Khutbah Jumat: Sifat-Sifat Orang yang Shalih

Khutbah Jumat: Sifat-Sifat Orang yang Shalih
Oleh: Gus M. Sa’dullah (Ketua PC LDNU Kab. Banyumas)

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ بِالتَّقْوَى، وَوَعَدَ عَلَيْهَا الْجَنَّةَ وَالنَّجَاةَ، وَحَذَّرَ مِنَ الْمَعَاصِي وَالْخَطَايَا، وَأَعَدَّ عَلَيْهَا الْعَذَابَ وَالْهَلَاكَ .أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيمِ .أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ اَلْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِيْنَ هُم مُّحْسِنُونَ.

Ma‘asyiral Muslimin rahimakumullah,
Puji syukur alhamdulillahi rabbil alamin, atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah Swt berikan kepada kita semua, mulai dari nikmat iman, islam, sehat wal afiat, dan nikmat kesempatan melaksanakan ibadah shalat Jumat. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita, Rasulullah Muhammad Saw.

Selanjutnya, sudah menjadi amanah bagi kami selaku khatib pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk senantiasa mengingatkan diri kita semua akan pentingnya meneguhkan iman dan merawat takwa dalam kehidupan sehari-hari. Karena iman dan takwa itulah yang akan meneduhkan hati ketika gelisah menghampiri kita, serta menguatkan langkah ketika lelah mulai melanda. Dan hanya takwa pula yang akan menjadi bekal kita menuju akhirat nanti.

Ma‘asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah Jumat kali ini, khatib akan menyampaikan sebuah ayat dalam Al Qur’an yang memiliki makna penting bagi kehidupan manusia, khususnya bagi seorang Muslim. Ayat ini terdapat dalam surat Ali Imran, ayat 114:

يُؤْمِنُوْنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الأَخِرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُسَٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرَاتِ وَأُو۟لآئِكَ مِنَ الصَّالِحِيْنَ

Artinya: “Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang shalih.”

Jika kita cermati dengan baik, di dalam ayat ini Allah Swt telah menyebutkan tentang karakteristik bagi orang-orang yang shalih. Ayat ini merupakan jawaban ketika kita bertanya-tanya seperti apakah gambaran orang shalih.

Secara umum, kata “Shalihin” atau orang-orang shalih telah banyak disebutkan oleh para ahli tafsir secara beragam. Imam Al Baidhawi dalam tafsirnya Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil, mengatakan bahwa orang shalih adalah orang yang menghabiskan usianya untuk mentaati Allah dan mengerahkan hartanya di jalan yang di ridlai-Nya. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengartikan, “Orang shalih sebagai orang yang baik amal lahir dan amal batinnya”. Sedangkan Imam Khazin dalam tafsirnya menyebutkan, “Orang shalih yaitu orang yang akidahnya benar dan amalnya sesuai dengan pedoman sunnah dan ketaatan kepada agama”.

Ma‘asyiral Muslimin rahimakumullah,
Berdasarkan surat Ali Imran, ayat 114 di atas, kita semua mendapatkan pelajaran bahwa pengelompokan karakteristik orang-orang shalih sebagai berikut:

Pertama, mereka beriman kepada Allah Swt dan hari Akhir.
Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah Swt dan kepada hari akhir dengan keimanan yang benar dan sungguh-sungguh tidak ada keraguan di dalamnya.

Orang yang beriman kepada Allah Swt tentu akan mengerjakan amal shalih. Hal ini karena jika dilihat dari pengertiannya, beriman itu berarti meyakini dalam hati, diucapkan dalam lisan dan diamalkan dalam perbuatan. Mereka mengamalkan perintah Allah Swt dan Rasul-Nya, sesungguhnya Allah menjadikan mereka tergolong orang-orang shalih. Allah Swt berfirman:

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَنُدْخِلَنَّهُمْ فِى ٱلصَّٰلِحِينَ

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang shalih.” (Qs. Al Ankabut: 9).

Menurut Imam Asy Syaukani dalam tafsir Fathul Qadir, beliau mengatakan, “Orang-orang shalih itu, mereka beriman kepada Allah, dan disini termasuk di dalamnya sifat lainnya, yaitu beriman kepada kitab-kitab-Nya dan para Rasul-Nya, dan pokok keimanan ini adalah beriman kepada apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.”

Sementara dengan beriman kepada hari akhir, maka manusia bisa benar-benar memaknai tujuan kehidupan di dunia, yakni beribadah kepada Allah Swt. Sebab, hari akhir merupakan waktu pertanggungjawaban. Orang yang beriman kepada hari akhir, kehidupannya akan senantiasa berorientasi akhirat dan jangka panjang. Ia akan mengisi waktunya dengan kegiatan positif yang bernilai ibadah.

Kedua, mereka mengajak orang lain untuk berbuat baik dan menghindari maksiat.
Menurut Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaily dalam kitab tafsirnya Al Munir, beliau mengatakan, “Orang-orang beriman itu mengerjakan amal-amal shalih, mereka memperbaiki diri mereka, berusaha memperbaiki diri orang lain dan berjuang melawan kesesatan dan penyimpangan, sehingga mereka berhak mendapatkan gelar “orang-orang shalih”.

Pemberian gelar orang shalih merupakan tujuan dari pujian dan sanjungan terhadap mereka. Hal ini seperti pujian Allah Swt terhadap Nabi Ismail As., Nabi Idris As., Nabi Dzulkifli As. dengan menyebutkan sifat keshalihan ini untuk mereka dalam ayat, ‘Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang shalih.’ (Qs. Al Anbiya’: 86). Allah Swt juga berfirman tentang Nabi Sulaiman As, ‘Dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih.’ (Qs. An Naml: 19).

Dengan demikian, orang shalih itu harus menjadi teladan, sehingga orang lain bisa mengikutinya. Mereka bertindak sesuai norma agama dan sosial yang berlaku, senantiasa menghindari kemaksiatan atau kejahatan terhadap sesama manusia.

Ketiga, mereka bersegera di dalam menunaikan kebajikan.
Orang-orang shalih adalah pecinta kebajikan. Mereka penuh semangat dalam mengerjakan amal-amal shalih tanpa ada sedikitpun keengganan atau menunda-nundanya. Mereka disisi Allah Swt adalah orang-orang shalih yang baik keadaan dan amal perbuatannya. Mereka menyibukkan diri dengan hal-hal positif, dan bersegera untuk melakukan perbuatan yang baik. Hamba yang shalih tersebut senantiasa berlomba-lomba melakukan kebaikan yang dilandasi dengan keikhlasan karena Allah Swt. Menjalankan perintah Allah dalam surat Al Baqarah, ayat 148:

فَاسْتَبِقُوْا الْخَيْرَاتِ

Artinya: “Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.”

Dalam hadits, perintah bersegera dalam kebaikan juga telah disampaikan Rasulullah Saw:

بَادِرُوْا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ الْلَّيْلِ اَلْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِىْ كَافِرًا أَوْ يُمْسِىْ مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

Artinya: “Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia.” (HR Muslim).

Ma‘asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita meneladani sifat-sifat orang shalih ini. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang taat, istiqamah, berakhlak mulia, dan senantiasa mendapatkan rahmat-Nya. Amin, ya rabbal ‘alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ أَمَّا بَعْدُ: فَيآ أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ إِتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يآ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْماً. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ يَا قَوِيُّ يَا مَتِيْنُ، يَا مُعِيْنُ يَارَحِيْمُ، نَسْأَلُكَ لِأَنْفُسِنَا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْقُوَّةَ فِي الدِّيْنِ، وَالصَّبْرَ عَلَى الْبَلَاءِ وَالثَّبَاتَ عَلَى الطَّاعَةِ وَاْلإِسْتِقَامَةَ عَلَى طَرِيْقِ الْحَقِّ.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ، وَوَفِّقْنَا لِكُلِّ عَمَلٍ تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَارْزُقْنَا اْلإِخْلَاصَ فِي الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ، وَحُسْنَ الْخَاتِمَةِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Tulisan sebelumnyaKhutbah Jumat: Melawan Penyimpangan LGBT
Tulisan berikutnyaKongkrit! Baznas Banyumas Cepat Tanggap, Siapkan Solusi untuk Gubug Reot Warga Desa Bangsa

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini