PURWOKERTO, nubanyumas.com- Lafal iqra sebagai kata kerja perintah untuk membaca itu disebutkann tiga kali dalam wahyu nubuwah Nabi Muhammad SAW yang pertama dan sekaligus membuat ‘Sang Mustafa’ ini tergagap dan panas dingin.
Kenapa Iqra dilafalkan hingga tiga kali? Apa urgensinya dengan istilah literasi yang marak sekarang dibahas di era ‘post truth’ (pasca kebenaran)?
“Pesan pertama yang disampaikan dalam Al-Qur’an, yaitu “Iqra” (Bacalah), yang diulang tiga kali dalam ayat pertama yang turun. Bisa ditafsir simpulkan kalau literasi merupakan perintah pertama Allah sebelum perintah yang lain,” kata Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banyumas, Dr H Saridin saat mengisi pengantar Literasi Digital yang diselenggarakan atas kerjasama Lembaga Dakwah NU Pusat, LDNU Cabang Banyumas dan Kementerian Kominfo di Gedung Al A’la, PCNU Kabupaten Banyumas, Sabtu 16 Maret 2024 sore.
Dengan zaman revolusi digital sekarang inilah, ia mengapresiasi langkah dari LDNU pusat dan cabang Banyumas beserta dukungan Kementerian Kominfo yang menyelenggarakan Literasi Digital dengan tema Dakwah Ramah di Era Post Truth.
“Kami mengapreasi adanya kegiatan hari ini, khususnya dalam konteks literasi. Karena literasi digital ini sangat penting bagi generasi muda NU. Literasi digital di era saat ini sangat penting bagi para santri dan warga Nahdatul Ulama. Kita perlu terus aktif dalam memperluas wawasan di dunia media sosial,” kata Saridin.
Dengan penuh semangat, Dr. Saridin mengharapkan acara semacam ini tidak hanya diadakan di pusat kota, tetapi juga di pesantren-pesantren dan daerah-daerah pedesaan. Ia menegaskan bahwa literasi harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bahkan di lingkungan yang terpencil sekalipun.
Iapun mengimbau kepada para peserta untuk bisa mengambil isi dari materi yang disampaikan Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU Dr KH Nurul Badrutamam yang tak lain berasal dari Maos Cilacap.
“Kebetulan beliau (Sekjen LD PBNU, red) ini juga berasal dari Iqro, Maos (Cilacap), orangnya pinter terkenal,” kata Saridin disambut senyum hadirin saat menjelaskan narasumber utama dari PBNU. *