Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto

Antara Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Dakwah Aswaja An Nahdliyah

Pendahuluan

Sejarah berdirinya Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto (UNU Purwokerto) tak lepas dari dua cita-cita mulia. Yaitu; Pertama; pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Bangsa Indonesia, khususnya bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah (yang mayoritas adalah nahdliyyin), dan yang Kedua; adalah misi dakwah Aswaja An Nahdliyyah.

Kedua tujuan besar ini harus menjadi sumber referensi dalam rumusan kebijakan universitas, yang terkait dengan bagaimana generasi bangsa khususnya generasi NU dan masyarakat pedesaan bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang cukup sehinga bisa menjadi bekal menghadapi globalisasi dan persaingan antar bangsa.

Namun di sisi lain pula, masyarakat kita atau generasi NU yang hidup di lingkungan pedesaan masih hidup dalam kondisi sederhana atau tidak mampu kuliah dengan biaya yang tidak terjangkau, apalagi tuntutan living cost (biaya hidup) selama studi.

Ketiga persoalan (antara pengembangan SDM, Dakwah Aswaja An Nahdliyah, beban biaya kuliah) yang harus dipikirkan oleh semua pihak pemegang kebijakan atau stakeholder, para kyai dan pengurus NU, sehingga ketiga unsur tersebut bisa terselesaikan secara proporsional.

UNU Purwokerto; Risalah Ke-Ilmuan dan Kemakmuran Bangsa.

Negara yang menguasai ilmu pengetahuan selalu menjadi negara terdepan, sejarah telah membuktikan bahwa bangsa bangsa yang unggul di masa silam, terutama pada abad pertengahan adalah negara yang mampu memperluas wilayah dan pengaruhnya (dakwahnya). Pengaruh ini dapat dirasakan oleh semua bangsa, baik pengaruh bahasa, budaya dan bahkan agama.

Bangsa bangsa yang tidak memiliki pengetahuan akan tergilas oleh waktu, bahkan bisa sirna dari muka bumi ini selamanya. Kita telah diberi waktu oleh Allah SWT untuk bangkit kembali dari keterpurukan nasib dari sejarah silam dan harus bangkit cepat, sebagaimana bangsa Arab bangkit menguasai dunia dengan dakwah kenabiannya hanya 22 tahun. Dalam masa nabi, adalah masa perpaduan antara ilmu pengetahuan (dengan segala artinya disaat itu) dan dakwah ajaran Allah Yang Maha Besar.

Melihat hal ini, para pendiri UNU Purwokerto merumuskan Visi Misi Universitas I, yang kemudian ada perubahan susunan kalimat yang tidak merubah arti dan maksud dari yang pertama, adalah: Visi: Menjadi Universitas unggul di tahun 2032 dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkarakter nilai-nilai Islam Aswaja An-Nahdliyah, berjiwa wirausaha, dan berwawasan global serta pengembangan IPTEK untuk kemaslahatan umat.

Di dalam visi misi di atas ada kalimat kewirausahaan, adalah visi terbesar selain iptek, dan ajaran Aswaja An Nahdliyah. Dikandung maksud agar setiap generasi kita ikut memakmurkan bumi dengan ketrampilan berwirausaha, karena syarat minimal dari sebuah bangsa yang tangguh dan unggul dalam bidang ekonomi adalah minimal memiliki 3 % jumlah pengusaha dari penduduk bangsa itu sendiri.

Saat ini Indonesia hanya memiliki 0.8 % dari penduduk kita yang menjadi pengusaha. Kita masih jauh ketinggalan dengan Malaysia, Singapura (yang keduanya sudah mencapai 3 %) apalagi bangsa bangsa lain sebagaimana Jepang (8%) dan bangsa lainnya.

Inilah risalah (visi dan misi), yang harus diamankan oleh semua komponen, terutama pemegang kebijakan, terutama Rektor Universitas dan Badan Pelaksana Penyelenggaranya. Stakeholder dan tokoh tokoh NU ataupun pengurusnya harus bisa menjadi penggugah ataupun pengawas berjalannya universitas apakah on the track atau dalam persimpangan?

UNU Purwokerto; Risalah Dakwah Aswaja NU.

UNU Purwokerto, bukanlah universitas yang menekankan pada profit pendapatan, atau ukuran ukuran biasa dalam sistem regulasi keuangan walau hal ini juga penting tapi juga merupakan universitas yang menitikberatkan pada jihad atau perjuangan pengembanagn SDM bangsa dan Generasi Nahdliyyin.

Siapa yang berani menjabat rektor atau BPP UNU Purwokerto dan para stakeholder harus bisa menjembatani antara dakwah Aswaja An Nahdliyyah dan regulasi administrasi yang menitikberatkan pada pendapatan dan kebutuhan real universitas.

Dakwah Aswaja An Nahdliyah dan pengembangan SDM bangsa dan Generasi NU harus dimenangkan dalam setiap pertimbangan apapun dari pertimbangan yang berdasarkan perhitungan materi, termasuk mengenai kebijakan SPP persemester ataupun lainnya dan wajib disesuaikan dengan kemampuan dasar ekonomi Warga NU yang masih miskin.

Bahkan kalau bisa melakukan terobosan, semua anak bangsa yang merasa kurang mampu kuliah UNU Purwokerto sanggup menampung mereka dengan semangat ruh perjuangan (laksana perang di medan laga). Hal ini bisa diatur dengan kebijakan universitas yang mendukung masyarakat bawah.

Stanford University (California) paling terkemuka di dunia ini, peringkat ke II universitas terbaik di dunia pada tahun 2019. Pendirinya melakukan jibaku perjuangan untuk membebaskan biaya perkuliahan untuk seluruh putra putri penduduk California pada khususnya selama 30 tahun. Yang akhirnya kemudian para alumninya yang telah berhasil merasa berhutang jasa pada almamaternya bahu membahu mewujudkan agar Stanford University menjadi uiversitas terhebat dan terkaya sepanjang sejarah bumi.

Prof Dipojono (Dosen ITB alumnusnya) menyebutkan dana abadi Stanford University tidak akan habis sampai hari kiamat. Spirit inilah yang harus dicontoh kita sebagai orang Islam walau tetap memegang rasionalitas lainnya yang tidak bertentangan dengan Asas Dakwah Aswaja An Nahdliyah dan Asas Pengembangan SDM.

Harapan kami agar Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, cepat berkembang dan mengawal serta bisa mendidik Generasi Nahdliyin di masa mendatang serta mengutamakan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswanya dan bagi warga NU serta umat manusia.

Tulisan sebelumnya[PENTING] Biar Gamblang Soal Vaksin, Ikuti Webinar Berikut…
Tulisan berikutnyaKapolri Listyo Sigit: Kalau Polisi Tidak Silaturahim dengan NU, Laporkan Propam!

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini