Kedungbanteng,nubanyumas.com – Lebih dari 900 jamaah menghadiri Haul Sesepuh Desa Kalisalak dan Sekitarnya yang ke-30 di kawasan Jl. Raya Kalisalak, Minggu (13/7/2025). Acara tahunan yang bertujuan mendoakan arwah para leluhur ini diisi dengan dzikir, sholawat, dan tausiyah yang disampaikan oleh KH. Aminudin Syarif dari Petanahan, Kebumen.
Ketua Panitia, Gus Muhammad Amin Ulinuha, menyatakan bahwa acara ini bukan sekadar tradisi, melainkan wujud cinta dan bakti kepada para pendahulu. Menurutnya, haul menjadi cara untuk mengetuk pintu langit melalui doa bersama, sekaligus sebagai media penguat tali persaudaraan atau ukhuwah islamiyah antarwarga dari berbagai desa.
“Ini adalah cara kita mengetuk pintu langit dengan doa-doa terbaik untuk mereka yang telah lebih dahulu berpulang,” kata Gus Ulinuha Senin (14/72025).
Baca Juga: PAC GP Ansor Kedungbanteng Isi Pengajian Fatayat NU, Tekankan Nilai Islam Moderat
“Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya untuk para arwah, dan memberikan kekuatan bagi generasi penerus untuk menjaga tradisi ini.” lanjutnya.
Dalam tausiyahnya, KH. Aminudin Syarif mengajak seluruh jamaah yang hadir untuk terus meningkatkan keimanan dan senantiasa menjaga warisan spiritual yang telah diwariskan oleh para ulama serta leluhur di masa lalu.
Pelaksanaan haul tahun ini juga menandai adanya penyesuaian jadwal yang telah berlangsung selama lima tahun terakhir. Acara yang sebelumnya dilaksanakan pada malam 27 Muharram, kini dipindahkan ke Minggu pagi di akhir bulan Muharram.
Perubahan ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan lebih kepada jamaah yang jumlahnya terus meningkat setiap tahun serta untuk menghindari cuaca malam yang seringkali tidak bersahabat.
Baca Juga: Sinergi Madrasah dan Orang Tua, MI Ma’arif NU Kedungwuluh Lor Adakan Parenting dan Rapat Wali Murid
Tradisi haul ini awalnya merupakan inisiatif dari almarhum Kiai Misbahul Munir, kakak dari Rais Syuriah MWCNU Kedungbanteng, Kiai H. Tafsir Wahyudin. Pada mulanya, kegiatan ini hanya dikhususkan bagi para sesepuh Desa Kalisalak, namun seiring waktu berkembang mencakup ke desa-desa di sekitarnya.(*)
Penulis: Mamun Muanas
