Sang Perintis Buku yang Ulung

Bicara tentang perintis buku memang sangat menarik, sudah tergambar jelas seorang yang gemar menulis buku serta menelaah buku untuk dikaji, mempunyai banyak sekali koleksi buku dan sebagainya.

Adapun dengan Imam Nawawi Ra, Syaikhul Islam (gurunya umat Islam), ‘alamul auliya (orang yang sangat alim diantara para wali) yang bernama Yahya ibn Syarof ibn Murriy al khizaamii al Khauronii as Syafi’i, yang dijuluki Muhyiddin (orang yang menghidupkan agama), dan disebut juga Abu Zakaria ( bapaknya Zakaria) sang perintis banyak sekali karya, beliau juga sangat gemar dengan mengkaji berbagai fan ilmu.

Beliau lahir pada 10 muharrom tahun 631 H di Desa Nawa dekat Damaskus. Beliau tumbuh besar di daerah tersebut. Setelah menyelesaikan hafalan Alquran, Imam Nawawi hijrah ke Damaskus ibu kota Suriah ketika berumur 19 tahun dan menetap di sana.

Imam Nawawi meninggal dunia pada 24 Rajab Tahun 676 H di desa kelahirannya yaitu nawa. Beliau dikebumikan di desa tersebut, disebabkan penyakit yang dideritanya.

Imam Nawawi meninggal dunia ketika berumur 45 tahun. Walaupun umur beliau relatif muda tetapi tulisannya sangat luar biasa. Karyanya selalu di kaji sepanjang masa.

Sang murid Syeikh Abul Hasan ibn al’athor berkata Beliau membaca setiap harinya 12 fan ilmu (pelajaran) dihadapan gurunya atau talaqqi sambil menjelaskan secara detail dan gamblang, dari mulai dua fan ilmu fiqh, satu fan ilmu ulum hadits, dan sebagainya.

Berkata juga Sang Imam, “aku juga menta’liq (mengurai) seluruh kitab yang terjadi masalah pada penjelasannya, dan menjelaskan ibarat ibarat yang kurang pas, mencocokkan bahasanya, dan semoga keberkahan selalu diberikan Alloh ta’ala pada waktuku”.

Makan dan Minum Sekali Sehari

Beliau juga makan dan minum hanya sekali dalam sehari, seperti halnya yang dikatakan murid beliau Abu alhasan ibn ‘athor, “Sang imam mengatakan bahwa beliau tak pernah membuang buang waktu kecuali untuk ilmu disetiap waktu.”  Walaupun beliau sedang berada dijalan pasti dihabiskan untuk mengulang ngulang ilmu yang sudah dipelajari, Sang Imam hanya makan setelah akhir waktu isya, dan minum minuman sekali diwaktu sahur, dan melarang dirinya sendiri untuk memakan buah buahan dan mentimun, hingga beliau berkata, “Aku takut jika terlalu banyak tidur, dan tidak menikah”.

Dari keproduktifan yang beliau lakukan selama hidupnya, Sang Imam mengarang berbagai fan ilmu, diantaranya fiqh, hadist, mustholah hadist, kebahasaan, tauhid, dan sebagainya, bahkan karya karya Sang Imam ditorehkan secara jelas dan gamblang tanpa memberatkan pembaca saat dibaca, seperti yang dikatakan Adzahabi.

“Pengibaratan yang beliau torehkan didalam kitab kitab beliau lebih mudah daripada perkataan beliau”, sehingga Ibn Malik An nahwi Asyahir ingin untuk menghafal Alminhaj; karena kekaguman atas apa yang Imam Nawawi karang.

Dibidang fiqih diantaranya : Minhajul Tolibin, Roudhotul Tolibin, Al Majmu’, Al Idhoh fil Manaasik, Tashih wattanbih, Tahrir alfadz At tanbih, Annukat ‘ala attanbih, Attahqiq, Attanqih, Al Fatawa, Daqooiqul minhaj, Daqoiqul raudhoh.

Dibidang Ilmu Hadist : Riyadusholihin, Syarh Shohih Muslim, Arbain An Nawawiyah, Al Adzkar.

Dibidang Ushul Hadist (mustholah hadist) :
Irsyad Tullab Alhaqoiq ilaa ma’rifat sunan khoirul kholaiq, Attaqrib wattaisir fii ma’rifati sunan Albasyir Annadhir.

Adapun karangan lain dibidang ulum hadist seperti risalah risalah, ta’liqot (catatan) pendek, atau karangan yang belum diselesaikan beliau, seperti bagian dari Syarh Shohih Bukhori, dan bagian dari Syarh Sunan Abi Daud.

Karomah Sang Imam

Salah satu karomah sang imam itu pernah melihat Kanjeng Nabi Muhammad dalam keadaan terjaga sebanyak 70 kali. Dan pergi ke Mekah dalam hitungan kedipan mata dan kembali ketempat semula.

Wallahu a’lam bisshowab.

Tulisan sebelumnyaAda Matematika di Kain Batik, Benarkah?
Tulisan berikutnyaHarlah SAKO ke 8, SAKOMA Ajibarang Gelar Latgab

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini