pembuatan Pola Batik berbasis Etnomatematika, Pembangunan Saung, Pelatihan Digital Marketing, dan Kegiatan berkelanjutan lainnya.

Warga desa Banjarsari Wetan sangat antusias terhadap pembentukan Saung Batik berbasis Etnomatematika. Dibuktikan dengan dukungan dan bantuan pada setiap kegiatan yang dilaksanakan setiap minggunya. Dari pelatihan membatik yang diberikan oleh Ibu Azizah, pemateri sekaligus warga Desa Banjarsari Wetan. Kemudian Pelatihan pembentukan kelompok masyarakat yang dibantu oleh Kepala Desa, Ibu-Ibu PKK, Remaja Karangtaruna, serta beberapa perwakilan warga. Dan kegiatan lain.

Kegiatan PHP2D dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan guna menjaga dan mencegah penyebaran virus di masa pandemi. (*)

Tulisan sebelumnyaPesantren Teknoprener, Usaha Menciptakan Santri Berkemampuan IT
Tulisan berikutnyaSang Perintis Buku yang Ulung

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini