JAKARTA, nubanyumas.com – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan santri asal Banyumas. Muhammad Yazid Dzuniam, santri Pondok Pesantren Darul Abror Watumas Purwokerto berhasil lolos seleksi nasional Program Pembibitan Calon Dai Muda (PCDM) Kementerian Agama RI 2025. Ia terpilih sebagai salah satu dari 200 peserta terbaik dari ribuan pendaftar se-Indonesia.
Program PCDM 2025 berlangsung pada 4–14 Agustus 2025 di Jakarta. Selama lima hari pertama, para peserta mengikuti pembekalan intensif di Asrama Haji Pondok Gede. Mereka dibekali materi penguatan wawasan keislaman, strategi dakwah moderat, hingga keterampilan komunikasi publik.
Tahap berikutnya, peserta diterjunkan ke masyarakat melalui program magang di pesantren di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Di sana, para dai muda mempraktikkan langsung pengalaman berdakwah sekaligus menyerap dinamika sosial yang dihadapi umat.
Program ini diinisiasi oleh Subdit Dakwah dan Hari Besar Islam, Direktorat Penerangan Agama Islam Kemenag RI. Dengan mengusung tema “Dai Muda Menebar Dakwah Moderat dan Membangun Ekonomi Umat Tahun 2025”, program ini mencatat hampir seribu pendaftar, namun hanya 200 orang terbaik yang berhasil lolos seleksi.
Menteri Agama Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., menutup secara resmi kegiatan tersebut pada Rabu (13/8) di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta Pusat. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa peserta yang lolos adalah kader-kader terbaik bangsa. “Mereka yang hadir di sini bukan lagi sekadar calon, melainkan sudah menjadi kader dakwah kita,” tegasnya.
Menag juga berpesan agar para dai muda terus mengembangkan diri. “Tantangan dakwah semakin kompleks. Karena itu, dai muda harus memperluas wawasan, mengasah keterampilan, dan mampu menghadirkan solusi bagi persoalan umat,” ujarnya.
Bagi Yazid, kesempatan mengikuti PCDM merupakan pengalaman berharga sekaligus amanah besar. Ia menyebut, dakwah masa kini harus lebih kontekstual dengan kebutuhan masyarakat. “Dakwah hari ini tidak cukup hanya dengan ceramah. Dai juga harus mampu memberi solusi atas persoalan sosial dan ekonomi umat, termasuk melalui pengelolaan zakat, infak, sedekah, maupun unit bisnis pesantren,” ungkapnya.
Kehadiran dai muda yang moderat, lanjut Yazid, sangat penting untuk membangun keseimbangan di tengah masyarakat yang kian majemuk. Ia berharap bekal yang diperoleh dari program ini dapat menjadi modal untuk berdakwah secara inklusif dan mendorong kemandirian umat.
Prestasi Yazid Dzuniam juga menjadi kebanggaan Pondok Pesantren Darul Abror Purwokerto. Pesantren yang berafiliasi dengan masyarakat Nahdliyyin Banyumas itu membuktikan diri mampu melahirkan generasi muda yang siap mengemban amanah dakwah Islam rahmatan lil alamin sekaligus berperan dalam pemberdayaan ekonomi.
Keberhasilan ini menambah deretan kontribusi pesantren lokal bagi panggung nasional. Dari Purwokerto, Yazid membawa semangat baru bahwa santri muda bisa tampil sebagai dai profesional yang moderat, berwawasan luas, dan mampu menjadi motor perubahan di masyarakat.