Gonjang-ganjing penurunan Gus Dur dari kursi kepresidenan awal 2001, merembes sampai ke daerah-daerah. Purwokerto termasuk daerah yang ‘anget’ kala itu, demonstrasi pro dan kontra pecah di Purwokerto.
Hal itu bermula dari kegaduhan politik atas merebaknya kasus Dana Yanatera Bulog dan Bantuan Sultan Brunei, serta pernyataan dan kebijakan Presiden yang kerap menimbulkan kontroversi.
Namun, sejumlah kalangan menilai kegaduhan itu sesungguhnya hanya bagian dari ketidakpuasan lawan politik pemerintah Gus Dur (kubu Amien Rais, Akbar Tandjung dan Megawati). Sebab, belakangan tak terbukti Presiden Wahid terlibat dalam dua kasus tersebut.
Di tengah situasi yang memanas, Ketua PC PMII Purwokerto, Ahmad Ikhsan dalam sebuah aksi demonstrasi pro gus Dur di Alun-alun Purwokerto mengeluarkan pernyataan provokatif. “Banyumas raya akan memisahkan diri dari Indonesia, kalau Gus Dur sampai diturunkan,” katanya tegas.
Baca Juga : NO Smoking! Dasar Tradisi Merokok di NU
Akibat pernyataan tersebut, Ikhsan digelandang ke Polres Kabupaten Banyumas karena tuduhan makar. Di hadapan penyidik Reskrim Polres Banyumas, ia menjelaskan ‘Banyumas Raya Merdeka’ itu cuma WACANA.
Kemudian Polisi bertanya, pak Ikhsan Wacana itu apa?
Ikhsan menjawab, “Wacana itu ‘lomboan‘ (bohongan),” katanya sambil gemetar.
