JAKARTA,nubanyumas.com – Maulid Nabi merupakan saat-saat penuh dengan suka cita dan semua makhluk yang ada di alam semesta ini harus merasakan kebahagiaan. qul bifadhlilllâhi wa biraḫmatihî fabidzâlika fal yafraḫû ‘Katakanlah (Muhammad), Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira’ surat Yunus (58).
“Ayat ini menghimbau kepada sekalian alam, untuk bergembira dan bersuka cita atas wujudnya rahmat dan anugerah, rahmat dan anugerah yang terbesar yang pernah ada di bumi ini adalah lahirnya Nabi Muhammad SAW,” kata Rais PBNU KH Miftahul Akhyar pada peringatan Maulid Nabi di Masjid Istiqlal Selasa,(19/10/2021) malam.
Kisah hidup sejarah perjalanan Nabi, lanjut Kiai Miftach bisa menjadi motivasi untuk terus melanjutkan perjuangan zuhud dan jihad yang semua itu membutuhkan pengorbanan. Dan Maulid Nabi adalah momen yang pas untuk memompa semangat dan perjuangan umat Islam.
“Salah satu teladan semangat perjuangan Nabi Muhammad SAW pada fase dakwah di Mekah adalah banyak menerima ancaman dari bangsa Quraisy, hingga kemudian memutuskan untuk hijrah ke Madinah,” jelasnya.
Baca Juga : Nabi Muhammad Teladan Mengelola Keragaman
Dasar peringatan Maulid Nabi, menurut pengasuh Pesantren Miftachus Sunah Surabaya itu adalah untuk mengingat teladan Nabi Muhammad SAW. Allah Sendiri sejak dulu sudah menganjurkan Nabi untuk mengingat kisah-kisah Nabi dan Rasul terdahulu, untuk memotivasi atas jejak perjuangan mereka.
Maulid Nabi juga merupakan apresiasi umat muslim atas kelahiran Nabi Muhammad, karena jauh sebelum itu Allah sudah biasa mengapresiasi kelahiran Nabi-Nabi sebelum Muhammad.
Misalnya ketika Allah mengapresiasi kelahiran Nabi Yahya As dalam surat Maryam (15) yang artinya. ‘Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali’.
“Bahkan, Nabi Isa sendiri mengapresiasi kelahiran dirinya,” pungkas Kiai Miftach.(*)