PERADABAN identik dengan ide atau gagasan tentang kemajuan sosial, baik dalam bentuk pemikiran maupun gerakan yang lahir dari akal dan rasionalitas, agama, norma, sistem nilai, perkembangan ilmu pengetahuan, alam dan teknologi.
Sebuah peradaban yang baik idealnya menjaga nilai-nilai keagungan manusianya, memberikan kesempatan dan peluang yang sama terhadap individu untuk berfikir dan bergerak. Segala hal, berupa perbuatan dan pemikiran manusia tak bisa dilepaskan dari peradaban. Jadi, konsep peradaban bersifat universal.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi ideologis yang menjadikan kaderisasi sebagai jantung organisasi. Selain itu, PMII sampai saat ini terbukti menjadi organisasi terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota yang merata dari sabang sampai merauke.
Hal ini jelas, bahwa PMII merupakan bagian dari sebuah peradaban. Ada struktur, individu, dan kelompok didalamnya. Berikut terdapat pula norma, nilai, pemikiran, gerakan, ide dan gagasan didalamnya. Semua itu terintegrasi dalam satu wadah organisasi yakni PMII.
Dengan realitas tersebut, penulis berfikir bahwa itu menjadi tantangan sekaligus peluang untuk PMII, tantangan dalam menghadapi kompleksitas problem organisasi, tantangan untuk bersaing dengan organisasi-organisasi yang serupa, peluang untuk mengoptimalkan segala Sumber Daya Manusia yang lahir dari setiap individu kader PMII.
Maka, dengan adanya tantangan dan peluang tersebut kader kader PMII dituntut untuk cerdas dalam melihat, membaca, menganalisa, serta merespon segala hal yang akan dihadapi. Dengan demikian, kader kader PMII tidak akan gagap memaknai tantangan dan peluang tersebut.
Dengan menggagas Civilized PMII Purwokerto, yang kemudian ditunjang oleh tiga prinsip yakni Inisiatif, Inspiratif, dan Kreatif, penulis yakin bahwa tiga hal itu dapat mewujudkan mimpi dan cita-cita bersama menuju perubahan, untuk membangun peradaban baru PMII Purwokerto.
Tentunya semua itu akan terwujud jika didukung oleh sistem manajemen organisasi yang tertata, efisien dan terukur. Tak cukup dengan itu saja, bahwa produk pemikiran dan gerakan organisasi yang terstruktur, sistematis dan relevan juga harus menjadi prioritas.
Selama ini, masih banyak diantara kader PMII Purwokerto yang menutup mata pada perubahan, akhirnya tak ada pembaharuan sikap dan keputusan, terlalu nyaman dengan proses yang manja. Hal ini tidak lain tidak bukan disebabkan karena tak ada inisiatif dari setiap individu kader, tak ada inspirasi yang lahir, serta jauh dari kreatifitas, baik itu berupa pemikiran maupun gerakan.
Padahal waktu terus berjalan, zaman semakin berkembang, dan perubahan adalah suatu keniscayaan. Menciptakan iklim organisasi dengan prinsip inisiasi, inspirasi dan kreasi memang sulit, biasanya yang terjadi di lapangan justru sebaliknya.
Namun demikian, hal itu bisa dibangun dengan pola gerakan yang tidak membatasi siapapun untuk berfikir dan bergerak di tubuh organisasi.
Penulis berharap pada momen Konfercab XXXVII PC PMII Purwokerto, 2-3 April mendatang menjadi ajang untuk tukar ide dan gagasan, melahirkan produk pemikiran dan gerakan yang relevan menuju PMII Purwokerto yang beradab.
Penulis :
FAHRUL ROZIK
KETUA KOMISASRIAT PMII WALISONGO IAIN PURWOKERTO
[…] Baca Juga : Titik Tengah Pergerakan dan Peradaban Baru […]