Abimanyu Gugur di Gedung Soetedja

Abimanyu Gugur di Gedung Soetedja
Abimanyu Gugur di Gedung Soetedja

Nampak sosok perempuan mulai memasuki panggung pertunjukan, membacakan sebuah puisi berlatar perang Bharatayuddha dengan penuh kesedihan.  Sedetik kemudian sang lakon Abimanyu dengan suara tegas menyatakan siap perang dan tak akan terkalahkan.

“Jayadrata, Dursasana dan Lesmana, aku takan mudah kalian bunuh. Setiap tetes darahku akan menumbuhkan belantara perlawanan,” tegas Abimanyu.

Namun, Sang Hyang Widi memiliki kehendak sendiri, pernyataan putra Arjuna itu hanya menjadi pernyataan belaka.  Abimanyu harus tetap gugur di palagan kurusetra karena ia terikat  dengan sumpah dusta di hadapan Dewi Utari saat menyatakan cinta kepadanya.

Adegan peperangan dan gugurnya Abimanyu itu ditampilkan dalam gerak tari yang ritmis pada pertunjukan teater dengan lakon Abimanyu Prasetya karya Djarot C Setyoko Senin,(06/12/2021) malam di Taman Budaya Soetedja Banyumas.

Pagelaran seni hasil kolaborasi antara Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Banyumas dengan Yayasan Seni Kie BAE serta Rumah Wacana dan Seni WACANTARA itu berlangsung dengan meriah dan penuh makna.

Baca Juga : LIVE! Tonton ‘Drama Situasi’ Lesbumi Banyumas Sekarang…

Syaichul Irfan, Ketua Lesbumi NU Banyumas menjelaskan bahwa pertunjukan ini merupakan bentuk uluk salam dari Yayasan Seni Kie BAE yang baru lahir di banyumas.

“Kebetulan mayoritas pengurus yayasan adalah pengurus Lesbumi, artinya akan sangat membuka ruang kerjasama pengembangan budaya di waktu mendatang,” jelas pria yang akrab disapa Gus Iank itu.

Djarot C Setyoko, penulis naskah Abimanyu Prasetya mengucapkan terimakasih kepada para pemain dan kru atas sajian yang dibawakan. Ia juga sangat mengapresiasi pertunjukan tersebut.

“Naskah ini baru selesai satu bulan lalu dan malam ini dapat diterjemahkan menjadi pertunjukan yang layak di tonton,” kata Djarot.

Hal senada juga disampaikan Bupati Banyumas, Achmad Husein. Ia menyatakan diri siap untuk untuk mensuport kegiatan Lesbumi ataupun komunitas kesenian lainnya dalam hal anggaran, salah satunya dengan perbaikan fasilitas gedung untuk menunjang kreatifitas para seniman.

“Meskipun sekedar dengan properti bambu, para seniman hebat mampu menghasilkan karya luar biasa saat digabungkan dengan tata lampu yang indah,” jelas Husein.

Penulis: Arda D. Rahayu

Tulisan sebelumnyaRegenerasi Pengurus, Pimpinan Ranting Fatayat Cilongok Dilantik
Tulisan berikutnyaStudi Lapangan, UNU Purwokerto Kirim Mahasiswa ke Sejumlah Lembaga

1 KOMENTAR

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini