Pandemi Sebagai Api Semangat

Oleh : Sayyidati Tsurayya Ibtisam*

Pandemi COVID-19 telah menjadi bencana global dan menguras tenaga, pikiran bahkan materi. Baik di Negara Maju maupun Negara-Negara Berkembang seperti Indonesia, semuanya berupaya agar dapat mengatasi Pandemi COVID-19 tersebut dengan semua resiko di berbagai bidang.

Permasalahan demi permasalahan pun muncul seiring bertambah panjangnya jumlah kasus COVID-19 yang terus bertambah. Permasalahan tenaga kerja, pendidikan hingga amaliah ibadahpun menjadi pekerjaan berat bagi pemerintah untuk bisa segera mengatasinya.

Pandemi COVID-19 di Indonesia, mulai terdeteksi sejak tanggal 2 Maret 2020. Hingga Agustus 2021 saat ini, berarti sudah kuranglebih 1,5 tahun dirasakan seluruh rakyat Indonesia. Berbagai cara telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengupayakan penanganan terbaik bagi warga negaranya. Pola LockDown Total, LockDown Wilayah, Pembagian Zona Merah-Kuning-Hijau, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, hingga PPKM menggunakan Level sesuai perkembangan kasus di tiap-tiap daerah.

Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan terus ditingkatkan fungsi pelayanannya agar dapat menampung pasien-pasien yang terpapar COVID-19. Upaya Karantina yang terkoordinir oleh masing-masing daerah maupun anjuran Isolasi Mandiri (ISOMAN) bagi orang-orang yang dicurigai terpapar COVID-19 juga dilakukan.

Upaya mendatangkan Vaksin hingga memproduksi Vaksin di Dalam Negeri pun dilakukan. Vaksinasi secara menyeluruh se- Indonesia pun sedang terus dilaksanakan, sebagai upaya pencegahan. Seluruh elemen masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan serta turut aktif dalam menyikapi Pandemi COVID-19 tersebut.

Dunia Pendidikan adalah salah satu sektor yang turut merasakan imbas dari Pandemi COVID-19. Sebelum diumumkannya kasus COVID-19 melanda Indonesia, sekolah-sekolah, lembaga pendidikan agama seperti pondok pesantren dan lembaga-lembaga kursus dapat maksimal menjalankan fungsinya. Namun sekarang, pola pendidikan di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya terpaksa memutar otak agar dapat tetap berfungsi sebagai lembaga pendidikan dengan tetap mematuhi aturan pemerintah.

Pola pembelajaran online atau “dalam jaringan” (daring) menjadi pilihan yang sementara ini dianggap dapat dilakukan. Meskipun, pada prakteknya banyak sekali kendala yang timbul. Kendala perangkat dan pemahaman teknologi adalah permasalahan yang paling banyak ditemui dalam pemberlakuan sistem pembelajaran online tersebut.

Dalam hal mengaplikasikan pembelajaran online berbasis perangkat elektronik, sudah tentu tidak semua siswa dan orang tua siswa dapat menjalankannya dengan sempurna. Kendala perangkat atau gadged maupun perangkat komputer atau laptop bagi sebagian orang merupakan hal yang tidak mudah disediakan. Namun, demi kelangsungan pembelajaran putra-putrinya akhirnya dengan berbagai upaya dapat mereka sediakan. Tidak berhenti sampai hanya menyediakan perangkat saja, ternyata masih ada kendala lainnya yang menghadang. Yakni, kendala signal jaringan dan biaya quota data atau internet yang harus mulai dianggarkan rutin bagi orangtua siswa. Belum lagi, butuh waktu untuk membiasakan diri menggunakan beberapa aplikasi yang digunakan pihak sekolah untuk melangsungkan pembelajaran online.

Dahulu, bagi kami yang sekolah di tingkat menengah seperti MTs dan SMP tentunya tidak terlalu mengenal apa itu ZOOM Meeting, Google Meet, Google Form, Skype, E-Learning Application dan beberapa aplikasi tatap muka serta aplikasi pembelajaran online lainnya. Sekarang, kami dapat berkenalan dengan aplikasi-aplikasi tersebut dan menjadi terbiasa. Awalnya memang butuh waktu untuk mempelajari dan beradaptasi dengan hal-hal tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, kami akhirnya terbiasa menggunakannya. Ini merupakan hikmah yang bisa diambil dari kondisi Pandemi COVID-19. Selalu ada hal positif yang dapat diambil dari kejadian yang menimpa kita.

Meskipun saat ini kami sudah terbiasa dengan model pembelajaran online menggunakan beberapa aplikasi online, namun tetap saja yang terbaik dalam proses pembelajaran adalah datang ke sekolah dan bertemu langsung dengan guru. Mendengarkan langsung penjelasan guru dan berinteraksi langsung dengan kawan-kawan sekelas.

Memahami materi pembelajaran melalui modul dan buku yang telah disediakan, tanpa bertemu langsung dengan guru yang mengajarkannya bagi kami kurang maksimal. Apalagi dengan terbatasnya waktu pembelajaran dengan model online. Terkadang, kami merasa kurang memahami mengenai pembelajaran yang disampaikan karena mungkin terkendala signal jaringan atau waktu penyampaian yang singkat. Hal tersebut terkadang mengakibatkan kami bingung. Kebingungan akhirnya membuat kami merasa kurang bersemangat dalam menerima pembelajaran.

Di saat kami bingung atau kurang memahami materi yang diberikan secara online, kadang kami menanyakannya pada orang tua. Orang tua kami selalu siap mendengarkan pertanyaan kami seputar pembelajaran sekolah melalui aplikasi online setiap hari. Namun terkadang, keterbatasan waktu serta minimnya pengetahuan orang tua dengan topik-topik pelajaran di sekolah jaman sekarang, membuat mereka juga kebingungan dalam menjawab pertanyaan kami. Di saat itulah, kami merasa kurang bersemangat melanjutkan mempelajari materi dan memutuskan untuk menunggu jadwal pertemuan berikutnya bersama guru pengajar materi tersebut.

Baca Juga : Rekonstruksi Ruang Perjumpaan Keragaman

Semangat kami dalam belajar di masa Pandemi COVID-19 ini memang kadang menurun. Sebab terbatasnya interaksi kami bersama guru pengajar dan kawan-kawan sekelas. Jika pada situasi normal, kami dapat berinteraksi langsung bertatap muka dengan guru dan kawan-kawan di sekolah dapat meningkatkan semangat kami belajar setelah pulang ke rumah. Di rumah pun, orang tua kami selalu memberi motivasi agar terus belajar dan semangat.

Ada satu momen penting yang membuat saya kembali semangat untuk belajar di masa Pandemi COVID-19 ini. Sehari sebelum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, saya melihat orang tua saya sedang melihat Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo pada tanggal 16 Agustus 2021 melalui kanal Youtube. Beliau Bapak Presiden Republik Indonesia menyampaikan sebuah pandangan yang membuat saya semangat. Kata Beliau, “Krisis, Resesi dan Pandemi itu seperti api. Kalau bisa kita hindari, tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari”. Hal tersebut memberikan makna pada saya bahwa kejadian yang sedang dihadapi Indonesia saat ini sebaiknya dapat diambil hikmahnya.

Selanjutnya Beliau menyampaikan juga, “Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan tetapi sekaligus menguatkan. Kita ingin Pandemi ini menerangi kita untuk mawas diri, memperbaiki diri dan menguatkan diri kita dalam menghadapi tantangan masa depan”.

Dari Pidato tersebut, saya diajarkan oleh orang tua saya bahwa kejadian ini (pandemi) seharusnya menjadi pemicu semangat. Semangat untuk tetap menuntut ilmu, mencerna ilmu yang diberikan bapak dan ibu guru serta melihat kondisi sekitar agar dapat menjadi pelajaran. Pandemi COVID-19 ini seharusnya menjadikan kita untuk tetap semangat dan lebih semangat lagi untuk belajar agar dapat menghadapi tantangan kondisi masa depan yang pastinya lebih berat.

Semangat belajar menuntut ilmu di masa Pandemi COVID-19 ini, menyemangati saya untuk dapat belajar dari pengalaman yang terjadi saat ini. Jika semangat belajar ini dapat ditumbuhkan hingga sempurna menyelesaikan pendidikan, maka ilmu yang diperoleh dengan segala tantangan sebab kondisi keterbatasan akibat Pandemi ini akan menjadi pengalaman berharga.

Pengalaman berharga serta ilmu yang diperoleh saat ini nantinya akan menjadi ilmu untuk menghadapi tantangan masa depan yang mungkin akan lebih berat. Kemungkinan akan terjadinya keadaan yang mungkin lebih buruk dari Pandemi COVID-19 saat ini, akan menjadi jalan ilmu guna menghadapinya kelak. Orang tua-ku pernah mengatakan bahwa “pengalaman sekarang harus diingat-ingat, supaya bisa menjadi ilmu yang mungkin akan berguna di masa depan”.

Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Agustus 2021 tersebut di atas dan pesan Orang Tuaku itulah yang kemudian menambah semangat bagiku untuk tetap optimis menjalani pembelajaran-pembelajaran online menggunakan aplikasi di gadged dan laptop selama masa Pandemi COVID-19 ini. Semangat ini juga yang akan saya tularkan kepada adik saya yang saat ini sedang bersekolah di tingkat dasar kelas dua, agar adik saya juga tetap semangat dan jangan menjadikan kebingungannya dalam belajar menurunkan semangatnya.

Tetap bersemangat bangun pagi seperti yang seharusnya pada saat kondisi normal. Semangat untuk tetap menggunakan seragam sekolah setiap mengikuti pembelajaran online dari guru, meskipun tidak hadir di sekolah seperti saat kondisi normal. Semangat untuk tetap konsisten dan jujur dalam menjalankan tugas-tugas sekolah yang diberikan bapak dan ibu guru, meskipun beliau tidak melihatnya karena dikerjakan online di rumah. Semangat untuk tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang disediakan oleh sekolah/madrasah meskipun dilakukan secara online.

Semangat untuk tetap berupaya berinteraksi sedekat mungkin dengan para guru-guru panutanku di sekolah/madrasah meskipun hanya bisa dilakukan secara online melalui aplikasi pembelajaran maupun chating online. Semangat untuk berinteraksi sedekat mungkin dengan kawan-kawan seangkatan maupun kakak kelasku di sekolah/madrasah sebagai pengikat tali silaturahmi kami meskipun hanya bisa dilakukan melalui online tanpa bisa intens bertemu muka.

Semangat terus kawan-kawanku di seluruh Indonesia. Semangat kita dalam menerima pembelajaran online di masa Pandemi COVID-19 ini akan menjadi pengalaman berharga yang akan kita ceritakan kepada adik-adik kita besok hari.

Tetap semangat kawan-kawanku di seluruh Indonesia. Semangat kita akan mengobati duka Ibu Pertiwi. Negara ini membutuhkan kita di masa depan, sebagai penerus cita-cita pendiri bangsa ini dan cita-cita Orang Tua kita.

Tetap semangat kawan-kawanku di seluruh Indonesia. Pandemi COVID-19 ini pasti akan berakhir, dan kita akan dapat menjalani kehidupan normal seperti kehidupan sebelum COVID-19 melanda dunia ini.

Tetap patuhi protokol kesehatan yang telah dicanangkan. Tingkatkan usaha menjaga kesehatan secara mandiri di rumah dan lingkungan kita masing-masing. Tetap sehat dan semangat untuk Indonesia yang Tangguh.

*) Siswi Kelas VII MTs Negeri 1 Banyumas

Tulisan sebelumnyaCatat! Ahad Besok, MWC NU Pekuncen Gelar Doa Untuk Negeri
Tulisan berikutnyaKata Pak Sabar, Hidup Itu Harus Sabar

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini