RAWALO, nubanyumas.com – Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif NU Pesawahan, Rawalo, Banyumas, menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa calon dokter spesialis gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bersama tim dari Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto. Kegiatan tersebut berlangsung dengan melibatkan tiga armada ELF dari UGM dan satu dari RS Mata, serta didampingi perwakilan Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Banyumas.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang rutin dilaksanakan UGM, dan disambut antusias oleh keluarga besar MI Ma’arif NU Pesawahan. Ketua Harian KAGAMA Banyumas, Anton, turut hadir mewakili Ketua KAGAMA Banyumas, Sadewo. Rombongan disambut langsung oleh Kepala Madrasah, Bapak Darsino, yang menyampaikan apresiasi dan harapan besar terhadap keberlanjutan kolaborasi ini.
“Kami siap menjadi laboratorium UGM dalam berbagai kegiatan edukatif maupun pengabdian. Ini adalah kehormatan besar bagi madrasah kami,” ujar Darsino dalam sambutannya. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda rutin dan memberi manfaat nyata bagi siswa maupun masyarakat sekitar.
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Dr. drg. Suryono, menyampaikan bahwa kunjungan ini bukan kegiatan insidental, tetapi awal dari kerja sama yang berkesinambungan. “Kami ingin menjadwalkan kegiatan pengabdian seperti ini secara rutin. Bukan hanya datang sekali lalu selesai, tapi berkelanjutan,” jelasnya.
MI Ma’arif NU Pesawahan berada di bawah naungan Pondok Pesantren Miftahul Huda Pesawahan. Lembaga ini tidak hanya melayani anak-anak dari wilayah Rawalo, tetapi juga menampung santri dari berbagai wilayah Barlingmascakeb. Meski dengan keterbatasan fasilitas, MI Ma’arif NU Pesawahan berkembang sebagai madrasah unggulan berkat dedikasi para tenaga pendidik muda.
Pengasuh pondok dan pendiri madrasah, KH Habib Mahfud, turut memberikan sambutan dan menjelaskan bahwa pertumbuhan jumlah siswa saat ini tidak sebanding dengan daya tampung gedung yang ada.
“Kami membangun madrasah ini dari nol, dari tekad dan doa. Sekarang kami sedang mengupayakan pembangunan 12 ruang kelas baru secara swadaya. Mohon doa dan dukungan dari siapa pun yang peduli pendidikan,” tuturnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dari sinergi positif antara dunia pendidikan tinggi, pelayanan kesehatan, dan lembaga pendidikan dasar berbasis pesantren dalam meningkatkan kualitas hidup dan pembelajaran masyarakat desa.