Berdirinya Nahdlatul Ulama tentu tak lepas dari perjuangan besar para ulama tradisional. Salah satu ulama masyhur yang menginisiasi berdirinya Nahdlatul Ulama adalah Kyai Kholil Bangkalan. Begitulah potongan kalimat yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Tohari, Sastrawan dan Budayawan Indonesia. Hal ini beliau sampaikan saat mengisi materi Keindonesiaan di acara Latihan Kader Muda (LAKMUD) PAC IPNU dan IPPNU Kecamatan Jatilawang tahun lalu.
Lebih lanjut, beliau menerangkan bahwa konsep tiga pilar Nahdlatul Ulama (NU) yang pernah digagas oleh Kyai Kholil Bangkalan, harus diterapkan NU pada masa kini. Tak terkecuali bagi anak-anak IPNU dan IPPNU. Kewajiban ini tentu punya urgensi yang tinggi berkaitan dengan proses organisasi.
Paling menohok dari apa yang disampaikan oleh beliau adalah pada saat beliau mengatakan, “Saya paling benci dan nggak suka kalau ada pemuda berseragam ijo datang ke rumah saya dengan membawa proposal. Dan mereka itu yang thole-thole pasti anak-anak NU”.
Beliau melanjutkan penjelasan mengenai pentingnya kita tahu sejarah berdirinya NU yang tak lepas dari tiga pilar tadi. Tiga pilar tersebut yaitu, Nahdlatul Wathan, Taswirul Afkar, dan Nahdlatut Tujjar. “Nah harusnya kader IPNU IPPNU mampu memahami konsep Nahdlatut Tujjar ini”, lanjut beliau.
Menurut beberapa penelitian mengenai tiga pilar ini, sebetulnya yang populer dikenal sebagai penggagasnya adalah KH. Wahab Hasbullah. Namun penulis sendiri berpendapat bahwa karena KH. Wahab Hasbullah adalah santri Kyai Kholil Bangkalan, besar kemungkinan gagasan tiga pilar itu berasal pula dari gurunya tersebut. Sang santri, Kyai Wahab, hanya menjalankan titah gurunya untuk kemaslahatan umat.
Dari beberapa sumber, masing-masing dari tiga pilar tersebut merupakan sebuah lembaga yang berdiri sendiri dengan tujuan dan visi misi tersendiri. Taswirul Afkar, bergerak di bidang pemikiran dan pendidikan. Nahdlatul Wathan bergerak di bidang Kebangsaan atau Nasionalisme. Ada kecenderungan terhadap politik juga di dalamnya. Nahdlatut Tujjar bergerak di bidang ekonomi dan sosial.
Baca Juga : Ahmad Tohari Tantang Banser Banyumas Menulis Puisi
Namun penekanan Bapak Ahmad Tohari sendiri, lebih kepada pengoperasian ekonomi mandiri dari organisasi. Tidak melulu mengandalkan ekonomi para aghniya, tapi ada proses dan perjuangan dari diri organisasi juga untuk memproduksi.
Secara harfiah, Nahdlatut Tujjar (NT) diartikan sebagai Kebangkitan Para Pedagang. Inisiasi NT juga diprakarsai oleh KH. Hasyim Asy’ari yang masyhur sebagai pendiri NU. Tujuan utama dari NT adalah pemberdayaan ekonomi untuk membantu dakwah dan syiar Islam ala ahlussunah wal jamaah ke seluruh Nusantara. Meskipun realitanya hanya terjadi di pusaran pulau Jawa saja.
Setelah NT terbukti mendapatkan hasil dalam perekonomian, pada langkah selanjutnya dana ini didonasikan kepada Taswirul Afkar dan Nahdlatul Wathan. Strategi pengadaan dana terbukti berhasil. Bahkan NT mampu memberikan kebermanfaatan yang besar bagi sebagian rakyat pribumi waktu itu.
Untuk itu, semangat para pendahulu kita di NU, jangan pernah hanya kita anggap sebagai hiasan sejarah saja. Sudah seharusnya kita sebagai generasi para pendahulu, untuk bisa menginovasi gagasan mereka dan mengukir sejarah kita sendiri di zaman ini. Hiasan sejarah yang kita ukir saat ini, akan tetap terus harum dan tercium oleh generasi berikutnya.
Kontributor : Saeful Huda